web analytics
AD PLACEMENT

Etika Guyonan Dalam Kacamata Islam

AD PLACEMENT
0 0
Read Time:3 Minute, 40 Second

Candaan/guyonan merupakan hal lumrah yang di lakukan setiap orang. Karena dengan candaan memiliki manfaat untuk mengurangi beban otak atau pikiran. Terlebih-lebih untuk mencairkan suasana ketika dalam forum dengan kondisi tegang. Nah, yang menjadi pertanyaan, apakah candaan di perbolehkan dalam Syari’at Islam. Lantas kalau boleh, apakah memiliki batasan atau etika? Tentunya ada, dalam syari’at Islam sendiri, candaan merupakan hal mubah dan memiliki etika dalam bercanda, di mana dalam candaan memiliki porsi masing-masing, yang tentunya tidak boleh berlebihan. Seperti yang terdapat dalam hadist Ghorib Riwayat Abu Hurairoh:

وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ

Artinya: “Janganlah kamu memperbanyak tertawa. Sesungguhnya tertawa yang banyak dapat mematikan hati” (Sunan at-Turmudzi: 2305).

Mungkin sering kita melakukan candaan sampai lupa diri, karena saking asiknya bercanda. Apalagi sampai tertawa terpingkal-pingkal, tentunya sangat di larang seperti penjelasan hadist di atas.  Atau mungkin dalam candaan/guyonan menggunakan bahan hoaks. Maksudnya membuat bahan candaan dari unsur kebohongan yang sampai melibatkan seseorang, yang berujung meredukasi atau menghina harkat martabatnya.  Seperti ungkapan hadist:

AD PLACEMENT

ويل للذي يحدث فيكذب ليضحك به القوم ويل له ويل له

Artinya: “Celaka bagi orang yang berbicara kemudian dia berbohong supaya bisa membuat tertawa masyarakat. Celaka baginya, celaka baginya” (HR Ahmad, Abu Dawud, at-Turmudzi dan Hakim).

Lalu, bagaimana candaan/guyonan yang sesuai dengan etika islam. Habib Abdullah bin Husain bin Thahir dalam kitabnya Sullamut Taufiq mengutip pernyataan Al-Hasan bahwa candaan yang tidak keterlaluan dan terus-menerus, diperbolehkan. Candaan dianggap baik dan media relaksasi dari ketegangan asalkan tidak sampai berlebihan.

وقال الحسن أن من الخيانة أن تحدث بسر أخيك وكالمزاح إذا كان مفرطا ومداوما أما المداومة فلأنه اشتغال باللعب والهزل فيه وأما الافراط فيه فلأنه يورث كثرة الضحك وكثرة الضحك تميت القلب وتسقط المهابة وأما إذا كان المزاح مطايبة وفيه انبساط وطيب قلب فلم ينه عنه  

AD PLACEMENT

Artinya: “Al-Hasan berkata ‘Sesungguhnya yang termasuk berkhianat adalah jika kamu menceritakan rahasia teman kamu. Juga seperti guyonan yang keterlaluan dan terus-menerus. Candaan yang terus-menerus dapat menyibukkan seseorang pada permainan dan senda gurau. Candaan yang keterlaluan bisa menyebabkan banyak tertawa. Banyak tertawa bisa mematikan hati, menghilangkan kewibawaan. Jika guyon itu baik, ada unsur menggemberikan dan merelaksasi hati maka tidak dilarang”.

Demikian pula dikatakan Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar an-Nawawi, guyon diperbolehkan selama tidak keterlaluan dan tidak terus-menerus. Karena guyon yang kelewat batas berpotensi menyakiti orang lain, mengakibatkan kedengkian, dan turunnya kewibawaan. Jika guyon sesekali dilakukan untuk kemaslahatan, membuat nyaman lawan bicara, tentu tidak ada larangan sama sekali. Bahkan malah seperti ini disunnahkan.

قال العلماء: المزاحُ المنهيُّ عنه، هو الذي فيه إفراط ويُداوم عليه، فإنه يُورث الضحك وقسوةَ القلب، ويُشغل عن ذكر الله تعالى والفكر في مهمات الدين، ويؤولُ في كثير من الأوقات إلى الإِيذاء، ويُورث الأحقاد، ويُسقطُ المهابةَ والوقارَ. هذه الأمور فهو المباحُ الذي كان رسولُ الله (صلى الله عليه وسلم) يفعله، فإنه (صلى الله عليه وسلم) إنما كان يفعله في نادر من الأحوال لمصلحة وتطييب نفس المخاطب ومؤانسته، وهذا لا منعَ قطعاً، بل هو سنّةٌ مستحبةٌ إذا كان بهذه الصفة.  

Artinya: “Para ulama mengatakan ‘guyon yang dilarang adalah yang keterlaluan dan terus-menerus. Tertawa bisa mengakibatkan hati keras, menyibukkan hati sehingga lupa kepada Allah dan memikirkan urusan agama yang penting. Guyon mempunyai potensi menyakiti orang lain dan menyebabkan kedengkian, menghilangkan kewibawaan. Guyon-guyon ini diperbolehkan sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah ﷺ. Rasulullah melakukan guyon jarang-jarang, yakni ketika berdampak maslahat dan membuat nyaman lawan bicara. Jika tujuannya seperti itu, guyon tidak dilarang bahkan malah disunnahkan”

AD PLACEMENT

Menurut KH Bahaudin Nur Salim (Gus Baha’), guyon adalah perkara baik dalam rangka bersyukur atas luasanya rahmat Allah yang diturunkan kepada kita sehingga kita perlu menikmatinya dengan sebuah kebahagiaan. Jangan sampai kita bersedih atas garis-garis takdir yang telah ditentukan oleh Allah kepada kita sehingga membuat kita tidak terima takdir. Kebahagiaan tersebut diperintahkan sesuai dengan ayat:

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.

               Inti dari pembahasan di atas adalah guyonan di perbolehkan tetapi dengan etika tertentu, dan selalu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.

sekian…

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Tagged with:
el mahrusy id
AD PLACEMENT

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Tob Tob Tob Tob…

Tob Tob Tob Tob…

Ada Naga di Bulan Ramadhan!

Ada Naga di Bulan Ramadhan!

Perbedaan Lailatul Qodr dan Nuzulul Qur’an

Perbedaan Lailatul Qodr dan Nuzulul Qur’an

Gelap Terang Indonesia

Gelap Terang Indonesia

Sholat Tarawih Cepat, Bagaimana Hukumnya

Sholat Tarawih Cepat, Bagaimana Hukumnya

Ngaji Syamail Part 20: Kezuhudan Dahar Rasulullah SAW

Ngaji Syamail Part 20: Kezuhudan Dahar Rasulullah SAW

AD PLACEMENT