Dunia yang sudah serba canggih ini semuanya tak lain salah satunya adalah berkat besarnya rasa penasaran, Hal ini memang harus kita sepakati bahwa sepenting itu rasa penasaran harus kita tumbuhkan untuk lebih menguatkan kita dalam perspektif pembelajaran.
Banyak sudah temuan-temuan dari banyaknya ilmuwan-ilmuwan yang mereka temukan berawal dari secercah penasaran yang kemudian mereka menindak lanjutinya dengan berbagai banyak pencarian yang menjadikan mereka menemukan hal-hal yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya.
Hal ini memberikan pendapat bagi penulis bahwa dalam konteks belajar, rasa penasaran adalah gerbang awal menuju luasnya pengetahuan.
Kenapa demikian?
Karena, pertama, sejatinya rasa penasaran adalah insting alamiah dari manusia itu sendiri, sebuah sifat fundamental serta sifat bawaan yang dimiliki manusia untuk upaya bertahan hidup dan berkembang dari kekosongan pengetahuan.
Kedua, penasaran adalah suatu dorongan awal untuk melangkah pada tingkatan selanjutnya dalam suatu keinginan untuk memahami sesuatu, sehingga berkat penasaran inilah seseorang dapat menemukan informasi yang belum ia ketahui sebelumnya dengan cara melakukan penelusuran mendalam dengan membaca ataupun bertanya.
Ulama Islam, Ibnu Sina yang dalam perspektif barat lebih dikenal dengan nama Avicenna, adalah ilmuwan polimatik yang memiliki rasa ingin tahu yang tak terbatas, pada usia muda, beliau sudah menguasai Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan, besarnya rasa penasaran terhadap penyakit dan tubuh manusia, mendorongnya untuk menulis “القانون في الطب”, (Canon of medicine) sebuah ensiklopedia medis yang menjadi rujukan utama di Eropa selama berabad-abad.
Albert Einstein seorang ilmuwan fisikawan menyatakan bahwa dirinya sama sekali tidak memiliki bakat khusus, akan tetapi ia memiliki rasa penasaran yang sangat besar, hal ini adalah suatu bentuk kerendahan dan keyakinannya bahwa keberhasilannya tidak berasal dari kecerdasan bawaan, tetapi dari dorongan yang tak pernah padam untuk bertanya dan mengeksplorasi. Ia percaya bahwa semua orang memiliki potensi untuk menjadi “jenius” jika mereka memelihara rasa penasaran yang mendalam.
Banyak sekali parameter ilmuwan yang bisa dijadikan acuan entah dari ulama Islam atau ilmuwan barat, yang semuanya adalah orang-orang besar yang lahir dari rasa penasaran yang tinggi, sehingga ini bisa menjadi sebuah penyemangat bagi kita sebagai pelajar agar bisa menjaga dan memelihara rasa penasaran untuk memanfaatkan akal pikiran yang sudah Allah berikan.
Seperti yang sudah penulis katakan diatas, bahwasanya penasaran adalah sifat alamiah manusia, yang juga timbul berkat suatu keadaan yang dialami manusia itu sendiri, sehingga dalam upaya untuk mengembangkannya ada banyak cara yang dapat dilakukan seperti halnya:
Membaca.
Membaca adalah salah satu upaya untuk meningkatkan hasil penasaran yang kita miliki, dengan membaca, seseorang mendapatkan bukti-bukti yang dapat menjawab rasa penasarannya, sehingga berkat penasaran inilah seseorang dapat menambah ilmu pengetahuannya. Seperti halnya anggota tubuh yang lain yang membutuhkan nutrisi untuk menjaga kesehatannya, otak pun juga membutuhkan nutrisi, dan membaca adalah nutrisi yang penting untuk menjaga otak dapat berfungsi dengan maksimal.
Bertanya.
Manusia adalah makhluk sosial, yang sejatinya membutuhkan satu dengan yang lainya, lewat berkomunikasi inilah kita dapat melempar ribuan pentanyaan yang ada didalam benak kita, sehingga kita bisa mendapatkan sudut pandang dari orang lain mengenai suatu hal yang kita ingin pelajari.
Artinya, sebagai pelajar, sudah sepatutnya bagi kita untuk menumbuhkan rasa penasaran lewat pengaplikasian dengan cara membaca ataupun bertanya, yang dalam hal ini adalah upaya meningkatkan pengetahuan.
Wallahu A’lam.