web analytics

Puisi

Hidup Bagai Majas

Benciku jadi rindu Rasa hadir berbuah Benar kata Aji Benci adalah cinta tertunda Tidak juga Musuhku ratuku Mendengar halus kulitnya bagai mendengar kicau bak hewan musim kawin Minum Aqua penasaran hilang Lebih dari bidadari Cermin pun tersenyum melihatnya Panah meregang hati Banyak buaya menerkam Omongan warga pun tetangga terdengar sekadar lewat telinga Pedas, sinis, juga […]

Kemelut Subuh

Di sebalik sembilu samar hampir pudar; antara hangat dan dingin yang berseteru antara igauan, dengkuran, dan belaian ashholatu khairum minannaum remang berkelakar “Kamu tau, hal apa yang mati dari hidup?” apa? “Menjadi sepi.” satu bulu mata gugur hampa

Apa itu Merdeka?

Hari demi hari, Detik berdetik tak lagi bernadi, Tahun barganti tahun peradaban manusia hidup dalam Kecemasan   Meskin menjadi kaya, Kaya menjadi miskin, Mereka beradu Nasib di bumi yang satu, Kekuasaan, kerakusan, merampas segala hal yang baik.   Mata buta Hati mati, Rasa sirna Gelap tak ada cinta   Si miskin melarat dan menjerit, Si […]

Kapan Lagi?

Ketika resah tak kunjung reda Ketika lelah masih bernada Tak ada yang lebih syahdu Dari berwudhu Bersujud, lalu mengadu Merendah mengaku pasrah Menengadah meminta sudah Kapan lagi? Meminta ke tanah Tapi langit yang mengabulkan  

Kesunyian

Aku melihat ia sendiri di sana Dalam kesunyian yang nyata Tanpa ada semangat yang membara Karena terpukul oleh kehampaan   Kulihat ia di sana Berada dalam keramaian Berusaha dalam suasana Tapi semua percuma Tiada yang mengenalinya   Kulihat ia di sana Berada dalam keabstrakan Berusaha menjadi warna Tapi ditindas dengan kegelapan   Kulihat ia di […]

Tak Nyaman

Malam kelam mengutuk yang karam Sepi merangsek hati Sunyi membuat mati Meski kalian pergi aku tetap di sini Tenggelam dalam sepi Seolah membuat mati Bagaimana aku hidup? Jika kau terus maraup Maka aku bisa mengaum Kepala nyeri dihantam duri Tertawa tak mengerti hingga pagi menanti Menyampaikan rindu ditampar masa lalu Jiwa menggebu mengaku Tatapan kosong […]

Tertutup

Aku lihatmu menari Di antara angin dan daun bergugur Di antara resah dan membisu Tertanya rindu yang memburu   Aku menemukanmu melayang Di atas awan bertabur cemas Berhias bintang gemintang Rembulan begadang   Aku menyaksikanmu layu Tercoret air tak berasa Deras Cinta di ujung teras  

Tak Bersuara

Harum semerbak mawar di taman kenangan Bercerita pada ranting cemara Bergumam dengan hening malam Bulan kehilangan cahayanya   Indah begitu dekat Menyapa hati yang resah Mulut ingin berkata Pada kaca berlindung besi   Rembulan mengadu Dibujuk tak mau bersinar Para bintang berpikir keras Mata itu benderang

Sandyakala

Daksaku bergetar menatap warta di layar Rasa jijik menyertai Raut wajah masygul melihat kabar ini Kata moyangku … mereka bukan pelaut Namun … kotoran hewan berkuasa ketamakan pengerat menyiksa Birahi bajingan membara menghiasi penjara suci hingga orang-orang kegamangan Bak sandyakala Tenggelam dalam kelam diselimuti gelap senyap Dilanda trauma hampir gila! Daksa gemetar menengok berita di […]

Kosong

Kosonglah aku dari gemerlap Timbunlah aku dari silau cahayanya Aku petualang Daki gunung Arungi samudra Temu belantara Gua-gua Dan semua gelap: hatiku menetap  

More Posts
AD PLACEMENT