Kediri, Elmahrusy Media
Kamis, (03/07) Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah mengadakan agenda Penerimaan Santri Baru (PSB) untuk tahun ajaran 2025/2026. Agenda ini berlangsung selama dua minggu, tepatnya pada tanggal 01 Juli 2025 sampai 15 Juli 2025 yang bertempat di Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah 3 Ngampel.
Wali santri dan calon santri dari berbagai daerah telah berdatangan untuk mendaftar. Penerimaan Santri Baru dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB, kemudian dilanjut di hari berikutnya. Bagi para pendaftar diharuskan melawati beberapa tahapan, seperti mendaftar lewat link online yang sudah disediakan, menuju ruang validasi data, kemudian menuju ke ruang pengambilan logistik, setelah itu para santri baru boleh diantar menuju kamarnya masing-masing.
Pada hari ketiga ini, kami mencari beberapa wali santri untuk bertanya seputar Penerimaan Santri Baru. Di saat matahari sedang terik menyerang kulit, kami menghampiri beberapa wali santri yang sedang menunggu antrean di bawah tenda—terop—berwarna putih. Wali santri yang pertama kami wawancarai bernama Bapak Sumari yang berasal dari Trenggalek. Setelah mengutarakan hajat dan saling berkenalan, kami mulai bertanya seputar Penerimaan Santri Baru.
Bagaimana pelayanan dari panitia Penerimaan Santri Baru?
“Bagus, mas. Saat pertama ke sini, saya melihat spanduk yang terpampang di depan aula ada tulisan ‘Melayani penuh hikmat, mengharap rahmat.’ Itu sudah terbukti dari saat saya dan anak saya menuju pusat informasi untuk bertanya seputar jalur pendaftaran. Panitia menjawab dengan ramah dan sangat sopan.” Ujar bapak dua anak asal Trenggalek itu.
Kenapa bapak memilih Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah?
“Di Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah itu pendidikan formalnya juga dapat, mas. Kalau di pondok induk-kan cuma ada pendidikan agama. Pondok Lirboyo juga terkenal dari dulu, mas, jadi saya sudah memberi kepercayaan penuh.” Begitulah jawab Bapak Sumari.
Setelah mengobrol singkat bersama Bapak Sumari, kami kembali mencari wali santri untuk diwawancarai. Kali ini, kami menuju masjid Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah 3 Ngampel. Di sana, kami mewawancarai Ibu Lailis asal Sidoarjo. Ternyata, setelah kami berbincang-bincang ringan, Ibu Lailis merupakan seorang guru di SMP 6 Sidoarjo.
Kenapa ibu memilih Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah?
“Karena dulu ayah dan kakeknya alumni Lirboyo. Kalau saya memilih Al-Mahrusiyah karena ada pendidikan formalnya. Kalau mondok saja mungkin kurang, ya? Apalagi di zaman sekarang ini pendidikan formal itu wajib, mas. Terlebih lagi, anak saya alumni SMP Al-Mahrusiyah, mas, jadi saya sudah percaya sama pondok ini.” Tutur ibu guru dua anak itu.
Bagaimana kesiapan ibu ketika nanti jauh dari anaknya?
“Nah … itu, mas. Saya sering ditanya sama temen, ‘Sampeyan kok tegel, bu?’ Ya namanya menjalankan kewajiban, mau gimana lagi? Siapa orang tua yang gak nangis ditinggal anaknya, mas.” Ucap Ibu Lailis.
Apa motivasi ibu memondokkan anak?
“Saya suka sama pendidikan pondok, mas. Kalau dibandingkan sama sekolah luar, akhlaq santri jauh lebih bagus. Apalagi anak saya minta untuk didaftarkan mondok, lalu setelah tiga tahun di sini sudah terlihat perubahan dari anak saya. Oleh karena itu, sekarang dia mau lanjut dan memilih SMK Al-Mahrusiyah, kalau saya hanya bisa mendukung, bahkan untuk jurusan dia memilih sendiri.” Jawab Ibu Lailis.
Setelah lima belas menit lebih berbincang ringan dengan Ibu Lailis, kami tidak hanya bertanya seputar Penerimaan Santri Baru saking nyamannya mengobrol bersama ibu guru. Beliau juga bercerita jika anaknya sempat galau ketika memutuskan ingin lanjut atau tidak, tetapi karena beliau selalu mendukung anaknya disertai anak yang mempunyai semangat tinggi, putranya memutuskan sendiri untuk lanjut mondok di Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah.
Dari sekian banyak wali santri yang kami tanyai, alasan mereka memilih Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah karena kelebihannya yang mempunyai dua pendidikan sekaligus, yakni pendidikan formal juga pendidikan agama.
Langit mulai berwarna jingga disertai desir angin lembut sore hari. Semoga bermanfaat, wallahu a’lam.