web analytics
AD PLACEMENT

Bismillah, Aku Tidak Takut

AD PLACEMENT
0 0
Read Time:3 Minute, 21 Second

Sinta, Nana, dan Aulia adalah santri baru di salah satu pondok pesantren yang sangat bagus. Mereka menikmati hari-hati pertama mereka di pondok dan belajar dengan giat. Namun, kegembiraan mereka segera berganti di minggu ketiga mereka mondok di pondok pesantren. Hal ini terjadi karena ketiganya tidak sengaja mendengar kakak kelasnya berbicara tenteang nenek gayung yang konon bersemayan di toilet pesantren.

“Beneran loh, temenku pernah lihat sekilas, wujudnya seram sekali dan membawa-bawa gayung ke kamar mandi persis sperti di dalam film” kata kak Lira. Gosip soal hantu nenek gayung menyebar dengan cepat, hal itu membuat Sinta, Nana, dan Aulia merasa ketakutan. Bahkan, ketika malam hari ketiganya merasa takut jika hendak ke kamar mandi.

Sejak hari itu, ketiganya yang satu kamar saling membangunkan jika ingin pergi ke kamar mandi. Namun, hal itu merepotkan dan sering membangunkan santri yang lainnya di kamar. “jadi gimana ini, aku selalu terbangun di malam hari , tapi aku takut ke kamar mandi, karena jauh dan gelap sekali” tanya Nana. “Aku juga takut, andaikan kamar mandinya dekat kamar kita, aku pasti tidak akan setakut ini.” Tinpal Sinta.”aha, aku tahu, bagaimana kalau kita buang air kecil di samping jemuran saja? Disana dekat dan cukup tertutup!” ujar Aulia sembarangan memberikan ide.

Uniknya, ide tersebut malah disambut baik oleh kedua temanya. Mereka tidak ada pilihan lain selain buang air kecil di samping jemuran tersebut. Dari pada berpapasan dengan hantu nenek gayung kan? Pikir mereka. Akibatnya, ketiganya mulai kencing sembarangan di samping jemuran pesantren, menciptakan masalah baru dan mengganggu keterlibatan pondok, area jemuran sering didatangi oleh para santriwati lainnya. Karena mereka sering buang air kecil sembarangan, saping jemuran tersebut pun menjadi bau dan dipenuhi lalat.

AD PLACEMENT

Keluhan ini kemudian di ketahui oleh Ustadzah Rissa. Dia lantas mencari tahu siapa santri yang membuang air kecil sembarangan di samping jemuran tersebut. “Ayo, silahkan mengaku sebelum jam 3 sore hari ini. Saya tunggu di ruangan saya. Kalau kalian tidak mengaku dan ketahuan, hukumannya akan saya beri tiga kali lipat,” kata Ustazah Rissa di akhir kelas Dakwah. Mendengar pengumuman itu, Sinta, Nana, dan Aulia memutuskan untuk jujur dan mengakui perbuatan mereka kepada Ustaz Teguh. Mereka menceritakan alasan mereka kencing sembarangan selama beberapa hari terakhir.

Setelah mendengar cerita dari ketiga santri baru, Ustadzah Rissa dengan bijak menasehati mereka bahwa mereka tidak perlu takut dengan hantu, jin, atau setan. “Manusia diciptakan lebih mulia dari pada jin dan setan. Sehingga, satu-satunya kekuatan yang harus kita takuti adalah Allah SWT. Bukan jin, setan, atau sejenisnya,” kata Ustaz Teguh. “Rasa takut berlebihan justru bisa menyebabkan kita melakukan upaya untuk melakukan keburukan. Contohnya, seperti yang baru saja kalian lakukan, bukan?” jelas Ustadzah Rissa. Sinta, Nana, dan Aulia mengangguk pelan membenarkan. “Dari pada kalian takut, kalian bisa berdoa kepada Allah, yaitu dengan berucap audzubillah himinas syaitoon nirrojiim yang artinya Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Insyaallah, Allah akan melindungi kita dari godaan jin atau setan apapun,” jelas Ustazah Rissa.

Selain itu, Ustadzah Rissa berpesan untuk memulai apapun dengan ucapan Bismillahirahmannirohim, supaya apapun yang kita lakukan atas nama Allah. “setan pun sudah pasti takut berueusan dengan Allah” kata Ustadzah Rissa. Mereka lantas mengucap dua kalimat itu bersama-sama “Bismillahirohmanirohim, audzubillah himinnas saytoon nirrojjim”, sejak saat itu, ketiganya selalu mengucap bismillah dan taawudz untuk menghilagkan ketakutannya kepada hantu. Berkat saran dari Ustadzah Rissa, mereka menjadi lebih percaya diri dan berani pergi ke kamar mandi di malam hari “Bismillah, aku tidak takut, karena Allah yang melindungiku” gumam Aulia sebelum masuk kamar mandi. Kemudian setelah membaca do’a masuk kamar mandi dia masuk dan menuntaskan urusannha dan keluar dengan aman.

“Ternyata hantu nenek gayung itu cuma gosip,” kata Heru. “Iya, rugi aku sudah percaya. Padahal cukup dengan audzubillah himinas sayitoon nirrojiim kita bisa dilindungi,” timpal Dodi. Namun, karena perilaku sembrono mereka, Bagas, Dodi, dan Heri dihukum membersihkan kebun dan kamar mandi selama seminggu. Meskipun mendapat hukuman, mereka tidak lagi merasa takut karena telah memahami bahwa do’a dan keyakinan, mereka bisa mengatasi rasa takut mereka. Kesalahan mereka telah menjadi pelajaran berharga dan mereka kini menjadi santri yang lebih baik.

AD PLACEMENT

Oleh: Vikha Rahma Ayu

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Also Read: Harapan | Cerpen

AD PLACEMENT
AD PLACEMENT

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Ngaji Gus Reza: Ilmu itu Sportif dan Objektif

Ngaji Gus Reza: Ilmu itu Sportif dan Objektif

Mencari Pengganti Cincin Emas

Mencari Pengganti Cincin Emas

Harapan | Cerpen

Harapan | Cerpen

Ning Ochi Jelaskan Keistimewaan Islam, Kisah dan Sejarahnya

Ning Ochi Jelaskan Keistimewaan Islam, Kisah dan Sejarahnya

Menuju Ka’bah

Menuju Ka’bah

Lomba KIR Spesial Harlah, Pengasah Bakat Literasi dan Public Speaking Santri

Lomba KIR Spesial Harlah, Pengasah Bakat Literasi dan Public Speaking Santri

AD PLACEMENT