web analytics

Tag: Sederhana

puisi

S(i)ap

Berkilap di balik pupus kebisuan Lalu? Bagaimana aku? Seperti ini kala dingin, yang apa-apa Penulis eksoteris Apa takut aku? Mengapa? Hanya karena jatuh bangun untuk ilmu, Bebas kami dibodoh-bodohi? Peduli apa aku tentang angin? Ini kejiwaan, Sobat! Malah kami disuruh memecahkan Batu masalah jiwanya Rsj? Nasi terong?

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

Cerpen

Biru

Untuk segala percintaan anak cucu adam, kadang memberikan kita cara pandang lain pada hidup ini. Kita tentu akan penuh kagum dan harap pada percintaan mereka yang mendebarkan. Semua penuh pandangan masing-masing akan pasangan yang menjadi tolak ukur bersikap, pandangan dalam berperasaan. Gua nggak muluk-muluk. Mengharu biru melihat seorang kakek berjalan tersiuh di tengah kemendung sore. […]

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

Esai

Sebentar, Kok Bisa Santri Disebut Kaum Proletar?

Nggak pernah habis, selalu dan melulunya santri dan semat proletar. Santri dinilai kaum kolot dan keterbelakangan. Meski dirasa lucu dengan penilaian yang dangkal dan serba eksoteris ini, yang lebih lucu lagi: hal ini banyak dikatakan oleh mereka yang nggak pernah mondok. Meski hanya sekali. Sama sekali. Jadi, nggak usah kita bahas panjang-panjang. Dari banyaknya hal […]

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

puisi

Mata-Mata

Dalam sarung, kita bersarung Dalam bersarung, kita bertarung Gelap bukan terlelap Sekap tak akan mati Sembunyi sunyi berperut sek kresek Kresek-kresek Beranjak lampau terinjak pinggir tersingkir Busik tertawa Daki terbahak-bahak Apa yang kalian tau aku dalam bersarung? Boleh, kita dalam sarung

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

Esai

Hai Perempuan, Cantik Bukan Jaminan!

Perempuan selalu tidak terlepas dari pembahasan. Begitu banyak ruang lingkup yang bisa dibahas, dari berbagai sisi dan sudut. Tidak mengecualikan mereka, para kaum lemah lembut penuh perasaan dalam setiap jenjang umur: ada saja hal yang muncul dan mencuat sebagai pelajaran yang harus dipelajari. Tapi untuk saat ini, kita bahas suatu pembahasan yang dominan dengan dibalut […]

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

puisi

Maag

Mana yang kau bilang maha pemberi? Maha pengasih? Maha penyayang? Dan maha-maha kentut lainnya yang membuat mulutmu berbusa? Bilang, aku lapar! Bilang, aku mau ayam geprek! Aku tau! Indomie kari 3. 500, kan?

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

puisi

Jompo

Bagaimana caraku memanivestasi rasa pada kaku kata? Ingin sesekali kuberpuisi dengan ‘oh… oh…’ penuh

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

Esai

Teori Hidup: Hidup Bukan Hanya Teori!

Setiap hembus nafas ini, kita selalu berteman banyak orang. Kita duduk, bersosial. Dan bicara adalah bentuk dari pertukaran olah jiwa itu sendiri. Ya, benar. Dalam hidup, seseorang itu memiliki 2 ruang. Satu, ruang bersosial. Dua, ruang pribadinya. Ruang yang hanya ia selami sendiri tanpa apapun yang mengikat. Tentu, sosial hanya tentang hubungan dan didominasi kepura-puraan. […]

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

puisi

Pok-Pok

Saat nanti kau sudah berdaster Ingin kubunuh segala resah Kucaci segala gelisah Kubungkam omong kosong Semesta! Dengan cara apa kau menggodaku? Dengan tipu muslihat apa kau merayuku? Pelangi mati kutu Rintik hujan membatu Kita berhangat-hangat dalam selimut dastermu

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

Esai

Aku Hanya Badut Bercat Merah Darah!

Suatu hari, ada badut yang nggak begitu gendut. Sedari pagi sampai seharian ia mengitari taman itu dengan penuh ceria, penuh warna-warni membasuh tubuh. Bahkan, bunga-bunga anggrek dan tulip itu merasa minder akan mekar, harum, dan indahnya. Tentu para pengunjung tersanjung. Terhibur dari hiburan yang dihibur. Apalagi ini hari libur. Apalagi juga, perut kenyang dengan 2 […]

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati