0 0

Kediri-Pers Mahrusy (22/10/2023) 22 Oktober dikenal sebagai perayaan Hari Santri Nasional. Walaupun baru disahkan beberapa tahun yang lalu, perayaannya selalu mengundang antusias yang sangat mengagumkan. Seperti yang terjadi di Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah Asrama Ar-Raudloh. Saat ini, seluruh santri dengan jiwa jihadnya yang selalu berkorban sedang memeriahkan malam puncak Hari Santri Nasional yang berada di dalam pondok pesantren. Walaupun dirayakan seadanya tapi tidak membuat para santri kecewa, justru karena keterbatasan yang ada Santri Putri Asrama Ar-Raudloh sangat berantusias untuk memeriahkan acara yang diadakan.

Acara yang dilaksanakan ba’da istighosah ini, mengundang keceriaan bagi seluruh santri. Dengan adanya hari santri, kami merasa diakui sebagai salah satu bagian terpenting yang ada di Tanah Indonesia.

Acara di awali dengan sambutan yang dibawakan oleh Sekretaris Asrama Ar-Raudloh. Dalam sambutannya berisi pesan bahwa kami harus menjadi santri dimana dan kapapun berada.

Lantunan sholawat mulai terdengar, suasana khidmah mulai kami rasakan dan acara inti pun terlaksanakan. Lantunan 15 lagu sholawat yang dibawakan oleh Tim Habsy JKM 26 terdengar di malam puncak perayaan hari santri di Asrama Ar-Raudloh. Di sela lantunan sholawat, Ketua Pondok Asrama Ar-Raudloh menyampaikan kalam mutiara yang menjelaskan perjuangan para ulama terdahulu.

“22 Oktober merupakan resolusi jihad yang digagas oleh Hadratussyekh Hasyim Asy’ari. Dalam perjuangnya beliau menegaskan kepada seluruh santri yang berjarak 94 KM wajib mengikuti perang di Surabaya. Begitupun dengan santri Lirboyo, mereka juga mengikuti perang di Surabaya yang dipimpin langsung oleh KH Mahrus Ali” kata ustadzah muflihah selaku ketua pondok asrama ar-raudloh.

Tahun 2014, saat Jokowi menjadi Capres beliau sempat berkunjung di salah satu Pondok Pesantren yang berada di Malang. Beliau menanyakan sebenarnya apa yang diinginkan para santri, dan seluruh santri tersebut kompak menjawab yang kami inginkan adalah diadakannya hari santri, karena bagaimanapun keberadaan santri perlu diakui oleh negara.

Kemudian saat Jokowi terpilih menjadi Presiden RI tahun 2015, beliau menepati janjinya untuk menggagas Hari Santri Nasional. Sebenarnya pilihannya jatuh pada tanggal 01 Muharram, akan tetapi atas persetujuan Ulama Nusantara akhirnya ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, yang bertepatan dengan Resolusi Jihad. Cerita santri putri asal Madura tersebut.

Usai kalam mutiara disampaikan, lantunan sholawat terdengar kembali. Acara pada malam hari ini ditutup dengan pembacaan Mahalul Qiyam dan ditutup dengan pembacaan hamdalah secara bersama-sama.

Semoga dengan dirayakannya hari santri, bisa membuat semangat jihad santri semakin berkobar dan selalu mengenang jasa ulama terdahulu dengan cara selalu mempeng ketika mengerjakan apapun dan dimanapun.

Wallahu’alam

About Post Author

Ahdatunn

Mahasiswi Tribakti Kediri Sekaligus santri HM Al-Mahrusiyah asal Magelang Jawa Tengah

ahdatunn@gmail.com

Happy

0 0 %

Sad

0 0 %

Excited

0 0 %

Sleepy

0 0 %

Angry

0 0 %

Surprise

0 0 %