Majelis Sholawat Kubro ke-13 di Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah Putra Lirboyo

AD PLACEMENT

Read Time:3 Minute, 49 Second

Kediri, Elmahrusy Media.

Kamis, (13/02) bertepatan dengan malam nisfu sya’ban, Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah Putra Lirboyo mengadakan Majelis Sholawat Kubro yang ke-13.

Acara yang dipelopori oleh Jam’iyyah Khidmatul Ma’had 27 yang berkolaborasi dengan Jam’iyyah Khidmatul Ma’had 28 ini bertempat di halaman belakang gedung sekolah.

Segenap santri tampak menawan dengan serempak berpakaian dan berkopeah putih, begitu semarak seirama lantunan sholawat yang disenandungkan oleh tim Habsy Sulthonus Sholawat. Setiap lantunan dan tabuhan, mengiringi lisan-lisan penuh kesyahduan.
Agus H. Nasyruddin Moenir, KH. Faruq Qusyairi, KH. Ays’ari, turut menghadiri acara ini. Terlihat juga segenap tamu undangan yang lain, mulai dari perwakilan lembaga yang berada di bawah naungan Yayasan Al-Mahrusiyah, baik formal ataupun non formal, juga seganap perwakilan alumni dari setiap jenjang angkatan.

AD PLACEMENT

Also Read: Haul Almarhum Almaghfurlah KH. Abdul Karim wa Zaujatihi Wa Dzurriyyatihima

Berdirinya MC membuka acara dan disambung dengan sambutan-sambutan.

Sambutan atas nama ketua panitia, disampaikan oleh saudara Faiz.

“Saya mewakili kepanitian acara Majelis Sholawat Kubro Jam’iyyah Khidmatul Ma’had 27 mengucapkan beribu-beribu terima kasih kepada segenap tamu undangan, juga para teman-teman santri yang telah mensukseskan acara ini. Dan tak lupa ucapan maaf yang sebesar-besarnya.”

Also Read: Pesan-Pesan Gus Reza Dalam Pembekalan Mudik Santri

Sambutan selanjutnya, atas nama Pembina JKM yang disampaikan oleh Bapak. Ahmad Aflachi Sa’di.

AD PLACEMENT

Dalam sambutannya, bapak Aflach sedikit menyampaikan perihal peranan Jam’iyyah Khidmatul Ma’had dan pentingnya berkhidmah.

“JKM merupakan wadah bagi kita untuk berdiskusi, belajar, apapun itu bentuknya.”

Also Read: Muwadda’ah Asrama Al-Misky, Berikut Untaian Kalam Hikmah Murobbi

Di sela menyampaikan perihal pentingnya segala kegiatan yang berlaku di JKM, semangat motivasi tak lupa diperingatkan untuk segenap teman-teman JKM.

Sambutan selanjutnya, atas nama Ketua Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah Putra Lirboyo yang disampaikan oleh Bapak. Ilham Fawaid.

AD PLACEMENT

Pak Ilham mengungkapkan apresiasi atas terselenggarakannya acara ini, juga sedikit menyinggung perihal bulan sya’ban dan momen liburan. Sebagai ketua pondok, tak lupa beliau mengingatkan pesan pada segenap lulusan, terutama kelas 12 MA dan 9 Mts.

Also Read: Gus Reza Mengingatkan Tafaqquh Fi ad-Diin dalam Acara Buka Bersama

“Bahwa rangkaian kegiatan kalian semua itu nanti baru berakhir di haflah, pada tanggal 14 juni. Sebelum itu nanti, tidak ada liburan, tidak boleh untuk teman-teman keluar pondok (sebelum tanggal itu).

Sambutan selanjutnya, atas nama Sesepuh Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah yang disampaikan oleh Bapak. Ronggo Warsito.
Di setiap sambutannya, cerita-cerita beliau adalah hal yang paling dinanti-nanti. Terutama perihal yai dan kehidupan kepesantrenan.

“Nikmati dan berbahagialah dengan kesantrianmu. Maka insyaallah kamu akan selalu dekat dengan guru-gurumu.”
“Riyadohe bocah golek ilmu yo iku sing sregep lek ngaji.”

Also Read: Sanadan 2025 Berani Tampil Beda

Hingga di inti acara, mauizhoh hasanah disampaikan oleh KH. Ahmad Dahlan Ridwan

“Ma min lailatin ba’da lailatil qadri afdhola min lailatil nisfi sya’ban. Tidak ada malam yang lebih utama setelah malam lailatul qadra, selain malam nisfu sya’ban.”

Dalam mauizhohnya, KH. Ahmad Dahlan Ridwan atau yang akrab disapa Cak Lalang ini menyampaikan perihal bulan Sya’ban, malam Nisfu Sya’ban.
“Sayyid Muhammad Alawy al-Maliki mengatakan, ‘sebenarnya semua waktu itu sama. Cuma yang membedakannya adalah al hawadist, kejadian-kejadian yang terjadi di masa tersebut, sehingga menjadikan mulia.’”

Lantas beliau menceritakan perihal bulan Sya’ban yang mengadu kepad Allah atas nasib dirinya yang diapit oleh bulan Rajab yang mulia karena Isra’ Mi’rajnya Nabi dan bulan Ramadhan yang tak perlu diragukan lagi perihal kemuliannya.

Maka dengan itu, Allah menerima pengaduan bulan Sya’ban dan memberikan kemulian di dalamnya dengan malam Nisfu Sya’ban.

“Sya’ban disebut syahru Qur’an sebab banyak orang yang membaca Al-Qur’an di dalamnya, juga disebut syahru sholawat sebab ayat sholawat turun di bulan Sya’ban.”

Di pertengahan mauizhoh, KH. Melvin Zainul Asyiqien datang. Selepas selesainya mauizhoh, acara dilanjut dengan sambutan atas nama dzuriyyah yang disampaikan oleh Gus Iing.

Dalam sambutannya, Gus Iing pun sedikit membahas tentang bulan Sya’ban, malam Nisfu Sya’ban. Beliau mengutip cerita Nabi dan Malaikat Jibril tentang keistimewaan bulan Sya’ban, terkhusus untuk umat Nabi.

“Malaikat Jibril mengatakan, ‘Tuba liman jahada fi hazihil lailah, tuba liman rafa’a fi hazihil lailah’. Beruntung bagi orang yang bersujud di malam ini, beruntung bagi orang yang beribadah di malam ini. Nabi kembali bertanya, ‘Sampai kapan (kemuliaan ini akan berakhir)?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Hatta tatlu’u asy-syams’, sampai terbitnya matahari.”

Gus Iing pun turut mengutip cerita antara Imam Syafi’i dan Imam Waqi’, lalu merefleksikan pada kehidupan santri, selaku pencari ilmu, untuk menjauhi maksiat.

“Istighotsah sing tenanan, sujud sing tenanan, ben kabeh duso diampuni oleh allah Swt. Lek wes diampuni dosane, insyaallah ilmu kuwi bakal tumancep. Man taba kaman la danba lahu. Sopo wong sing tobat, (maka) koyok wong sing ra duwe duso. Tobat ipun kulo kaleh panjenengan iku dengan nopo, ya dengan moco istighfar.” Ucap kiai yang baru saja mendapatkan gelar doktor itu.

Acara ditutup dengan do’a yang dibacakan oleh KH. Faruq Qusyairi.