Hidup Adalah Permainan
ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمًا ۖ وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٌ ۚ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
(Surat Al-Hadid Ayat 20)
Artinya: Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;
kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Kehidupan di dunia adalah permainan, siapa yang berani membantah bahwa kehidupan di dunia ini adalah permainan? Bukankah dari awal manusia diciptakan berawal dari permainan Adam dan Hawa? Lalu ketika bayi itu lahir menjadi permainan orang yang lebih tua, sampai dia menghasilkan mainan sendiri. Begitu seterusnya permainan kehidupan sampai ia dihentikan oleh kematian yang perkasa.
Permainan selalu berpotensi membuat pemainnya lalai, bahkan permainan Adam dan Hawa di surga sampai membuat mereka lupa akan pesan Tuhan. Lalu bagaimana dengan manusia? Apakah dengan tipuan duniawi membuat mereka lalai dengan apa sebenarnya tujuan hidup di dunia ini. “Wamaal hayyaatudd dunyaa illa mataa’ul ghuruur”, firman Allah tersebut untuk menyadarkan manusia bahwa dunia ini hanyalah kenikmatan yang menipu, kesenangan imitasi dan memberdayakan.
Kehidupan manusia di dunia ini ibaratkan dengan wayang yang dimainkan oleh seorang Dalang, di mana wayang akan dimainkan oleh dalang yang telah mengatur penuh alur ceritanya sampai wayang kembali di masukkan ke tempat menyimpan wayang. Sama seperti manusia yang mana kehidupannya di dunia ini telah di atur sepenuhnya oleh Allah, bedanya manusia diberi jasad, hati, dan ruh umtuk berbuat sesuka hati.
Seperti yang kita ketahui hidup di dunia ini ibarat mampir ngombe, singgah sebentar untuk minum lalu meneruskan perjalanan menuju keabadian. Jangan sampai tergiur dengan kehidupan duniawi, yang membuat kita lalai dan lupa dengan rumah kita sendiri yang tentu akan membuat kita keblinger. Lalu bagaimana dengan kita selama ini yang bersikap seolah-olah kehidupan ini kekal selamanya. Bahkan untuk mendapatkan kesenangan dan kenikmatan yang sesaat tidak jarang kita mengorbankan apa saja, termasuk keabadian kita?
Wallahu A’lam