web analytics

Friendly Yang Disalah Artikan

Friendly Yang Disalah Artikan
0 0
Read Time:2 Minute, 47 Second

Dalam bahasa Indonesia, arti dari kata friendly adalah ramah. Istilah ini memang biasa dijadikan bahasa gaul untuk menyebut orang ramah dalam keseharian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ramah adalah baik hati dan menarik budi bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya, menyenangkan dalam pergaulan . Sikap ramah ini memang bisa dimiliki seseorang secara alami sebagai wujud kepribadiannya, tapi tidak sedikit juga untuk sebagian orang sulit untuk bersikap ramah.

Sikap yang menggambarkan sosok menyenangkan dalam pergaulan, bahkan sejak pertama kali bertemu. Seperti yang kita ketahui tentang arti dari kata friendly, ciri-cirinya pun akan merujuk ke tingkah laku yang menyenangkan dan menunjukkan sikap yang khas dalam bergaul. seperti;

-Murah senyum, orang yang ramah akan identik dengan murah senyum sebagai tanda bahwa ia akan memulai relasi yang baik.

-Humoris,lebih jauh dari murah senyum orang yang ramah akan menanggapi topik obrolan dengan cara yang menyenangkan.

-Tidak sombong, kesombongan biasanya membuat orang merasa lebih tinggi dari orang lain. Berbeda dengan keramahan, sifat ini akan membuat seseorang selalu merasa setara. Oleh karena itu, orang ramah akan tampak ceria dan menyapa jika kebetulan bertemu dengan orang yang dikenal di jalan.

-Tak Segan Membantu, Selain murah senyum dan terbuka kepada banyak orang, orang ramah punya naluri untuk memberikan perhatian kepada orang di sekitarnya. Oleh karena itu, orang ramah tak akan segan untuk membantu orang lain.

Dan yang jelas semua sikap itu akan berlaku untuk seluruh temannya, baik laki-laki maupun perempuan. lalu, bagaimana dengan kita? menjadi friendly dengan status kita sebagai santri yang dididik berdasarkan syari’at di dalam pondok pesantren. bagaimana mengaplikasikannya ketika di dunia luar? tanpa mencoreng kode etik kita sebagai santri? Kita tetap bisa berteman dengan siapapun bahkan dengan teman laki-laki, karena kita dituntut untuk bisa bersosialisasi dengan berbagai kalangan di luar sana, sehingga mengharuskan kita untuk bisa memposisikan diri.

Tapi, tentu dengan batasan dan hal-hal yang perlu diperhatikan, karena Islam tidak melarang pergaulan dengan lawan jenis selama tidak melanggar larangan Allah SWT, misalnya untuk bekerja, berorganisasi, berdiskusi, kegiatan sosial, dan lain sebagainya. Maka dari itu, pergaulan tersebut harus dilandasi dengan etika agar tidak melanggar syariat yang ada.

Pergaulan laki-laki dan perempuan harus berjalan dengan baik karena Allah SWT menciptakan mereka agar saling mengenal. Sebagaimana yang tercantum dalam surat Al Hujurat ayat 13 berikut.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Dengan batasan dan dengan etika yang sesuai syari’at, kita bisa menjadi friendly versi santri. seperti apa? yaitu, dengan kita tetap bersikap murah senyum, humoris, tidak sombong, dan ringan tangan walaupun dengan lawan jenis sekalipun. Tapi dengan porsi yang sesuai, agar tetap bisa menyelaraskan pergaulan di pesantren sekalipun dengan lawan jenis.

Wallahu A’lam

About Post Author

Lidya Dewi Banowati

Traveller Asli Kelahiran Kota Proklamator
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like