web analytics
AD PLACEMENT

Mengapa Mereka Gila Bola?

AD PLACEMENT
0 0
Read Time:3 Minute, 7 Second

Sepak bola, ya? Kenapa harus sepak bola? Sebuah cabang olahraga yang berasal dari Britania Raya (Inggris) sekitar abad ke-19 ini seolah selalu ramai peminatnya. Suporter, ultras, hooligan seolah telah menjamur dan basi di mana-mana. Meski basi mereka selalu ada dan anehnya selalu setia. Sebenarnya apa yang mereka lihat? Bola yang menggelinding? Jujur! Itu aneh. Sepertinya memang hiburan masyarakat atau malah semuanya ditentukan oleh strata sosial.

Ada yang menjadikan tim atau klub, pemain dan supporter sebagai simbol kehormatan. Adapula konflik-konflik dalam dunia perbolaan, bahkan sampai digaungkan sebagai peralihan isu dan umpan untuk ikan di air keruh. Mungkin menurut mereka sepak bola bukan sekadar olahraga ataupun hiburan.

Menonton orang bermain bola. Untuk apa? Banyak yang menganalisis bahkan dijadikan ajang sabung. Semuanya berkedok hobi dan minat sahaja. Tak salah memang ketika seseorang memiliki minat, terlebih minat yang mengandung manfaat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

AD PLACEMENT

“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317)

Dari hadist tersebut dapat disimpulkan, bahwa memiliki hobi yang bermanfaat tidaklah apa. Okelah jika hobi bermain bola, kalau hobi menonton bola? Jujur ketika saya diajak ngopi berkedok menonton pertandingan Timnas Indonesia vs Arab Saudi oleh beberapa teman semalam membuat saya berpikir. Ditambah keramaian dari teriakan orang-orang di warkop membuat pening. Sebenarnya mereka melakukan apa, sih?

Saya sampai membaca jurnal berjudul Menonton Sepak Bola Sebagai Pencari Kesenangan untuk mencari penyebab orang bisa tergila-gila akan bola. Jurnal tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang membuat menonton sepak bola menjadi sebuah kesenangan.

Disebutkan bahwa menonton sepak bola dapat memberikan kesempatan untuk lepas sejenak dari kehidupan sehari-hari dan memberikan kesenangan jauh dari tekanan pekerjaan. Menonton sepak bola mampu mengurangi perilaku yang dibatasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga pelepasan dan ledakan emosi dapat secara wajar ditampilkan dalam lingkungan sosial.

AD PLACEMENT

Tidak melulu dianggap sebagai hiburan, karena efek emosional saat menonton yang dimiliki individu membuat suasana menjadi lebih ramai. Ketika dalam kehidupan sehari-hari membatasi keinginan individu untuk berkegiatan dan berperilaku, menonton sepak bola dapat memungkinkan individu untuk mengungkapkan emosi dan ekspresinya menembus batas-batas tersebut. Secara tidak langsung, menonton sepak bola dapat membantu individu untuk berekspresi secara bebas, sesuka mereka.

Pada akhirnya, semua hasil penelitian dari jurnal di atas tidak mampu membuat saya berubah pikiran. Saya tetap memandang aneh mereka. Mungkin karena minat itu memang penting, sementara saya sama sekali tidak tertanam sedikit pun rasa minat dan ketertarikan akan bola. Sebenarnya hobi sendiri tidak dipermasalahkan dalam Islam, seperti firman Allah dalam surah Al-Qashash ayat 77,

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

“Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia.”

AD PLACEMENT

Ayat tersebut memerintahkan kita untuk mencari pahala sebagai bekal di akhirat, namun tanpa melupakan tanggung jawab yang ada di dunia. Hobi merupakan hal yang kita lakukan tanpa terpaksa, murni karena kita suka. Memiliki hobi yang bermanfaat tentunya memiliki banyak nilai positif, namun entah mengapa saya terlalu kontra kepada penonton sepak bola. Membuat tulisan ini begitu subjektif.

Tak bisa disalahkan saya berpendapat seperti ini. Melihat dampak-dampak yang ditimbulkan baik dalam segi sosial maupun individu. Tidak secuil saya lihat kerusuhan, keributan, hingga rasisme menghiasi stadion bahkan warkop terdekat. Tentu hal tersebut dapat memecah persatuan bangsa dari segi nasionalisme. Selain itu, menonton sepak bola juga berpontensi mengganggu emosional, seperti meluapkan rasa marah yang berlebihan bahkan sampai depresi karena tim yang dia dukung tidak memenangkan pertandingan.

Wallahu a’lam.

About Post Author

Rahmat Adhy Wicaksana

Lahir di ujung timur Pulau Sumatra. Hidup sederhana sambil melukis menggunakan kata-kata.
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

AD PLACEMENT

Lahir di ujung timur Pulau Sumatra. Hidup sederhana sambil melukis menggunakan kata-kata.

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Ngga Ipon, Ngga Ganténg!!

Ngga Ipon, Ngga Ganténg!!

Pulang Membawa Bara Bukan Sekedar Abu

Pulang Membawa Bara Bukan Sekedar Abu

Sedikit Langkah Kecil Untuk Memulai Perubahan

Sedikit Langkah Kecil Untuk Memulai Perubahan

Dunia Utopia di Indonesia

Dunia Utopia di Indonesia

Potret Nasionalisme Kaum Sarungan Dalam kitab Idhotun Nasyi’in

Potret Nasionalisme Kaum Sarungan Dalam kitab Idhotun Nasyi’in

Setiap Jiwa adalah Guru Kita

Setiap Jiwa adalah Guru Kita

AD PLACEMENT