Perihal landak, tentu di antara kita sudah tidak asing lagi dengan hewan berduri satu ini.
Tergolong sebagai hewan pengerat, landak memiliki populasi yang tersebar di seluruh kawasan tropis Asia, Afrika, ataupun Amerika. Termasuk ke dalam hewan herbivora, landak begitu menyukai dedaunan, batang, dan kulit pohon. Itu kenapa landak sering kali dianggap sebagai hama pertanian.
Sebagai hewan pengerat terbesar ketiga setelah kapibara dan biwara ini, nyatanya landak memang memiliki postur yang terbilang besar. Landak bisa tumbuh sampai panjang 85 cm dan berat 27 kg. Tidak hanya itu, hebatnya, landak juga termasuk hewan yang umurnya relatif panjang. Landak bisa hidup sampai umur 32 tahun lamanya!
Di luar karakteristik uniknya, landak ternyata dijadikan salah satu ide gagasan psikologi oleh seorang filsuf asal Jerman, Arthur Schopenhauer. Ide gagasan itu diberi nama dengan konsep Hedgehog’s Dilemma atau Dilema Landak.
Konsep ini dianalogikan dengan landak, sebagai hewan yang selalu berdekatan dengan landak lainnya untuk mencari hangat ketika cuaca sedang dingin. Tapi di satu sisi, sebagaimana yang kita tau, landak juga memiliki duri yang dapat melukai satu sama lain jika saling berdekatan.
Dengan itu, maka pilihannya hanya ada 2: merasa hangat tapi saling menyakiti, atau menanggung dingin dalam sendiri?!
Ish ish ish!
Mungkin kita pernah sesekali, atau bahkan sering mengalami hal ini. Dalam lingkup interaksi manusia, dilema landak ini membuat kita ingin dekat dengan seseorang, tapi di satu sisi kita takut menyakitinya. Haduuuh!
Tidak mengecualikan siapapun, santri pun tidak terlepas dari dilema landak ini. Bahkan kalau bisa dibilang, santri sering mengalaminya. Sebut saja bagaimana dilema landak ini bersarang di antara status guru dan murid.
Sebagai seorang santri, seorang murid, bermacam kegiatan dan bertumpuk itu adalah sebuah keniscayaan dalam lingkup pondok pesantren. Terutama kegiatan-kegiatan yang dari dan karena beliau, mustahiq, ‘sang guru’.
Sesederhana jadwal musyawarah malam di jam tidur, menjadi rois kelas di saat tulisan taqrirot belum selesai, tidak sempat belajar untuk tamrin mingguan karena padatnya info roan, atau setoran nadzom yang lalarannya diganggu besar buntelan pakaian kotor yang minta dicuci.
Hal-hal semaca itu terkadang membuat serba salah.
Maju kena, mundur kena.
Begitu bukan sih yang dimaksud Hedgehog’s Dilemma?
Atau emang alasan karena malas aja?!
Haha.