Kediri, elmahrusy media (08/12), kembali melanjutkan lomba harlah Asrama Darur Rasyidah yang ke-23, malam ini Aula Darsyi diramaikan oleh gebyar lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR). Lomba yang digelar ba’da sholat Isya’ berjamah dan Istighotsah ini merupakan inovasi baru dari tahun-tahun sebelumnya.
Pada momentum Harlah yang ke-23, Asrma Darsyi mengadakan lomba KIR sebagai wadah para santri untuk menyalurkan bakat menulis dan menggambarnya. Dalam lomba ini para santri yang telah lulus seleksi akan mempresentasikan karyanya di hadapan dewan juri. Istimewanya lomba ini dihadiri juga oleh Bapak Burhanudin selaku pimpinan umum Pers Mahrusy dan Saudara Darul Sa’id selaku redaktur Pers Mahrusy sebagai dewan juri.
Berdasarkan penilaian secara global dari 10 peserta KIR yang telah lulus seleksi Darul Said mengomentari, “Saya sangat mengapresiasi terutama untuk para peserta. Karena dalam lomba ini bukan tentang siapa yang hebat tetapi tentang siapa yang memiliki mental. Karena tidak semua orang bisa public speaking di depan umum,” tutur Darul dalam komentarnya.
Darul juga mengutipkan dawuh Raden Mas H. Oemar Said Tjokroaminoto yang ngendikan, “Ketika anda ingin menjadi orang yang bisa maka berbicaralah seperti orator dan menulis seperti wartawan,” tutur Raden Mas H. Oemar Said sang nasionalis Indonesia dan pemimpin Sarekat Dagang Islam.
Sebelum mengakhiri komentarnya Darul juga berharap, “Semoga lomba KIR ini sebagai gerbang kita menuju langkah selanjutnya, adanya lomba KIR ini membuktikan bahwa literasi itu sangat dibutuhkan di kalangan pesantren,” tutur Darul mengakhiri komentarnya.
Setelah Darul Said menyuarakan komentarnya kepada para beserta, selanjutnya beralih kepada Bapak Burhanudin untuk berkomentar. Beliau ngendikan, “Untuk yang saya lihat dari karya teman-teman itu sudah bagus semua,” tutur beliau membuka komentar.
Selanjutnya beliau menuqilkan redaksi dari kitab Ta’lim Muta’alim yang menerangkan bahwa, “Suatu perkara yang dihafal akan lenyap ketika tua nanti dan perkara yang ditulis akan abadi,” tutur pimpinan umum Pers Mahrusy.
Bagaimana maksudnya? Belaiu menambahkan penjelasan maksud dari redaksi tersebut itu digambarkan seperti Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Gozali. Kitab Ihya merupakan kitab karya Imam Ghozali ribuan tahun lalu tapi tetap eksis hingga zaman ini. Hal ini membuktikan bahwa sesuatu yang ditulis akan abadi, meskipun Imam Gozali telah wafat ribuan tahun lalu tetapi buah karyanya melegenda hingga dikenal generasi era modern ini.
Beliau juga berpesan, “Kita sebagai anak pesantren sudah seharusnya menampilkan karya-karya positif di medsos,” pesan beliau kepada mba-mba santri. Dan terakhir beliau ngendikan, “Jangan kalian berpura-pura sakit agar kalian tidak sekolah tapi ingatlah bahwa orang tua kalian berpura-pura sehat agar kalian bisa sekolah,” pesan beliau mengakhiri komentar.
Setelah itu acara dilanjut foto bersama dengan dewan juri, segenap panitia, dan MC sebagai pemungkas acara harlah malam ini. Wallahu a’lam.