Kediri, Elmahrusy Media.
Ahad (04/05), Madrasah Qiro’atil Qur’an mengadakan acara Diklat dan Khotmil Qur’an. Acara yang diperuntukkan untuk semua tingkatan Aliyah D itu mengusung tema “Jet Tempur Solusi Menyelamatkan Generasi Qur’ani”.
Acara itu memang menjadi forum pembekalan bagi segenap siswa tingkatan Aliyah D sebagai persyaratan kelulusan dengan berupa wajib mengajar selama 1 tahun. Untuk pemenuhan tanggung jawab, acara itu dibentuk. Dan pada diklat kali ini, buku Jet Tempur dijadikan bahan pembahasan utamanya.
Bertempat di Auditorium Madrasah Aliyah Al-Mahrusiyah, semenjak jam 9 pagi ruangan itu mulai dipadati dan siap dimulai oleh para peserta yang berpakaian dan kopeah putih.
Dalam runtutannya, acara itu terbagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama ialah murotalan bersama dan penjelasan materi jalsah awal, sesi kedua penjelasan materi jalsah tsani, dan sesi ketiga ialah closing event.
Di baris depan terlihat turut hadir kepala madrasah MQQ, dewan asatidz Aliyah D, dan tamu undangan dari pewakilan pondok. Acara dimulai dengan murotalan bersama yang dipimpin oleh para pembaca di atas panggung. Mulai dari surah ad-Dhuha sampai an-Nas, juga syair kalamun dan sholatullah, dibacakan dengan penuh medu dan syahdu.
MC berdiri membuka acara, mempersilahkan ketua panitia untuk memberikan sambutan, kemudian kepada madrasah, juga perwakilan tamu undangan. Hingga di sesi penjelasan materi yang disampaikan oleh Bapak Muhammad Nurul Hafidz yang dimoderatori oleh Bapak Zakarsyi Nur Iman.
Selepas moderator membacakan riwayat hidup dan pendidikan pemateri secara singkat, penjelasan materi dimulai. Di awal seminar, beliau sedikit banyak menambahkan latar belakangnya sebagai pengajar MMQ Kodran dan berkah Al-Qur’an pada kehidupannya. Kemudian beralih membahas tentang latar belakang berdirinya MMQ, perjuangan Yai Maftuh, sampai terbitnya buku Jet Tempur.
Turutan mengaji bergambar pesawat terbang yang canggih, agar anak-anak terpikat gambarnya lalu memakainya.
Beliau juga menjelaskan, kenapa buku bahan ajar Al-Qur’an itu dinamakan Jet Tempur. Dari buku panduan yang turut disediakan untuk peserta, setidaknya ada 5 poin yang menjelaskan. Salah satunya itu.
“Al-Qur’an Rosm Utsmani digalakkan setelah beliau (Yai Maftuh) membangun pondok MMQ.” Jelas lelaki kelahiran Demak, 1 Januari 1983 ini.
Semua hal dibahas oleh beliau hingga tuntas. Sampai ke sejarah perkembangan Al-Qur’an Rosm Utsmani di zaman Rasulullah hingga kini, metode pengumpulan hingga penulisan, berbagai macam riwayat qiro’ah juga para imamnya, mulai dari Abu Aswad ad-Duali ke Yahya bin Ya’mur dan Nashr bin Asyim, hingga ke Imam Kholil. Lengkap juga mengenai kelebihan Al-Qur’an Rosm Utsmani beserta contoh surat dan ayatnya.
Setelah selesai penjelasan, moderator menyimpulkan dan membuka pertanyaan. Para peserta begitu antusias akan tawaran itu. Tangan-tangan terangkat penuh minat, pertanyaan penempatan tanda baca, efisiensi antara buku Iqra dan Jet Tempur, waqaf dan lahn, hingga metode mengajar Al-Qur’an yang baik bagi anak-anak.
Semua beliau jawab hingga tuntas.
Menuju dzuhur, sesi awal dicukupkan dan diberikan waktu untuk isoma. Para peserta menggunakan waktu itu untuk makan, sholat, dan rehat.
Begitu juga sampai di jam setengah satu, sesi 2 dan seminar jalsah tsani pun dimulai. Tidak jauh berbeda, pembahasan di jalsah tsani ini lebih mengarah kepada penerapan bacaan. Para peserta kembali mencatat giat, pertanyaan kembali dilontarkan pada sesinya.
Di sesi ketiga, closing event, tidak kalah serunya. Semakin sore, antusias peserta pantang surut. Apalagi turut dicantumkan sambutan atas nama perwakilan siswa Aliyah D, baik Lirboyo atau Ngampel. Itu sukses mengundang sorak.
Kemudian sambutan penasehat Madrasah Qiro’atil Qur’an yang disampaikan oleh Agus H. Izzul Maula Dliyaullah, sekilas kenang oleh Bapak Sacho Irfan Hamid, dan mauizhotul hasanah oleh KH. Sirojuddin.
“Kalau kita sudah selesai ngajinya, baik bin nazhor atau bil ghaib, maka harus mempersiapkan diri untuk mengajar.” Dawuh Yai Siroj di awal.
Beliau juga menjelaskan perihal pentingnya belajar dan mengajar Al-Qur’an, cerita-cerita inspiatif, juga pesan-pesan motivatif.
“Usahakan untuk memasyarakatkan Al-Qur’an dan mengal-Qur’ankan masyarakat!”
Terakhir, pandangan umum disampaikan oleh Kiai Husein Syafi’i.
Beliau mengingatkan bahwa berkhidmah itu harus dipersiapkan dzohir dan batinnya. Mempersiapkan dzohir dengan meningkatkan kualitas, mempersiapkan batin dengan melakukan tirakat.
“Anak didik kita, tergantung kita. Itu kenapa saat berdo’a, jangan lupa untuk mendo’akan murid-murid kita!”
Acara itu juga turut ada sesi foto, baik penyerahan cinderamata untuk pemateri, sertifikat simbolis untuk siswa Aliyah D, dan foto bersama semua peserta. Tidak lupa, acara ini menjadi momen penting karena Madrasah Qiro’atil Qur’an sedang menunaikan harlahnya yang ke-8. Gus Izzul selaku penasehat dimohonkan memimpin prosesi pemotongan tumpeng.
Menjelang maghrib, acara ditutup dengan do’a yang disampaikan oleh Kiai Husein Syafi’i.
Wallahu a’lam.