0 0

“Tantangan perempuan ada pada diri sendiri. Kita tidak akan bisa mengubah orang lain kalau tidak mengubah persepsi terhadap diri sendiri. Perempuan terkadang suka merendahkan diri sendiri. Cenderung tidak mau menunjukkan kemampuannya. Yang dibutuhkan perempuan adalah saling menguatkan”

                                                                                     Najwa Shihab

Dewasa ini, feminisme selalu menjadi topik pembicaraan hangat. Feminisme identik dengan kesetaraan gender antara kaum perempuan dengan kaum laki-laki. Sebagian masyarakat Indonesia masih menganut budaya patriaki, yaitu derajat laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan derajat perempuan. Dalam konteks ini seharusnya kita paham bahwa budaya tersebut sudah tidak layak untuk dianut. Mengapa demikian? Dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang karya R.A Kartini sudah diulas bagaimana perjuangan beliau agar perempuan juga punya hak yang sama dengan laki-laki apalagi dalam hal pendidikan.

“Wanita adalah tiang negara, jika baik wanitanya maka baik pula negaranya, dan jika rusak wanitanya maka rusak pula negaranya ”. Sebuah maqolah yang sudah tak asing lagi bagi telinga para pemuda Indonesia. Sesuai dengan kodratnya perempuan adalah Madrasatul Ula atau tempat pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Salah besar jika ada orang yang mengatakan perempuan tak perlu berpendidikan tinggi. Karena perempuan berpendidikan adalah salah satu faktor untuk mewujudkan tujuan Bangsa Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam konteks ini, perempuan berperan besar dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi generasi penerus bangsa yang mempunyai pemikiran dan intelektual yang tinggi. Dalam lingkup mendidik anak jelas berbeda ketika seorang anak dididik oleh ibu yang menyandang gelar sarjana dengan ibu yang hanya lulusan sekolah dasar.

Paradigma negatif Bangsa Barat terhadap ajaran Islam adalah Islam tidak menghargai kedudukan wanita dan selalu menomor duakan perempuan diatas laki-laki. Padahal sudah jelas Islam sangat mengargai dan menjunjung tinggi hak-hak perempuan, mulai dari kehormatan, harta, dan jiwanya. Saat ini, sudah banyak perempuan yang bergabung dengan sebuah lapangan pekerjaan dan mempunyai jabatan yang setara atau bahkan lebih tinggi daripada laki-laki.

Perempuan sering dianggap remeh oleh sebagian orang, hanya karena mereka ikut andil dalam hal pekerjaan rumah tangga padahal kita sudah tau kodrat perempuan adalah mengurus rumah tangga. Perempuan adalah manusia yang diciptakan dengan kemampuan berpikir lebih jika dibanding laki-laki. Mengapa demikian? Karena perempuan bisa memikirkan dua sampai tiga hal sekaligus, mereka bisa menemukan jalan keluar untuk setiap permasalahan dalam satu waktu. Apalagi dalam manajemen keuangan, perempuan juga berada satu tingkat diatas laki-laki karena perempuan tergolong manusia yang handal dan teliti dalam hal hitung menghitung, selain itu perempuan terkenal dengan julukan manusia perhitungan. Tapi jangan salah, ketika perempuan itu perhitungan berarti dia telah memperhitungkan kebutuhan untuk masa depan keluarganya. Perempuan juga merupakan manusia multitalent. Mereka bisa menjadi istri, ibu, dan wanita karier sekaligus. Terkadang ada laki-laki yang tak mau mengakui kehebatan seorang perempuan, hanya karena laki-laki tersebut merasa mampu melakukan segala-galanya.

كيف تخر ق لك العو ا ئد ا و انت لم تخرق من نفسك العوائد

“Bagaimana mungkin engkau akan mendapatkan hal-hal yang luar biasa sedangkan engkau tidak melepaskan kebiasaan-kebiasaan buruk dari diri kalian?”

Insecure? Insecure atau kurang percaya diri adalah kendala terbesar bagi kemajuan perempuan. Perempuan tidak akan sukses ketika terus menerus merendah. Padahal potensi keberhasilan laki-laki dan perempuan itu sama rata, hanya saja tergantung seberapa keras mereka memperjuangkan hal yang diimpikan. Banyak sekali perempuan yang menjadi korban seksisme atau prasangka dan diskriminasi terhadap orang berdasarkan jenis kelamin atau gender. Oleh karena itu, pentingnya support dari orang-orang terdekat untuk kemajuan perempuan muda agar bisa menjadi perempuan hebat penerus bangsa. Selain support, pastinya sesama kaum perempuan juga harus bisa saling merangkul juga mengingatkan satu sama lain agar bisa menciptakan kemistri yang baik.

Perempuan hebat bukanlah mereka yang terlihat sempurna, karena pada hakikatnya dalam hidup tidak ada yang sempurna bukan? Perempuan hebat itu dilihat dari apa yang telah mereka berikan. Pesona perempuan tidak hanya soal kesempurnaan. Karena yang mereka berikan bukan hanya finansial tapi tentang pelajaran hidup yang tak akan didapat dibangku sekolah, mulai dari kesabaran, keikhlasan, rasa syukur dan lain sebagainya. Apalagi saat ini, perempuan bisa berkontribusi dalam semua bidang dengan segala cara. Walaupun kadang harus disertai caci maki dan dianggap menghilangkan adat. Tapi tak apa, kita harus mengangkat derajat antar sesama perempuan, karena harga diri seseorang itu tidak ditentukan oleh orang lain melainkan melalui pembuktian secara nyata melalui keberhasilan dalam berkontribusi. Kunci agar berhasil berkontribusi dengan baik adalah percaya dengan diri sendiri. Kepercayaan diri itu dinilai dari impian. Ketika seseorang tak punya impian maka dia tidak punya hak untuk mencaci dan menghakimi orang lain.

Walaupun hidup adalah perlombaan tapi kita tidak boleh saling menjatuhkan apalagi menusuk dari belakang walaupun setiap langkah perempuan tidak bisa sebebas laki-laki, kita  harus membuktikan bahwa perempuan juga mempunyai peluang keberhasilan yang sama dengan laki-laki. Mari saling bergandeng tangan untuk mencapai keberhasilan. Membuat lingkaran agar bisa saling menguatkan bukan malah saling merendahkan. Menumbuhkan keberanian menghadapi tantangan dikehidupan karena kita tidak sendirian, banyak perempuan yang mau diajak berjuang walau dengan keterbatasan. Dan yang harus diingat! Dibalik lelaki sukses selalu ada perempuan hebat dibelakangnya. Wallahu’alam.

About Post Author

Ahdatunn

Mahasiswi Tribakti Kediri Sekaligus santri HM Al-Mahrusiyah asal Magelang Jawa Tengah

ahdatunn@gmail.com

Happy

0 0 %

Sad

0 0 %

Excited

0 0 %

Sleepy

0 0 %

Angry

0 0 %

Surprise

0 0 %