Feminisme? Apa itu? Dari mana istilah itu muncul?
Perlahan-lahan namun pasti kita telisik pembahasan tentang feminisme. Feminisme tuh apa ya? Feminisme tuh suatu kesadaran akan penindasan dan pemerasan terhadap perempuan dalam masyarakat, tempat kerja, dan dalam keluarga yang disertai dengan tindakan sadar oleh perempuan ataupun laki-laki untuk mengubah keadaan tersebut.
Tak sedikit yang berarti banyak dari kita menganggap bahwa istilah fminisme atau gender sering dikaitkan dengan kondisi perempuan yang terpuruk, tertinggal, dan subordinasi. Mengapa demikian? Simak baik-baik. Emot senyum manis.
Gender merupaka konsep dasar dari feminisme yang pertama kali dicetuskan oleh Anne Oakkey. Menurutnya perempuan merupakan sumber daya yang cukup besar bahkan jumlahnya melebihi dengan jumlah pria. Namun, sangat sedikit sekali kaum perempuan berpartisipasi disektor publik terutama bidang politik daripada laki-laki.
Kaum feminisme menganggap bahwa keterlibatan perempuan dalam industralisasi, sektor publik, dan modernisasi adalah jalan yang harus ditempuh untuk meningkatkan status perempuan. Pemikiran mainstream dari agendanya sendiri adalah menwujudkan kesetaraan gender yang bersifat kuantitatif (50/50) baik didalam atau diluar rumah.
Lantas kapan istilah ini muncul di Indonesia? Di Indonesia sendiri istilah tersebut sudah dikenal sejak awal 1970-an yang dikenal dengan nama Emansipasi. Prinsip yang menjadi dasarnya istilah tersebut salah duanya adalah didominasi oleh pandangan yang tidak memasukkan wewenang Tuhan dalam pengaturan kehidupan manusia, dan materi dipandang sebagai aturan dari kebahagiaan dengan bunyi jargon “Siapa yang kuat dialah yang menang”. Ngeri gak tuh—skip.
Lantas bagaimana pandangan islam dalam menyikapi hal tersebut? Penting diketahui nih, ya. Dalam islam sendiri ketetapan gender yang diperjuangkan oleh gerakan feminis adalah sesuatu yang tidak perlu diperjuangkan. Nah, dalam kacamata islam sendiri posisi manusia itu sama sebagai hamba Allah. Dalam hal ini, yang menjadi tolak ukur derajat manusia adalah ketaqwaan manusia kepada Tuhan.
Dalam kehidupan, antara laki-laki dan perempuan memiliki peran, fungsi, dan posisi masing-masing yang berbeda sesuai dengan potensinya. Islam menilai tolak ukur kemuliaan secara kualitatif bukan kuantitatif dalam artian, sejauh mana seseorang itu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya (Q.S. al-Hujurat:13). Upaya implementasi dari feminisme sendiri bukannya membuahkan hasil terhadap perubahan kaum perempuan malah tidak memberikan hasil apa-apa. Bahkan lebih parah ide tersebut dapat membawa perempuan mengalami kesuraman masa depan dan ketidakjelasan identitas, perempuan juga akan dianggap menjadi Male Clune (tiruan laki-laki) karena telah mengadopsi kualitas maskulin.
Hikmah dari diciptaknnya perempuan dan laki-laki adalah untuk kelangsungan keturunan manusia melalui jalur pernikahan yang akan menciptkan bahtera rumah tangga sebagai kehidupan yang dikaruniai oleh persahabatan hingga tercipta kehidupan yang terlindungi dan ketentraman jiwa diantara keduanya. Jadi, jangan menilai feminisme sebagai upaya membangun derajat perempuan untuk dapat manyamai laki-laki secara kuantitas saja big NO namun juga harus dipahami secara kualitas karena antara laki-laki dan perempuan mempunyai keunggulan masing-masing sesuai dengan apa yang mereka usahakan. Sekian.