Belum lama ini, telah rilis sebuah film yang Work it untuk kita tonton. Yaps, film ini berjudul “Cocote tonggo”. Sesuai judulnya, “Cocote tonggo” yang berati mulutnya tetangga, mengkisahkan pasangan suami istri yang berprofesi sebagai penjual jamu untuk kesuburan. Meskipun menjalankan bisnis yang berkaitan dengan kesuburan, tetapi berbanding terbalik dengan kondisi keluarga tersebut, yang tidak memeliki keturunan.
Hal ini kemudian memunculkan gunjingan atau cibiran buruk tetangga terhadap keluarganya. Yang kemudian menjadi suatu tantangan dan cobaan bagaimana keluarga tersebut bertahan dan bersikap bijak dalam mengadapi cibiran/omongan buruk tetangganya.
Nah dari film tersebut, ternyata sangat relevan dengan kehidupan yang di alamai banyak orang sekarang. Yaps, selain relevan, film tersebut juga memberikan pelajaran bagi kita, tentang bagaimana kita bertahan dan bersikap bijak dalam mengahadapi omongan orang lain.
Dalam kehidupan, seseorang memang tidak akan pernah lepas dari omongan/cibiran orang. Jangankan orang buruk, seorang yang baik pun, yang sudah nampak kebaikannya, masih terkena omongan buruk orang lain.
Maka sebaiknya, kita tidak perlu pusing ataupun gundah atas cibiran dan gunjingan orang lain. Rasa iri, benci, dengki dan tersaingi merupakan hal lumrah yang menjadi penyakit hati manusia. Dan hal itu merupakan warna dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pergaulan maupun pekerjaan.
Dalam Hilyah al-Auliya’ wa Thobaqot al-Ashfiya’, Imam Abu Na’im Al Asbahani mengungkapkan tentang Riwayat Sayyidina Ja’far as Shodiq untuk orang yang sedang di jelek-jelekan oleh orang lain.
حدثنا عبد الله بن محمد، ثنا علي بن رستم، قال: سمعت أبا مسعود يقول: قال جعفر بن محمد: إذا بلغك عن أخيك شيء يسوءك فلا تغتم، فإنه إن كان كما يقول كانت عقوبة عجلت، وإن كان علي غير ما يقول كانت حسنة لم يعملها، قال موسي: يا رب، أسألك أن لا يذكرني أحد إلا بخير، قال: ما فعلت ذلك لنفسي
“Abdulloh bin Muhammad menceritakan, Ali bin Rustum menceritakan, ia berkata: Aku mendengar Abu Mas’ud berkata, Ja’far Muhammad berkata: Ketika sampai kepadamu suatu (kabar) tentang saudaramu yang menjelek-jelekanmu, maka janganlah kau risau. Karena, jika benar apa yang di katakannya (tentangmu), itu adalah hukuman yang di segerakan (Tuhan atas dosa tersebut). Jika tidak benar apa yang dikatakannya (tentangmu), itu menjadi kebaikan yang tidak diamalkan (secara langsung untukmu).
Dalam hal ini, sebaiknya kita meminta perlindungan dan pertolongan kepada Alloh, agar terhindar dari orang yang dzolim. Seperti do’a nabi Musa, ketika berhadapan dengan Fir’aun, yang tertera dalam Surah Al-Qosos ayat 21:
رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Artinya:” Ya tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang dzolim”.
Selain itu, juga bisa di padukan dengan do’a Nabi Yunus, ketika berada di perut ikan. Doa, tercantum dalam Surah al-Anbiya’ ayat 87.
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Artinya: “Tidak ada Tuhan selain engkau. Maha suci engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzolim”.
Jadilah seorang yang bisa menjaga hati dari rasa hasad (Penyakit hati). Hindari kebiasaan menggunjing orang lain. Apalagi sebagai seorang laki-laki, sangat di tekankan untuk menjauhi gosip/menggunjing saudaranya. Karena bila ada laki-laki suka menggunjing, itu sama halnya seperti sebagian perempuan yang tabiatnya suka menggosip.