Harlah Ke-8 PP Putri Lirboyo HM Al-Mahrusiyah III Asrama Al-Misky
Kediri, (16/08/23) PP Putri Lirboyo HM Al-Mahrusiyah III Asrama Al-Misky memperingati HARLAH-nya yang ke-8. Acara ini dihadiri oleh K.H. Reza Ahmad Zahid beserta Istri tercinta, Ning Hj. Niswatul Arifah.
Malam ini merupakan acara puncak setelah seminggu terakhir kita mengadakan berbagai macam lomba, diantaranya: Lomba Tabari (TAwa BAreng santRI), Lomba Kaligrafi, Lomba MC (Master of Ceremony), Lomba OOTD (Outfit Of The Day), Lomba Balap Karung, Lomba Estafet Karet, Lomba Estafet Sarung, Lomba TKMTS (Tak Kenal Maka Tak Sayang), Lomba AGT (Al-Misky Got Talent), dan Lomba M3 (Miss Mahrusy Al-Misky).
Acara dimulai dengan pembacaan Tahlil dan Do’a yang dipimpin langsung oleh K.H. Reza Ahmad Zahid selaku Pengasuh PP Lirboyo HM Al-Mahrusiyah Kota Kediri.
Pada malam yang berbahagia ini, Beliau menceritakan kembali sejarah berdirinya PP Putri Lirboyo HM Al-Mahrusiyah III khususnya Asrama Al-Misky.
“Sebelumnya, Allahu Yarham Al-Mukarrom Simbah Yai Imam Yahya pernah berwasiat kepada putra-putranya, termasuk saya:
“Lek pindah omah nek iso golek tanggal sing ono 7 ne, wulan e wulan Romadlon.” (Kalau mau pindah rumah, kalo bisa cari tanggal yang ada angka 7 nya, bulannya di bulan Ramadhan).
Kemudian Abah Reza dan Ning Rifa memilih tanggal 27 sebagai awal mula menginjakkan kaki di daerah Ngampel, Kota Kediri. Tepatnya pada tanggal 27 Ramadhan 1433 H/14 Agustus 2012 M.
“Dengan segala kesederhanaan, kami berdua pindah di daerah Ngampel. Dulu lahannya masih belum sempurna diuruk, pagar keliling pun belum ada, masih berhadapan dengan sawah. Disini baru ada 2 penghuni. Yang pertama yaitu Beliau Allahu Yarham Simbah Yai Imam Yahya karena memang Beliau berwasiat untuk dimakamkan disini, dan penghuni satunya adalah saya dan Istri tercinta. Belum ada Novan apalagi Ronim.” Jelas Beliau Abah Reza.
“Setelah itu, sedikit demi sedikit mulai ada yang membantu kami, mulai ada yang mengaji dengan kami. Saat itu masjid belum dibangun. Al-Misky sendiri juga masih berupa pondasi, belum ada aula dan kamar-kamar.”
“Saya juga sebenarnya lupa dengan hari lahir asrama ini. Namun diingatkan oleh para santri yang awal-awal bertempat disini, yaitu tepatnya tanggal 16 Agustus 2015. Kemudian, setiap tanggal inilah kita memperingati Hari Kelahiran Asrama Al-Misky.”
Terselenggaranya acara ini mengajarkan kita untuk terus bersyukur atas nikmat dan berkah yang telah Allah berikan untuk Asrama Al-Misky dan untuk kita semua.
Abah Reza mengajarkan kita semua untuk bersyukur, yakni dengan cara menghidupkan kegiatan-kegiatan yang ada di Pondok Pesantren, di madrasah, dan juga lembaga formal. Hal ini bertujuan untuk mensyi’arkan Pondok Pesantren kita (secara khusus), dan mensyi’arkan Agama Islam (secara umum).

“Jangan jadi generasi yang lengah. Niatkan mondok ini untuk mengisi kemerdekaan. Seperti apa yang pernah didawuhkan K.H. Hasyim Asy’ari:
“لَا خَيْرَ فِيْ أُمَّة إِذَا كَانَ أَبْنَائُهَا جُهَلَاء
وَلَا تَصْلُحُ أُمَّة إِلَّا بِالْعِلْمِ”
“Tidak ada kebaikan bagi satu kaum ketika para generasinya adalah generasi yang bodoh. Dan tidak ada hal yang bisa membuat kemaslahatan bagi satu kaum kecuali dengan ilmu.”
“Maka niatilah Tholabul ilmi ini sebagai ibadah dan khidmah pada negara. Semoga kalian menjadi generasi yang kuat, tangguh, mandiri, dan generasi yang penuh kedewasaan.”
Mondok merupakan satu bentuk tirakat. Bayangkan, para leluhur kita mencari ilmu dengan segala keterbatasan, berbeda jauh dari kita yang perangkat pendidikan dan pembelajarannya sudah ada, bahkan kitab pun sudah tersedia, tidak perlu menulis tangan. Dulu percetakan belum ada, pamit belajar pun bak pergi berperang, tidak seperti sekarang yang mondoknya diantar.
“Bersyukurlah! Anak mondok di Zaman Milenial kok sampai tidak betah itu bisa dikatakan ironis. Seharusnya kita bisa lebih kuat dari para pendahulu-pendahulu kita yang merasakan keterbatasan lebih dahsyat.” lanjut Abah Reza.
“Saya ingin memantapkan, bahwa apa yang kalian rasakan saat ini bila dibandingkan dengan pendahulu-pendahulu kita belum ada secuil kuku kita, belum ada apa-apanya.”
“Rasakan kenikmatannya. Beginilah di Pondok Pesantren. Harus bisa belajar menerima perbedaan karakter antar satu dengan yang lain, sebagai cerminan di masyarakat kelak.”

Acara dilanjut dengan sesi pemotongan tumpeng oleh Abah Reza dan Ning Rifa, kemudian disusul dengan pembagian hadiah bagi para pemenang lomba di rangkaian semarak Harlah.

Usai foto bersama, Abah Reza dan Ning Rifa menikmati MIZAR (Mini Bazaar) yang digelar di teras Aula Al-Misky. Beliau ningali satu-persatu stand dan pameran karya – yang merupakan persembahan para santri Asrama Al-Misky yang memiliki bakat dalam bidang ilustrasi dan literasi.
Karya-karya yang dibuat pameran, diantaranya:
– Kaligrafi, cerpen, komik, dan puisi – diambil dari karya-karya peserta Lomba Cipta Literasi dan Ilustrasi yang diadakan oleh Pers Mahrusy setiap akhir bulan.
– Lukisan dan aneka bentuk anyaman rajut – yang merupakan hasil ekstrakulikuler yang ditekuni setiap Hari Jum’at.

Adapun Stand Mizaar kali ini, meliputi: buletin dan majalah el-mahrusy, stiker dawuh dzurriyah, buku-buku bacaan, dan nadzom kejuaraan. Stand jajan ala mbak santri pun tak ketinggalan ikut meramaikan suasana Puncak Harlah Ke-8 PP Putri Lirboyo HM Al-Mahrusiyah III Asrama Al-Misky.