Sebagai golongan Nandliyin, sedari kecil kita pasti erat dengan tradisi keagamaan, salah satunya tahlilan. Namun tahukah kamu mengenai apa saja yang dibaca tahlilan beserta keterangan hukumnya? Markulas (Mari kita ulas).
Ditinjau dari segi bahasanya, Tahlilan berasal dari kata hallala (هَلَّلَ) yuhallilu ( يُهَلِّلُ ) tahlilan ( تَهْلِيْلاً ), yang memiliki arti membaca “Laila illallah.” Sehingga dapat menghasilkan sebuah pengertian sebagai tradisi membaca doa serta kalimat-kalimat yang disarikan dari ayat al- Qur’an, dengan tujuan agar pahala dari bacaan tadi diperuntukan untuk orang yang sudah meninggal dunia.
Lebih lanjut, dalam Buku Khazanah Aswaja, karangan Tim Aswaja NU Center PWNU Jatim disebutkan:
Susunan bacaan tahlilan itu memiliki sumber dalil dan ijtihad Ulama, diantaranya, Surat al-Fatihah, al-Ikhlas, dan al-Mu’awwidzatain, keterangan ini bersumber dari fatwanya Imam Ahmad:
“Dianjurkan membaca al-Qur’an di Kubur. Ahmad berkata: “Jika masuk kubur bacalah al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas, hadiahkan untuk ahli kubur, maka akan sampai. Inilah kebiasaan sahabat Anshar yang bolak-balik kepada orang yang meninggal mereka dengan membaca al-Qur’an.” (Musthofa as-Suyuthi ar-Rahibani, Mathalib Uli an-Nuha, V/9).
Kemudian, bacaan yang terdapat di awal dan akhir surat al-Baqarah, hal ini bersumber dari hadits hasan,
“Dari Abdurrahman bin ‘Ala’ bin al-Lajlaj dari ayahnya, ia berkata: “Ayahku berkata kepadaku: “Wahai anak-anakku, jika aku mati, maka buatkan liang lahat untukku. Setelah engkau masukkan aku ke liang lahat, bacalah: “Bismillah wa ‘ala millati rasulillah. Lalu ratakanlah tanah kubur perlahan, lalu bacalah di dekat kepalaku permulaan dan penutup surat al-Baqarah. Karena aku mendengar Rasulullah bersabda demikian.” (HR. at-Thabarani).
Selain itu, Membaca Surat Yasin, landasannya bersumber dari keterangan ijtihad Sebagian ulama’,
وَأَخْرَجَ أَبُو دَاوُدَ مِنْ حَدِيْثِ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارِ : إِقْرَاءُوا عَلَى مَوْتَاكُمْ بِس وَهُوَ شَامِلُ لِلْمَيِّتِ بَلْ هُوَ الْحَقِيقَةُ فِيْهِ.
“Abu Dawud mengeluarkan hadits dari Ma’qil bin Yasar: “Bacalah Yasin di dekat orang-orang yang meninggal.” Ini mencakup orang yang telah meninggal, bahkan hakikatnya adalah untuk orang yang meninggal.” (Muhammad bin Ismail as-Shan’ani, Subul al-Salam Syarah Bulugh al-Maram).
Lalu jangan lupa, untuk membaca kalimat-kalimat dzikir, seperti Tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir. Karena disetiap kalimat tersebut terdapat beribu-ribu fadhilah dan keutamaan. Imam Al-Suyuthi dalam kitab Lubabul Hadis, menyebutkan bahwa Nabi Saw bersabda;
“Apabila seorang mukmin melewati kuburan lalu membaca,
لا إلٰهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لا يَمُوتُ. بِيَدِهِ الخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
maka Allah menerangi seluruh kuburan itu dan mengampuni pembacanya, menulis baginya sejuta kebaikan, mengangkat baginya sejuta derajat, dan menghapus baginya sejuta kesalahan.”
Sekian, Wallahu A’lam.