0 0

Kediri, ElMahrusy media, (22/10). Pondok Pesantren HM Al Mahrusiyah III menyelenggarakan upacara Peringatan Hari Santri Nasional. Prosesi upacara dilaksanakan dilapangan depan gedung MA I dengan posisi tanah yang penuh dengan lumpur. Kendati demikian, hal tersebut tidak menurunkan semangat dan antusiasme para santri dalam memperingati Hari Santri Nasional.

Upacara peringatan ini dihadiri oleh Dzuriyyah dan segenap santri putra maupun santri putri serta para guru-guru sekolah dan jajaran kepungurusan pondok.

Acara dimulai dengan pemimpin upacara merapihkan barisan, setelahnya penghormatan pun diberikan kepada Gus Reza selaku inspektur upacara yang dengan gagah berdiri diatas mimbar upacara.

Serangkaian acara berlanjut, dimulai dengan pengibaran bendera, diikuti dengan mengheningkan cipta, pembacaan teks Pancasila dan Undang-Undang Dasar serta diakhiri dengan amanat oleh inspektur upacara.

Dalam prosesi amanat ini, beliau menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada para santri, khususnya petugas upacara yang tetap semangat walaupun dalaam keadaan tanah yang penuh dengan lumpur, disamping itu beliau kemudian menyampaikan kembali bahwasannya yang mendasari peringatan hari santri ini disebabkan oleh peristiwa Resolusi Jihad yang dideklarasikan oleh KH Hasyim Asyari, yang mana semua tatanan masyarakat terutama kalangan santri tergerak untuk memperjuangkan kemerdeakaan, Resolusi Jihad ini menyatakan bahwasannya membela bangsa, membela negara, dan membela tanah air adalah bentuk fisabilillah. Dan barang siapa yang gugur dimedan perang maka dinyatakan gugur dalam keadaan syahid.

Tak hanya itu beliau juga menyampaikan bahwa kita para santri diajarkan oleh para guru-guru kita bagaimana kita harus mampu untuk menyebarkan kedamaian ditengah-tengah masyarakat. Beliau kemudian menuqil salah satu hadist

*اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ*

yakni seorang santri adalah seorang yang ketika berada dimasyarakat, atau bahkan dimanapun dia berada, pasti akan membawakan keselamatan bagi masyarakat yang ada disekitarnya.

”Santri ketika ada ditengah-tengah masyarakat, pasti memberikan rasa aman, bagi masyarakat yang ada disekitarnya, maka, dimanapun kita berada, kapan pun kita berada, semangat kita adalah memberikan keamanan, keselamatan, kedamaian, keharmonisan dan mampu menjadi garda terdepan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.” tutur beliau.

Kemudian beliau menjelaskan bahwa dengan beberapa informasi-informasi yang akhir-akhir ini masuk kepada kita, yakni hal-hal yang membuat kita bisa lemah dalam mencintai guru-guru kita, mencintai tradisi kita, dan mencintai budaya kita. Kita para santri harus tetap semangat, tetap istiqomah dan jangan sampai termakan oleh virus-virus ini. Beliau berpesan bahwa kita harus tetap semangat dalam mengaplikasikan dan merealisasikan tradisi dan budaya pondok pesantren.

”Santri dimanapun berada, harus tetap punya semangat yang kuat dan harus betul-betul menjadi suri tauladan yang mampu mengayomi masyarakat yang ada disekitarnya dengan tradisi dan budaya yang diajarkan di pondok pesantren, mari bersama-sama kita wujudkan Indonesia yang damai harmonis bangsanya, bersatu bangsanya, mendapatkan kesejahteraan, kemakmuran serta ridho dari Allah SWT.” tutur beliau sekaligus mengakhiri amanat.

Prosesi selanjutnya kemudian dilanjutkan dengan pelepasan balon sebagai simbolis, kemudian pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh beliau Gus Reza serta Gus Melvien, dimana potongan pertama sendiri diserahkan langsung untuk Ibu Zakiyatul Miskiyah.

Kemudian Doa dibacakan oleh petugas, setelahnya pertunjukan-pertunjukan dari para pendekar Pagar Nusa dan juga GASMI yang sekaligus menjadi prosesi penutup dari pada seluruh rangkaian acara.

Wallahu A’lam

About Post Author

Mad'haan

abhaanjabi@gmail.com

Happy

0 0 %

Sad

0 0 %

Excited

0 0 %

Sleepy

0 0 %

Angry

0 0 %

Surprise

0 0 %