web analytics

Bagaimana Caranya Santri Berolahraga?

Bagaimana Caranya Santri Berolahraga?
0 0
Read Time:4 Minute, 0 Second

Islam adalah negara yang menjunjung tinggi kesehatan. Bukan hanya sekedar omong kosong, tidak hanya tentang anjuran makan dan pola hidup, Nabi pun berolahraga. Bukankah Nabi yang paling tegap jalannya? Paling kuat bergulatnya? Sang Panglima Perang? Bukankah kita mendengar cerita lomba larinya Nabi dengan Sang Humairoh?

Olahraga tentu memiliki korelasi makna dengan kesehatan, karena memang tujuan dari olahraga adalah ya kesehatan itu sendiri. Setiap orang perlu sehat. Itu kenapa setiap orang harus olahraga. Meskipun nyatanya sehat tidak hanya didapat dari olahraga. Ya, ini merupakan salah satu langkah menuju kata sehat, kan? Ikhtiar.

Santri pun juga memiliki proporsi dan hak yang sama dalam hal kesehatan. Tapi, terkadang masih ada stigma tentang santri dan kata kurang sehat. Banyak orang yang menganggap bahwa santri masih keterbutaan akan peduli sehat. Apalagi untuk hal olahraga. Apalagi pesantren yang berbasic salaf untuk hal olahraga.

Saya pun mengakui dan merasakan akan judge itu. Santri yang memiliki kegiatan segudang, padat, dari pagi sampai malam mempunyai koreksian dalam hal ini. Apalagi pesantren yang selalu prosentase subjek dan sarana yang mewadahi subjek selalu tumpang tindih. Sebagaimana pesantren tercinta ini: Al-Mahrusiyah. Tidak jarang pesantren yang kurang memfasilitasi santri untuk hal olahraga ini. Bukannya tanpa ada kepedulian akan olahraga, tapi mana waktu dan sarana untuk kami berolahraga?

Tidak bisa dinamakan santri kalau tidak punya banyak akal. Keterbelakangan bukan berarti kemunduran. Bukan harus menyerah dengan keadaan. Maka dalam pembahasan ini tidak jauh dalam lingkup olahraga, kesehatan, dan memanfaatkan waktu.

Mari kita mengulik akan esensi dan subtansi kesehatan dari setiap gerak-gerik santri. Tanpa kita sadari ternyata pesantren pun telah memikirkan akan hal kesehatan ini dari balik setiap runtut penuh kegiatan-kegeiatan santri. Kita lihat dari bangun tidurnya yang sudah diharuskan bangun sebelum subuh: mereka bangun, mandi, istighosah. Dari sini saja sudah mencakup 2 sisi konkrit kesehatan; dzohir-batin. Mandi pagi, sebelum subuh, memiliki banyak manfaat dalam kesehatan. Seperti yang dikutip dari medicillin.com, setidaknya mandi subuh dapat melancarkan peredaran darah dalam tubuh, menjadikan kulit wajah awet muda, mencegah darah tinggi, meningkatkan sel darah putih, dan menghilangkan stress.

Sedangkan istighosah dengan keutamaan bacaan dzikir-dzikir yang dapat diintelligere taqarruban ilallah adalah bentuk meditasi paling sempurna dalam lingkup teologi dan psikologi.

Begitu pun lainnya: kita menyuci pakaian, membawa tumpuk kitab, mengayuh onthel ke kampus, roan pondok, ekskul silat, atau kegiatan apapun yang bekala dan stabil, tentu ada hikmah di sana. Ada sisi kesehatan di sana.

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Poin pengrefleksian dari ayat 191 surat An-Nur ini, bahwa sesungguhnya ada kebaikan yang dapat dipetik dari setiap padat kegiatan pesantren. Selain memanfaatkan dari kegiatan pesantren, untuk hal olahraga dan kesehatan, kita bisa memanfaatkan waktu, seperti waktu pagi di antara selepas Madrasah Qiroatil Qur’an dan berangkat sekolah, bisa melakukan olahraga ringan seperti push up, sit up, back up, bridge, wall-sit, plank, squat, jogging. Asal dilakukan dengan berkala, olahraga ringan yang tidak membutuhkan banyak waktu dan tempat itu bisa menjadi solusi. Nggak usah muluk-muluk!

Bahkan tanpa kita sadari, tidak perlu jauh-jauh, ternyata di setiap gerakan sholat terdapat makna kesehatan yang luar biasa! Mengutip dari hellosehat.com, dimulai dari takbiratul ihram, mengangkat kedua tangan sejajar telinga yang lalu melipatnya pada perut atas, dapat memperlancar aliran darah: saat mengangkat kedua tangan, otot bahu juga ikut meregang sehingga membuat aliran darah kaya nutrisi dan oksigen menjadi lebih lancar.

Berlanjut ke rukuk, membungkuk dengan posisi punggung dan kepala lurus ke depan, sambil kedua tangan bertumpu pada lutut, dapat mengurangi posisi sakit punggung: meregangkan otot paraspinal, juga postur ini berguna untuk membantu menurunkan risiko osteoporosis dan penyakit lain terkait tulang belakang.

Lalu sujud, gerakan berlutut dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi menempel di lantai secara bersamaan yang dapat meningkatkan aliran darah ke otak: posisi kepala yang lebih rendah dari jantung membuat gerakan salat ini bermanfaat untuk meningkatkan aliran darah menuju otak dan bermanfaat untuk mengurangi risiko sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan perdarahan otak.

Juga i’tidal dan duduk di antara dua sujud yang dapat memperlancar sistem pencernaan: organ pada sistem pencernaan akan mengalami kontraksi dan relaksasi sehingga kerjanya menjadi lebih lancar. Dengan itu akan mampu menyingkirkan sejumlah gangguan pencernaan, seperti sakit perut dan sembelit, serta meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh.

Termasuk salam, menengok ke kanan dan ke kiri dapat merelaksasi otot leher dan kepala: meningkatkan jangkauan gerak leher sambil meregangkan otot trapezius. Saat melakukan salam pada akhir rakaat salat, otot pada bagian sekitar leher dan kepala akan lebih rileks sehingga menyempurnakan aliran darah ke kepala. Alhasil, gerakan salat ini bisa menghilangkan sakit kepala pada orang yang mengalaminya.

Sudahlah. Tidak panjang kata: Mari olahraga! Mari sehat! Semangat.

 

 

 

About Post Author

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

Penulis Baik Hati, Tidak Sombong, dan Rajin Menabung*
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like