web analytics

Kampanye, Sisi Positif Dan Sisi Negatif

Kampanye, Sisi Positif Dan Sisi Negatif
0 0
Read Time:2 Minute, 43 Second

Kontestasi politik, ajang dimana semua orang menampilkan diri untuk dilihat sebagai orang baik. Mengutarakan tentang tujuan, cita-cita dan program unggul, niat mereka sebenarnya baik, untuk mensejahterakan banyak orang. Tetapi, sebab saking banyaknya orang baik ini untuk menduduki sebuah jabatan, padahal jabatan tersebut memiliki kuota terbatas. Timbul sedikit persaingan, dan kadang kala persaingan ini diwarnai hal yang tidak sehat. 

Ranah Kampanye! Kalau kita lihat dari definisinya, kampanye diartikan sebagai kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi politik atau calon yang bersaing memperebutkan kedudukan, agar memperoleh dukungan masa pada saat pemungutan suara. Realitanya, masa kampanye tidak hanya menggunggulkan diri, menjatuhkan diri orang lain pun menjadi pemandangan yang tersaji. 

Istilah lainnya disebut dengan Kampanye Hitam atau Black Campaing menyebarkan kabar buruk seseorang yang belum dipastikan kebenarannya. Belum sampai disini, ada juga kampanye negatif, bentuk kampanye yang memuat keburukan sesorang yang sebenarnya tidak perlu diumbar ke khalayak ramai. 

Mereka semua seolah lupa, bahwa firman Allah dalam surat Al-Hujurat Ayat 12 sudah jelas disebutkan, 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka buruk, karena itu juga termasuk dari sebuah dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang, apalagi menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

Memang! Membicarakan kejelekan seseorang dalam perayaan pesta demokrasi menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan, kita dapat dengan mudah menemukan dalam surat kabar, berita televisi atau bahkan dalam sebuah debat terbuka untuk adu gagasan. 

Tetapi, kita juga perlu tahu rekam jejak dari para calon, agar bisa menjadi pertimbangan ketika memilih nanti, untuk menemukan solusinya, Syeikh an-Nawawi  memperbolehkan untuk membicarakan kejelekan seseorang atau bisa disebut ghibah pada kondisi-kondisi tertentu, di antaranya:

– Ketika memberi tahu adanya kejahatan kepada pihak yang berwenang.

– Pada saat berusaha menghentikan sebuah kemunkaran yang telah disepakati oleh para Ulama’.

– Dalam kondisi meminta fatwa kepada mufti.

– Menjadi saksi pada saat proses peradilan.

– Meneliti kredibilitas seorang rawi hadis dan sebagainya. 

Dengan begitu, ketika melihat adanya calon yang satu dengan lain saling mencemooh, kita harus teliti dan tidak menyimpulkan begitu saja, apalagi sampai memberitakan kepada orang lain, padahal berita yang diperoleh belum tentu valid. 

Situasi seperti ini perlu diperhatikan, terlebih terhadap semua calon yang akan maju dalam pemilihan umum. Jangan sampai kampanye dan pernyataan yang mereka buat menimbulkan keresahan di ruang publik, lebih parahnya menimbulkan unjuk rasa dan kericuhan, mau dibawa ke mana nilai-nilai demokrasi luhur Bangsa Indonesia? Ihtitam, dalam sebuah kaidah fikih disebutkan dar’u al-mafasid muqaddim ‘ala jalb al-mashalih (mengatasi keburukan lebih didahulukan sebelum mencitpakan kebaikan).

Ref: Buku Politik Kebangsaan, Karya Wisudawan Ma’had Aly Lirboyo.

 

   

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like