K.H. Imam Yahya; Istiqomah Dalam Menekuni Amaliyah
Kediri, 05 September 2023 M / 20 Shofar 1445 H. Seluruh santri Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah mengadakan acara pembacaan manaqib Syaikh Abdul Qodir al-Jailany dalam rangka memperingati Haul K.H. Imam Yahya bin K.H. Mahrus Ali.
Acara ini gelar secara serentak di masing-masing asrama. Pada kesempatan kali ini, Ning Rifa (Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah Asrama Al-Misky) menyampaikan beberapa hal terkait karomah dan amaliyah Almarhum Almaghfurlah K.H. Imam Yahya Mahrus.
K.H. Imam Yahya bin K.H. Mahrus Ali merupakan sosok Ulama’ yang benar-benar Kamil (sempurna). Beliau bukan hanya Ulama’ yang bisa mengaji. Tapi juga Ulama’ yang senantiasa istiqomah dalam menekuni amaliyah.
“Mbah Yai Imam itu setiap malam tidak pernah sare (tidur). Yang Beliau lakukan ialah ibadah, sholawat, dan wiridan sampai shubuh datang. Lisannya tidak pernah berhenti bergerak dari membaca aurod. Ini dilakukannya meski tangan Beliau sambil menggosok pisau.” Tutur Ning Rifa (Menantu pertama K.H. Imam Yahya Mahrus)
“Jadi, Mbah Imam niku hobi mengoleksi pisau. Termasuk keris-keris pada zaman Majapahit dan zaman Singosari itu Beliau punya. Entah dapatnya dari mana, wallohu a’lam. Ini termasuk sirr-nya Beliau.”
Terdapat banyak amaliyah yang Beliau istiqomahkan, salah satunya yakni mengimami istighotsah setiap malam.
“Sampai menjelang akhir hayatnya, Beliau masih aktif mengimami istighotsah. Padahal saat itu Beliau sudah dalam kondisi melakukan kemoterapi di Surabaya setiap bulannya.”
“Sebelum berangkat mengimami istighotsah, biasanya Mbah Imam membangunkan para santri HM Putra terlebih dahulu. Kang-Kang Santri yang mendengar suara قُمْ..قُمْ..قُم.. dengan iringan ketukan tongkat pun langsung bangun sampai terjungkal-jungkal. Ini merupakan ciri khas Mbah Yai Imam dalam membangunkan para santrinya. Terkadang cara ini juga digunakan oleh sebagian Pengurus untuk membangunkan para santri, karena kang-kang santri akan segera bangun jika mengira Mbah Yai Imam yang membangunkan.”
Termasuk amaliyah istimewa K.H. Imam Yahya lagi, yakni senang mengembala. Setiap selesai sholat shubuh, Mbah Imam mengaji kitab kemudian jalan kaki ke kandang. Pengasuh Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah ini memiliki banyak hewan ternak, mulai dari kuda, kambing, sapi, bahkan ikan dan kera. Setiap pagi Beliau selalu memberikan makanan, melihat apakah sudah dimandikan oleh putra-putranya atau belum, dan juga memantau bagaimana cara putra-putranya memandikan.
Ning Rifa melanjutkan, “12 tahun yang lalu, saat Mbah Yai Imam wafat, kang-kang ndalem bagian kandang pun menyaksikan kalau hewan ternaknya ikut merasakan gelisah, semuanya tidak mau makan. Secara berkala, hewan-hewan ini pun mengikuti Beliau (berpulang ke rahmatullah). Kuda yang awalnya puluhan sekarang tinggal satu, itupun sudah tua renta. Ini merupakan salahsatu karomah K.H. Imam Yahya, suatu tanda/alamat bahwa Beliau termasuk Orang-Orang Pilihan.”
Wallohu a’lam.