Mungkin para pembaca kerap mendengar sebutan hari tasyrik pada bulan Dzulhijah yang diharamkan bagi umat muslim untuk berpuasa. Mengapa demikian? Hari Tasyrik atau hari yang jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah merupakan hari yang Istimewa bagi umat Islam dan umat Islam dilarang untuk berpuasa pada hari itu.
Tasyrik merupakan bentuk Masdar dari fi’il madhi lafad سَرَّقَ yang artinya menjemur sesuatu atau mata hari terbit. Asal usul dinamaklan Hari Tasyrik ini salah satunya karena tradisi menjemur daging kurban orang Arab untuk diawetkan .
Selain itu dijelaskan dalam Kitab Fathul Bari bi Syarhi Shoheh Bukhori karangan Syekh Ibnu Hajar Al-Asqolani, beliau mengutip hadits dari sahabat Ibnu Abbas r.a yang berbunyi:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَّ أَنَّهُ قَالَ مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ
“Dari sahabat Ibnu Abbas r.a., dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, ‘Tidak ada amal pada hari-hari ini yang lebih utama daripadanya di hari-hari ini’” (HR Bukhori)
Namun dilain sisi, mengapa pada Hari Tasyrik dilarang untuk beribadah puasa? Diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berbunyi:
“Dari Nubaisyah Al-Hudzali, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Hari Tasyrik adalah hari makan, minum (pada riwayat lain), dan hari zikir,’”
(HR Muslim).
Dan Imam Nasa’i juga meriwayatkan:
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ وَيَوْمَ النَّحْرِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari Tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum.”
(HR. An-Nasa’i, no. 2954)
Oleh sebab itu, berangkat dari kutipan hadits-hadits tersebut umat Islam di haramkan untuk berpuasa melainkan disunahkan untuk melakukan amalan ibadah yang lainnya seperti halnya mengumandangkan takbir, memperbanyak zikir, dan shodaqoh.
Wallahu a’lam.