web analytics
AD PLACEMENT

Dilema Calon Alumni Pesantren

AD PLACEMENT
3 0
Read Time:4 Minute, 0 Second

Haflah Akhirusannah dalam dunia pesantren, menjadi moment paling membimbangkan bagi para santri yang telah mencapai puncak studi. Sering kali para alumni dilema rasa bimbang antara tetap melanjutkan mondok di pesantren, kembali pulang ke rumah bersama keluarga, bekerja, atau bahkan membangun rumah tangga.

Mungkin tulisan ini bukan solusi tapi setidaknya dapat memberikan sedikit motivansi bagi para santri yang dilema akan “Ke manakah harus melangkahkan kaki ketika telah menjadi alumni?”

Pernah mendengar pengusaha kecil bernama Ryu Kintaro yang telah mendapatkan uang sebesar 1 Miliar rupiah di usianya yang masih 9 tahun? Dan apa hubungannya kisah Ryu dengan dilemma santri di ujung studi?

Berangkat dari kisah young entrepreneur Ryu Kintaro, penulis ingin memberikan sebuah gambaran pada pembaca. Melalui podcast Samuel Christ yang membongkar rahasia Ryu mendapat uang 1 miliar di umur 9 tahun.

AD PLACEMENT

Dalam podcast tersebut Ryu mengungkapkan, “Lebih baik aku kehilangan masa kecil aku dari pada aku harus kehilangan masa depan aku!”

Dalam kutipan podcast tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada kesuksesan yang instan dan mudah melainkan semua itu butuh pengorbanan dan perjuangan. Seperti Ryu yang memilih mengorbankan kehilangan masa bermainnya dari pada masa depanya.

Ryu juga mengatakan, “Pokoknya kalo aku gagal aku harus bangkit lagi, 2 kali aku gagal 3 kali aku harus bangkit, 3 kali aku gagal 4 kali aku harus bangkit,” ujar pengusaha jamu Tjap Nyonya Kaya tersebut.

Dari ulasan Ryu tersebut menyiratkan bahwasanya setiap orang pasti pernah gagal bahkan seorang pengusaha dengan omset miliaran USD sekalipun seperti Jack Ma sang pendiri Alibaba Grup pernah mengalami kegagalan ditolak kerja 30 kali, ditolak Harvard 10 kali dan gagal ujian masuk universitas sebanyak 2 kali.

AD PLACEMENT

Pelajaran yang harus diambil bahwasannya kesuksesan memang bukan perkara instan, beragam tantangan, kegagalan, dan pengorban memang harus dihadapi dengan ketangguhan dan pantang menyerah terhadap keadaan. Seperti kisah guru panutan kita KH Abdul Karim yang mengembara ilmu hingga 40 tahun usianya dengan berbagai lika-liku perjuangannya.

Maksudnya, dari kisah tersebut penulis ingin menyampaikan bahwa tak perlu bimbang perihal harus ke mana dan bagaimana. Tidak perlu takkut untuk menentukan langkah, jangan pernah menyerah untuk hasil akhir langkah. Terutama yang tidak jarang, godaan silih berganti dengan memasang standar hidup dengan melihat orang lain, ingin segera menikah dengan melihat pernikahan orang lain.

Semua itu memiliki timing masing-masing. Jadi, tak perlu iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Selama ada kesempatan, gunakan. Selama memiliki kemapuan, manfaatkan. Setiap detik waktu adalah emas, jarum jam tidak akan kembali berputar ke kiri dan waktu tidak akan pernah jeda berhenti.

Manfaatkan masa mudamu untuk mewujudkan impian masa depanmu, tidak ada usaha yang sia-sia, keajaiban itu ada bagi mereka yang berani mencoba, berusaha, dan berdo’a. Maka dari itu, seperti quotes bijak Dahlan Iskan “Setiap orang memiliki jatah gagal maka habiskan jatah gagalmu ketika kamu masih muda.”

AD PLACEMENT

Gunakan masa mudamu ini untuk mewujudkan cita-cita dan harapan yang selama ini kamudo’akan. Seperti dawuh Agus Nabil Ali Ustman, “Kerjakan apa yang kamu do’akan dan do’akan apa yang kamu kerjakan.”

Dan dawuh dari KH Reza Ahmad Zahid kala HBH Istikmal Mataram yang mengutip dari sabda Nabi:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ  “Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR Hakim).

Di hadist yang lain, Nabi kembali mengingatkan:

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara, yaitu masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang kematianmu”.

Jadi, sekarang sudah tau ke mana harus melangkahkan kaki? Sudah mengerti mana yang harus dikorbankan dan diperjuangkan? Sudah paham apa yang harus dipersiapkan dan dijaga? Ingat! Tentukan dengan mantap ke mana kaki kalian akan melangkah. Jangan sampai kalian menjadi golongan orang yang rugi dan menyesal hanya karena satu langkah yang salah, karena penjagaan yang memiliki celah.

Wallahu a’lam.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

AD PLACEMENT

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Sami’na wa Atho’na wa Analisa?!

Sami’na wa Atho’na wa Analisa?!

Mengapa Santri itu Unik

Mengapa Santri itu Unik

Menghargai Waktu dan Mensyukurinya

Menghargai Waktu dan Mensyukurinya

Tamat Sekolah Bukan Tamat Belajar

Tamat Sekolah Bukan Tamat Belajar

Mentadaburi Film Cocote Tonggo

Mentadaburi Film Cocote Tonggo

Ragam Pengetahuan yang Tidak Seragam

Ragam Pengetahuan yang Tidak Seragam

AD PLACEMENT