Ngaji Syamail Part 11 Fashlun Robi’: Sifat Keringat dan Aroma Tubuh Rasulullah SAW
Kediri-Pers Mahrusy (18/03), diriwayatkan dari Imam Muslim dari Anas r.a Rasulullah SAW itu juga berkeringat banyak. Keringat kanjeng nabi ketika diwajah itu dibaratkan seperti mutiara dan aromanya lebih harum dari pada minyak misik.
Apa itu minyak misik? Ning Ochi menjelaskan, ”Minyak misik itu merupakan minyak yang diolah dari darah rusa, untuk bagaimana cara mengolahnya nunggu saya punya pabriknya dulu,” tutur beliau dengan selingan gurau kepada para santriwati.
Kemudian dijelaskan dalam kitab, ketika Rasulullah SAW menerima wahyu itu keadaanya berat, bahkan sesekali beliau jatuh pingsan. Namun pingsan disini bukan dalam artian zawalul aqli melainkan badan beliau itu menjadi lemas.
Dilanjutkan dalam kitab, suatu hari Rasulullah SAW datang kepada Umu Sulaim. Disana beliau digelarkan karpet kemudian tidur siang atau qoilullah. Ning Ochi menambahkan penjelasan, mengapa dinamakan qoilullah, ”Karena berasal dari kata qolil yang artinya sedikit, dalam artian qoilullah itu tidur yang sebentar,” jelas beliau.
Kemudian, dikisahkan ketika Rasulullah SAW sedang tidur di karpet beliau itu berkeringat dan Umu Sulaim mengumpulkan keringat beliau dalam suatu botol kecil untuk Umu Sulaim gunakan sebagai parfum.
Umu Sulaim meriwayatkan, ”Ya Rasulallah, kami meminta barokah dari keringat panjenengan untuk anak-anak kami,” kemudian Rasulullah bersabda, ”Baiklah”
Dituliskan pula dalam kitab, telapak tangan kanjeng nabi itu lebih lembut dari sutra, dan aroma telapak tangan beliau itu seperti penjual parfum, entah itu beliau memegang parfum atau tidak. Diceritakan jika beliau menyentuh sesuatu makan akan tertinggal harum telapak tangan beliau hingga seharian.
Dan ketika beliau memegang dalam artian mengelus kepala anak kecil maka akan lansung di ketahui atsar setelah dipegang oleh kanjeng nabi.
Dari Jabir bin Samurah r.a, ”Ketika Rasulullah memegang pipi Jabir, jabir berkata ’maka aku merasakan dari telapak tangan kanjeng nabi dingin seperti terdapat angin dan harum, seolah-olah mengeluarkan minyak wangi.”
Dikisahkan dalam kitab seumpama Rasulullah SAW berjalan di suatu jalan, meskipun telah berlalu satu jam. Pasti akan diketahui bahwa jalan tersebut telah dilalui oleh Rasulullah, karena aroma harum beliau tertinggal disepanjang jalan. Wallahu a’lam.