0 0

Pers Mahrusy- Kediri, Ahad (20/02) Lajnah Bahtsul Masa-il Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah Putra menyelenggarakan Bahtsul Masa-il Kubro (BMK). Acara berlangsung di Aula Auditorium MA Al-Mahrusiyah. BMK ini dihadiri delegasi Pondok Pesantren HMS, HMC, PPHY, PPHMA, PP. Darussalam, PP. Al-Baqoroh dan siswa Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien (MHM) kelas I Aliyah sampai Ma’had Aly semester IV.

Acara BMK ini dimulai pukul 08.00 WIB. dibuka oleh MC, yakni saudara Mahrus Aly. Dilanjutkan pembacaan ayat suci al-Quran dan sambutan-sambutan. Sambutan pertama a/n ketua panitia oleh Bapak Ali Basyaruddin, dilanjut sambutan a/n penasehat LBM oleh Bapak Muhammad Yasif Alfian, dilanjut sambutan a/n pengasuh oleh agus H. Nabil Ali Ustman dan dilanjutkan sambutan a/n penanggung jawab LBM oleh agus H. Izzul Maula Dliyaullah.

Dalam salah satu sambutannya Gus Nabil ngendikan mengenai manfaat dengan adanya LBM, ”Mengukur seberapa jauh kepahaman kita dalam suatu ilmu. Dikarenakan setiap orang memiliki tatacara tersendiri dalam memamahami suatu ilmu, ataupun setiap suatu perkara yang bisa diambil pemahaman dari banyak sisi. Orang LBM itu senangnya cari masalah. Lagi tenang, santai, nyaman dibikin masalah. Sesuai makna tulisannya ‘Lembaga Bahtsul Masa-il’ suatu lembaga yang mencari masalah. Saya yakin dari semua peserta ataupun mushohih disini orangnya itu suka cari masalah. Yang perlu diingat, cari masalah itu yang dari sisi positif.” Terang Gus Nabil yang juga Kepala Madrasah Diniyah AL-Mahrusiyah Putra ini.

Gus Nabil juga berpesan untuk mencari solusi apa yang terjadi sekarang ini.  Karena tidak mungkin hanya mengambil hukum dari dulu saja.” Saya yakin Besok-besok akan ada permasalahan baru yang akan dikaji, yang akan dibahas. Seperti saat ini terjadi virus covid-19, bitcoin dan lainnya. Pemahaman dalam mengambil suatu keputusan tentulah berbeda tapi tujuannya sama untuk kemaslahatan umat.”Pubgkas Beliau.

Sedangkan Gus Izzul juga  menjelaskan mengenai tujuan berbahtsu masa-il, beliau berpesan untuk jangan sampai tujuan dari kegiatan berbahtsu itu salah niat. “Tujuan kita berbahtsu disini bukan untuk mengetahui siapa yang benar, siapa yang salah, bukan. Tujuan kita berbahtsu bukanlah untuk mengetahui siapa yang lebih alim, siapa yang paling pintar baca kitabnya, bukan. Tapi tujuan kita berbahtsu untuk mencari yang lebih maslahat bagi umat bagi masyarakat. Itu tujuan utama dari Bahtsu Masa-il.” Terang Kepala Yayasan Al-Mahrusiyah ini.

Pada acara inti, Bahtsul Masa-il ini mengangkat dua permasalahan, yakni Qari Saweran (menyawer orang yang membaca al-Qur’an) pada jalsah ula, dimoderatori oleh bapak Muhammad Hasballah Daim dan Proposal Bantuan Dana Kegiatan pada jalsah tsani, dimoderatori oleh bapak Khozinatul Asror. Jalsah ula dimulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.30 WIB. Jalannya acara berlangsung begitu meriah dengan adanya perbedaan ibarot dan adu argumen dari para musyawirin berdasarkan redaksi kitab ulama salaf. Jalannya jalsah ula pun lancar tanpa ada kendala dan ditutup dengan asilah pertama terkait Qari Saweran, belum usai.

Berlanjut pukul 11.30 WIB setiap delegasi diberikan waktu satu jam setengah untuk istirahat, sebelum nanti berlanjut ke jalsah tsani yang dimulai pada pukul 13.00 WIB. Ketika jalsah tsani dimulai antusias dan semangat musyawirin tetap terjaga. Setelah istirahat dan mengisi energi menjadikan para musyawirin ini lebih fresh dan semakin bersemangat dalam menjawab atau melontarkan argumen. Tak jauh berbeda dengan jalsah ula, musyawirin saling lempar argumen terkait asilah pertama yang belum usai, bersama kelompoknya masing-masing.

Beradu argumen dan bertukar ibarot demi mencari solusi hukum yang paling maslahat bagi umat atau masyarakat merupakan tujuan dari Bahtsu Masa-il. Setelah asilah pertama usai BMK berlanjut pada asilah kedua mengenai Hukum Proposal Bantuan Dana Kegiatan.

Hukuum Qori’ Saweran
Seiring berjalannya waktu, terhitung mulai dari pagi sampai sore hari BMK ini terselenggara. Musyawirin pun tinggal menunggu rumusan akhir terkait asilah. Dalam hal ini, hasil BMK dibacakan oleh bapak Muhammad Hasbullah Daim. Pada asilah pertama, yakni Qari Saweran dengan pertanyaan “bagaimana hukum menyawer Qari?” disimpulkan adanya khilaf antar ulama. Menurut Hanafiah hukumnya haram. Sedangkan menurut Syafi’iyah hukumnya makruh karena terdapat beberapa hal berikut.

Pertama, mengganggu kekhusyuan qari dan hadirin. Kedua, menghilangkan harga diri. Ketiga, kurangnya tatakrama. Pada kesimpulan akhir ini, ditambah pula bahwa meninggalkan menyawer qari merupakan hal yang lebih utama. Pada pertanyaan “Bagaimana hukumnya mengambil uang saweran?” dirumuskan bahwa hukumnya boleh dengan menimbang sebagai hadiah. Bahkan bila sipemberi ini berniat untuk memberikan hadiah maka hukumnya Sunnah.

Hukum Proposal Bantuan Dana Kegiatan Pada asilah kedua, mengenai Proposal Bantuan Dana Kegiatan. Pertanyaan “Bagaimana hukumnya mengajukan proposal dengan menuliskan harga barang yang tidak sesuai dengan harga umumnya”. Dirumuskan bahwa hukumnya dibolehkan. Dengan menimbang beberapa syarat berikut. Pertama, tidak bertujuan untuk melakukan penipuan.

Kedua, donatur telah mengetahui kondisi dan maksud pihak pemberi proposal. Ketiga, sekiranya ada hajat seperti menutup kekurangan anggaran. Pada pertanyaan “apakah sisanya nanti wajib dikembalikan atau boleh dipakai untuk keperluan lain?” dirumuskan bahwa, sisa dana nantinya tidak boleh dikembalikan kepada donatur dan sisanya boleh dipakai untuk kemaslahatan lembaga terlait. BMK berlanjut dengan arahan pihak LBM oleh Bapak Fayumi Syafi’i dan ditutup Mauidloh sekaligus doa oleh KH. Melvien Zainul Asyiqien.

Pewarta: Muhammad Ainul Atho’

About Post Author

elmahrusy16

Elmahrusy Media Merupakan Wadah literasi dan jurnalistik bagi santri, alumni dan pemerhati Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah

elmahrusy16@gmail.com

https://elmahrusy.id

Happy

1 100 %

Sad

0 0 %

Excited

0 0 %

Sleepy

0 0 %

Angry

0 0 %

Surprise

0 0 %