Syaikhona Kholil Bangkalan
Syaikhona Kholil nama aslinya adalah Muhammad Kholil bin Abdul Lathif. Beliau lahir pada hari Selasa, 11 Jumadil Akhir 1235 H / 27 Januari 1820 M. Sejak kecil, Mbah Kholil memiliki bakat yang istimewa, khususnya dalam ilmu agama. Beliau selalu haus akan ilmu, terutama ilmu fiqh dan ilmu nahwu. Karena itu, Orang tua Mbah Kholil pun mengirimnya ke berbagai Pesantren untuk menimba ilmu.
Tak lama setelah melewati jembatan suramadu yang masyhur itu, rombongan khazanah 2024 sampai di Makam Syaikhona Kholil Bangkalan. Para santri langsung menuju Masjid untuk melaksanakan sholat jamak dan qoshor.
Seperti yang kita pahami, bepergian merupakan media untuk menyampaikan kita pada hal yang dituju ataupun menghindarkan diri dari hal yang tidak kita senangi. Bepergian juga merupakan tempat berkumpulnya hal-hal yang berat dan melelahkan. Islam dengan syari’atnya yang Rahmatan lil ‘alamin dan sangat kasih sayang terhadap umatnya, memberikan dispensasi dalam menjalankan ritual ibadah. Seperti sholat yang awalnya berjumlah empat rokaat dipangkas menjadi dua rokaat. Yang seharusnya satu waktu harus ada satu sholat, dapat digabung dua sholat (Dzuhur dan ashar atau maghrib dan isya’) dalam satu waktu. Ini senada dengan firman Allah SWT:
وَما جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ
Allah berfirman: “Dia tidak menjadikan kesulitan untukmu dalam urusan Agama”
(QS. Al-Hajj: 78)
Allah tidak mensyari’atkan dalam Agama-Nya, hukum-hukum yang dapat memberatkan umat-Nya. Ketika seorang muslim berada dalam situasi yang sempit, Allah SWT akan melapangkannya. Hal ini dimaksudkan demi hukum-hukum-Nya dapat diterima dan dilaksanakan dengan lapang dada dan sukarela tanpa ada rasa keterpaksaan.
Qoshor dari susut pandang bahasa memiliki makna meringkas, sementara dari aspek terminologi fikih didefinisikan dengan meringkas sholat yang berjumlah empat rokaat menjadi dua rokaat. Sedangkan jamak terklasifikasi menjadi dua bagian: jamak taqdim dan jamak ta’khir. Jamak taqdim bermakna menggabungkan dua sholat (Dzuhur dengan ashar atau mghrib dengan isya’) di waktu sholat yang pertama, sedangkan jamak ta’khir bermakna menggabungkan kedua sholat tersebut di waktu yang kedua.
Awal pemberlakuan ajaran Qoshor sholat berdasarkan fakta sejarah yang bersumber dari riwayat Sahabat Ali bin Abi Thalib RA, Beliau menuturkan bahwa ada satu kaum dari kabilah Bani Najjar bertanya kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami menempuh perjalanan, bagaimana kami melakukan sholat?” Lantas turunlah QS. An-Nisa ayat 101:
قوله تعالى : وَإِذا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُناحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلاةِ
سورة النساء (4) : آية 101
Didalam tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan juga bahwa safar yang dimaksud adalah bepergian dalam rangka ta’at seperti jihad, haji, umroh, mencari ilmu, ziaroh, dan lain sebagainya.
تفسير ابن كثير (1/672)
يقول تعالى: {وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الأَرْضِ} أي سافرتم في البلاد، كما قال تعالى: {عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ} الآية. وقوله: {فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلاةِ} أي تخففوا فيها إما من كميتها بأن تجعل الرباعية ثنائية كما فهمه الجمهور من هذه الآية، واستدلوا بها على قصر الصلاة في السفر على اختلافهم في ذلك، فمن قائل: لا بد أن يكون سفر طاعة من جهاد، أو حج، أو عمرة، أو طلب علم، أو زيارة، وغير ذلك
Usai melaksanakan sholat jamak ta’khir dzuhur dan ashar, kami menunggu adzan maghrib untuk kemudian sholat jamak taqdim maghrib dan isya’. Sekitar pukul 19.00 WIB, pembacaan tahlil pun dimulai yang dipimpin oleh K.H. Melvin Zainul ‘Asyiqien dan do’a bersama yang dipimpin oleh K.H. Reza Ahmad Zahid.
Kemudian kami menuju tujuan selanjutnya pada pukul 21.00 WIB setelah melakukan makan malam di masing-masing bus.
Baca perjalanan Khazanah 2024 selanjutnya di https://elmahrusy.id/khazanah-2024-almaghfurlah-k-h-muhammad-utsman-al-ishaqy/