Beberapa hari terakhir ini, banyaak pembahasan dan berita perayaan mengenai maulid Nabi Muhammad SAW, salah satu contohnya seperti Asrama Darsyi yang menggelar pembacaan maulidud diba’iyah serta bersholawat bersama di Aula Al-Fatah.
Bertepatan dengan momentum yang sangat spesial bagi umat Nabi Muhammad SAW, Gus Anas memiliki kesempatan mengisi mauidoh hasanah dalam rangkaian acara tadzim maulid di asrama Daru Rasyidah dengan mengangkat pembahasan keutamaan berbahagia di bulan maulid.
Mengapa harus berbahagia, Gus Anas ngendikan, “Ini malam yang berbahagia, bulan yang berbahagia, Bulan Rabiul Awal, bulan kelahiran kanjeng Nabi Muhammad SAW, ditanggal yang sama, di bulan yang sama, hanya beda tahun saja,” tutur beliau membuka mauidoh.
Kemudian beliau dawuh, “Kalian harus full senyum jangan serius-serius, jadilah santriwati yang benar-benar santri yang dapat memenuhi standar khoirunnisa,” pesan beliau kepada para santri.
Setelah itu, beliau menjelaskan mengapa kanjeng nabi di lahirkan di Bulan Rabiul Awal yang merupakan kalander ketiga di Bulan Hijriyah. Jadi, Habib Umar bin Hafidz bercerita, bahwa Bulan Rabiul Awal merupakan bulan yang sangat tidak dipandang di kalander hijriyah. Gus Anas menambahkan, “Rabi’ itu artinya semi, jadi Rabiul Awal itu maknanya bersemi di awal,” tutur menantu Ibu Nyai Zakiyah Misykiyah Al-Ishaqi.
Maksudnya, dilihat dari sejarah Bulan Rabiul Awal yang tidak dipandang di kalander hijriyah, mengandung makna tersirat bahwa Bulan Rabiul Awal menjadi bulan yang mulia sebab Rasulullah dilahirkan di dalamnya bukan malah sebaliknya yakni Rasulullah mulia karena dilahirkan di bulan yang mulia.
Gus Anas melanjutkan, “Rabiul Awal itu memiliki banyak kisah dan banyak hikmah,” karena bulan tersebut menjadi istimewa sebab kanjeng nabi bukan kanjeng nabi yang mengikut keistimewaannya bulan, contoh bulan yang istimewa yakni bulan Muharram yang memiliki banyak peristiwa sejarah.
Lalu, apa contoh hikmah dari keistimewaan berbahagia di Bulan Rabiul Awal terutama di hari maulid Nabi Muhammad SAW? Gus Anas menjelaskan, “Abu Lahab yang disebut sebagai bajingannya bajingan mendapat keringanan siksaan ketika Hari Senin sebab beliau pernah berbahagia ketika Nabi Muhammad SAW lahir, dan saking bahagianya Abu Lahab, ia memerdekakan budaknya yang bernama Syuaibah,” jelas beliau kepada para jama’ah tadzim maulid.
Masyaallah, sungguh mulia kedudukan Nabi Muhammad SAW, hingga seseorang yang telah di nas kan dalam Al-Qur’an sebagai orang yang celaka dan penghuni Neraka Jahanam mendapatkan kerianganan siksaan karena semasa hidupnya pernah berbahagia sebab lahirnya manusia paling mulia Nabi Muhammad SAW.
Terakhir beliau juga menyampaikan maqolahnya Sayyidina Ali karamallahu wajhah yang berbunyi “Innallaha la yu’ti abdahu ‘ilman illa wahuwa syakirun” yang artinya sesungguhnya Allah tidak akan memberikan keberkahan suatu ilmu atau majlis-majlis ilmu pada saat kita yang hadir disitu tidak bersyukur. Maka dari itu, beliau berpesan, “Inti dari segala yang sudah saya sampaikan tadi adalah marilah kita bersyukur dan bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW yang akhirnya semoga kita diakui sebagai umatnya dan akhirnya kita nanti mendapat syafaatnya.Aamiin,” pesan beliau segaligus sebagai penutup mauidoh hasanah spesial tadzim maulid nabi di Asrama Daru Rasyidah.