Meneguhkan Ikhtiar Demi Menggapai Sebuah Kebahagian
Kehidupan di dunia ini adalah sebuah pilihan, kebahagian dan kesusahan ada di tangan seseorang, tanpa terkecuali. Walaupun toh takdir tuhan telah di tentukan tapi kita tidak bisa berpangku tangan. Harus ada sebuah Ikhtiar yang timbul dari diri seseorang, karena sebuah takdir ada yang tak sesuai dengan jalan tuhan. Seperti di nukil dari redaksi Kitab Jawahirul Tauhid tentang pembagian sebuah takdir, dalam redaksi Kitab tersebut di sebutkan bahwa takdir ada Dua macam, Takdir Mubram dan Takdir Mualaq.
Takdir Mubram adalah sebuah takdir yang tak bisa di ubah ketetapannya, contohnya seperti ketentuan masa hidup seseorang, jodoh dan jenis kelamin. Sementara Takdir Mualaq adalah takdir yang dapat diubah dari tangan hambanya sendiri. Contohnya seperti rezeki, dan juga nasib dirinya sendiri. Seperti ketika seseorang ingin sukses maka seorang tersebut harus rajin dan bekerja keras, apabila seseorang ingin cerdas maka harus giat dalam belajar. Hal diatas juga selaras dengan Al-Qur’an Surah Ar-Rad Ayat 11.
- لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
Artinya:“ Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
Dari penjelasan diatas sudah dapat di ambil suatu benang merah bahwasannya, manusia di haruskan semaksimal mungkin, entah bagaimana keadaannya gebrakan sebuah inisiatif Ikhtiar untuk mendapatkan apa yang kita inginkan harus di timbulkan. Tetapi realitanya dalam kehidupan ini masih sangat banyak orang yang mengandalkan takdir tuhan terhadap dirinya, padahal tidak demikan. Contohnya masih sangat banyak sekali orang yang kemiskinan yang tidur dibawah kolong jembatan, pengemis yang meminta-minta di pinggir jalan dan memulung yang mengambil sampah di tempat gelandangan
Padahal mereka semua masih memiliki tubuh yang sehat dan jiwa yang normal untuk melakukan sebuah tindakan yang lebih baik dari sebelumnya. Tapi bagaimana lagi, diri kita yang menyaksikan hal tersebut mau tak mau harus bersimpati dan ber empati. Karena, dalam Syari’at Islam telah di ajarkan tentang mengapa kita harus memiliki Ukhuwah Insaniyah dan Ukhuwah Basyariyah. Oleh sebab itu sikap belas kasih terhadap orang lain, tapi yang namanya manusia harus adannya usaha yang kuat dan tekat yang bulat. Jangan ada pikiran bahwa rezeki itu datang sendiri tanpa kita cari. Yah, walaupun sebagian orang memiliki obsesi seperti itu tapi mungkin itu hanya di miliki untuk orang-orang yang berjiwa rendahan saja.
Rintangan, hambatan, cobaan dan ujian itu merupakan kehendak dari tuhan. Semua orang pasti pernah di uji, dan dari ujian tersebut pasti ada rasa sedih, walaupun hanya sekejap saja. Apalagi yang menjadi cobaan dari buah bibir manusia, yang berusaha menggagalkan impianmu lewan cercaan, cacian dan hinaan. Tapi ingat pesan beliau Gus Dur, bahwa “orang yang masih terpengaruhi oleh omongan orang lain, itu berarti masih di katakan dengan hamba yang masih amatiran”. Sebenarnya hidup itu tak semudah dan sesulit yang kita gambarkan, intinya yakinlah dengan prinsip dan keyakinan yang kita miliki, dan konsisten atas apa yang kita rencanakan, simple
Teruslah berusaha dan ber Ikhtiar, tataplah kedepan dengan langkah penuh dengan keyakinan, yakin lah dengan apa yang kamu miliki pada dirimu sendiri, Fa Insyaallah kebahagiaan tak akan pergi dari mu.;