Tag: Esai
Mengenal Membaca dan Menulis Di Hari Literasi Internasional
Dalam KBBI, literasi memiliki arti kemampuan menulis dan membaca. Setiap hal yang bersangkut paut dengan kemampuan menulis dan membaca, berarti berkaitan dengan lingkup koridor cakupan literasi. Menulis dan membaca, itu kata kuncinya! Di Hari Literasi Internasional ini, di suatu momen istimewa dan bahagia ini, saya mencoba merasa istimewa dalam pengungkapkan rasa bahagia pada esai compang-camping […]
Sukses Mana yang Nggak Capek?
Dalam segala hal, sudah sepatutnya kita berusaha, berikhtiar. Karena memang seperti itu konsep dan alurnya hidup: ikhtiar, do’a, dan tawakal. Kita terlepas dari 3 hal itu. Harus lengkap, dan lengkap nggak boleh adanya berkurang salah satu darinya. Kali ini, saya pengen membahas ikhtiar atau usaha itu sendiri. Betapa penting dan perlu diperhatikannya usaha dalam setiap […]
Terheran-Heran: Sandaran dan Sindiran Untuk Penganut Pacaran!
Saya suka bingung dengan orang yang punya pacar dan terus pacarnya nggak suka jus. Ih, apa-apaan! Dari sekian isu aneh seperti profesi pengecek kelamin anak ayam, nikah dimahari sendal jepit, dan selingkuh dari istri dalam 8 tahun pernikahan dan meninggalkan 3 orang anak dengan alih-alih alibi khilaf, saya kira ini termasuk: punya pacar yang nggak […]
Curhatan Seorang Penulis yang Pembaca!
Di suatu malam, di jam yang hampir menunjukkan pukul 2 dini hari, saya terpaku di hadapan bukunya Christopher Chabris dan Daniel Simons. Dalam terpaku termenung di hadapan buku 372 halaman itu, membawa saya pada perasaan jatuh pikir: di beberapa detik saya masih gagal menaklukkan pahamnya. Jujur, rapih atau nggaknya, buku saya banyak berderet terkumpul di […]
Manusia Tidak Diciptakan Untuk Gagal Lalu Mati!
Dalam hidup, tentu nggak bisa dipungkiri tentang segala beban. Itu kenapa manusia diciptakan hati dan otak, juga pundak-pundak dan punggung. Capek pasti ada. Malas pasti ada. Gagal pasti ada. Tapi terkadang, saat berada di posisi seperti itu: terpuruk, sulit rasanya untuk bangkit lagi. Di satu sisi, pada suatu waktu, pasti ada aja dari keadaan hati, […]
Lelucon: Kalimat Baku dan Orang-Orang Kaku
Lelucon dan tawa adalah sebuah kebutuhan. Setiap orang dengan kesibukannya yang menuntut, kadang menimbulkan lelah dan sumpeknya masing-masing. Segala hal yang nggak tersampaikan, nggak sesuai harapan, hingga dikecewakan: kita nggak bisa menafikan itu! Dengan segala tumpuk beban pikir dan hati, nggak mengecualikan santri adalah arti beban itu sendiri. Bukan maksud untuk membandingi dan keluh kesah, […]
Tangis dan Hal-Hal yang Manis
Sulit rasanya jika harus membahas tentang kata santri. Segala hidup, takan pernah meredup. Berulang kali lidah ini kelu, pikir ini berpendar, hati ini gusar. Memang teralu banyak akan hal-hal yang nggak bisa dijelaskan. Nggak mampu dijelaskan. Nggak akan mampu. Santri, manusia kuat itu tercipta dari beberapa unsur: tekad, niat, harap, usaha, dan do’a-do’a. Nggak ayal […]
Warning: Santri Baru, Awas Genjutsu!
Banyak hal yang bisa kita bahas mengenai santri baru, sesosok makhluk unyu kluntung-kluntung baju lusuh kopeah miring dengan wajah bersahaja. Tapi nggak enak rasanya, jika kita senang-senang mengeksploitasi dengan membahas segala sudut demi sudut dari dirinya, malahan Sang Santri Baru malah tercekat butuh seteguk kontinuitas. Meski Daiyoji Ninkai Taisen sudah lama punah dan lenyap bersertaan […]
Mengeluh dan Hal-Hal yang Bikin Luluh!
Apapun yang ada di dunia ini pasti ada limit. Ada batasnya. Eksistensi manusia pun adalah penggambaran batas itu sendiri. Semua organ kita terbatas: mata, telinga, hidung, tangan, kaki, mulut. Begitupun juga otak dan hati, pemikiran dan perasaan sebagai komponen penting dari diri. Segala kegiatan yang kita lakukan sehari-hari menuntut dan tak terlepas dari peran otak. […]
Sebentar, Kok Bisa Santri Disebut Kaum Proletar?
Nggak pernah habis, selalu dan melulunya santri dan semat proletar. Santri dinilai kaum kolot dan keterbelakangan. Meski dirasa lucu dengan penilaian yang dangkal dan serba eksoteris ini, yang lebih lucu lagi: hal ini banyak dikatakan oleh mereka yang nggak pernah mondok. Meski hanya sekali. Sama sekali. Jadi, nggak usah kita bahas panjang-panjang. Dari banyaknya hal […]
- Annas pada “Orang yang Mampu Menandingi Gus Maksum, Hanya Yai Imam!”, -Kisah Keteladanan Yai Imam
- Siti pada Fenomena Ghosob yang Mengakar
- RandaTapak pada Self-Improvement: Meniti Paradigma dengan Lensa Berbeda
- arrofiq pada Pentas Seni Malam Literasi Menuju 1 Dasawarsa Pers Mahrusy
- Elnahrowi pada Tips dan Trik Dibalik Siswi Madin Berprestasi & The Best 1002 Nadzom Alfiyah