0 0

Kediri, Elmahrusy Media

(02/01) Tiba di acara yang paling dinanti-nanti seluruh santri Sakan Darsy, malam ini Aula Al-Fatah tampil begitu mewah dengan backdrop megah berhias warna-warni tumbler lamp cantik untuk menyambut puncak harlah terbaik.

Acara yang digelar ba’da sholat magrib berjama’ah ini tak lepas dari partisipasi alumni sepuh dan alumni junior. Gus Anas dawuh, “Dulu namanya bukan Darsyi tapi HM Imut, bukan santrinya yang imut tapi karena pondoknya yang imut,” tutur Gus Anas membuka acara majlis dzikir dalam rangka memperingati harlah Asrama Darsyi yang ke-23.

Beliau melanjutkan bahwa nama Darur Rosyidah ini dinukilkan dari Daru Zahro karena shohibul ma’had pernah menimba ilmu kepada Huababh Ummu Salim di Daru Zahro. Kemudian Ning Ochi melegitimasinya sehingga menjadi Darur Rosyidah.

Gus Anas ngendikan, “Semoga dengan nama tersebut dapat menjadi barokah dan dapat mentarbiyah kita semua aamiin,” harap garwo Ning Ochi. Sebelum memulai acara, Gus Anas juga dawuh bahwasannya hari ini juga bertepatan dengan Haul KH Abdur Arifin Al-Ishaqi, yakni kakak laki-laki tertua dari Ibu Nyai Zakiya, “Teruntuk KH Abdur Arifin Al-Ishaqi, Al-Fatihah,” tutur Gus Anas sebelum mengawiti tawasul.

Setelah itu acara dilanjut dengan pembacaan manaqib dan maulidud diba’iyah oleh tim pembaca. Usai kurang lebih satu jam melantunkan manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jailani sang Sulthonul Auliya dan syair-syair indah diba’iyah acara berikutnya diisi dengan sambutan-sambutan santri alumni Al-Mahrusiyah.

Sambutan yang pertama diisi oleh Ibu Munafi’ah selaku perwakilan dari santri alumni tahun 2010. Dalam sambutannya beliau ngendikan, “Disini saya nostalgia 14 tahun lalu, karena kulo medal saking Al-Mahrusiyah itu tahun 2010,” tutur beliau membuka sambutan.

Yang pertama beliau mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena telah dilibatkan dan diundang dalam rangkaian acara harlah PP HM Al-Mahrusiyah. Beliau berharap, “Semoga ini menjadi ta’aluq batiniyah kepada dzuriyah Al-Mahrusiyah,” harapan beliau dalam sambutanya.

Ibu Munafi’ah juga dawuh, “Penting yang harus dipahami, hubungan kita dengan guru kita itu sangat penting sekali. Jadi ciri khas santri dengan yang bukan santri itu harus ada ta’aluq bathiniyah kepada guru-guru, ya salah satu caranya seperti acara malam ini,” tutur alumnus asal Palembang

Yang kedua, sebagai perwakilan alumni beliau mengucapakan bahwa hari ini merupakan hari yang yang sangat bahagia, beliau juga bercerita, “Saya masih ingat sekali, waktu itu tanggal 6 Januari 2002, kami yang berada di Pondok Pesantren Tribakti dulu naik truk, kami diusung dari Pondok Tribakti yang sekarang sudah jadi kampus. Darisitulah kami memperingati tanggal 6 Januari sebagai milad pondok,” tutur beliau berbagi kisah.

Besar harapan beliau sekaligus mewakili seluruh santri, semoga dengan adanya peringatan milad ini Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah semakin maju, tumbuh, dan berkembang, serta menciptakan santri yang tidak hanya cerdas intelektual saja tapi juga santri yang memiliki moral dan akhlaqul karimah.

Pesan yang paling beliau ingat dari Yai Imam, “Santri itu jangan lupa ngadep dampar,” tutur beliau menyampaikan pesan Yai Imam. Maksudnya, meskipun sedikit ilmu yang kita miliki, ilmu yang diamalkan adalah ilmu yang bermanfaat.

Jadi inti dari pesan beliau, sedikit atau banyak ilmu yang kita dapatkan di pondok ini diusahakan untuk diamalkan, dan mengamalkan ilmu itu tidak hanya kepada orang lain tapi juga bisa kepada diri sendiri.

Terakhir beliau berpesan, “Kesempatan emas yang ada disini gunakan sebaik-baiknya karena tidak akan terulang kembali dan tidak ada orang sukses secara instan, semua itu butuh proses. Pokoknya kita harus rajin, insyaallah kalau sudah rajin akan dipermudah segalanya,” pesan beliau kepada para santri sebelum mengahiri sambutan.

Dilanjutkan sambutan yang kedua yakni oleh Ibu Nur Wahidah selaku santri senior sekaligus Penasehat Aktif PP HM Al-Mahrusiyah sakan Darur Rasyidah. Beliau ngendikan, “Perlu diketahui bahwasannya PP HM Al-Mahrusiyah itu sudah berumur 23 tahun yang sudah sepuh dan tua. Insyaallah Sakan Darsyi yang dianggap paling tua ini insyaallah madunya paling banyak dan manis,” tutur beliau mengawiti sambutan.

Dulu santrinya hanya berjumlah 121, sekarang telah berkembang menjadi Al-Mahrusiyah 1,2,3, dan 4 yang keseluruhan total santrinya mencapai ribuan, “Inilah yang disebut madu,” tutur penasehat aktif PP HM Al-Mahrusiyah Sakan Darsyi.

Sebelum menutup sambutan beliau ngendikan, “Mudah-mudahan PP HM Al-Mahrusiyah bisa menjadi jalan barokah dan manfaat,” harapan beliau sekaligus mengakhiri sambutan.

Kemudian sambutan yang ketiga atau yang terakhir yakni disampaikan oleh Saudari Dwita Nurlita. Sebagai alumni junor tak banyak yang beliau sampaikan, dalam sambutanya beliau dawuh, “Zaman semakin kemari semakin berubah tapi yang namanya tirakat dan barokah itu sama,” tutur alumnus asal Pekalongan.

Beliau juga memberikan motivasi kepada santri agar meyakini bahwa dengan mondok akan manjadikan mereka orang yang hebat dan bermanfaat, “Percaya bahwa barokah itu ada,” pesan beliau kepada seluaruh santri.

Kemudian harapan beliau, “Semoga Al-Mahrusiyah tambah berjaya kedepannya dan bisa go internasional,” harapan beliau sekaligus mengakhiri sambutan Puncak Harlah malam ini. Waallahu a’lam.

About Post Author

Annisa Fitri Ulhusna

be grateful and be yourself

annisafu2004@gmail.com

Happy

0 0 %

Sad

0 0 %

Excited

0 0 %

Sleepy

0 0 %

Angry

0 0 %

Surprise

0 0 %