Sebagaimana kegiatan penutupan muhafadzoh menjelang ujian madrasah diniyah HM Al-Mahrusiyah Putri telah rampung diselenggarakan. Acara ini juga dirawuhi oleh KH. Izzul Maula Dliyaullah bersama istri Ning. Hj. Nafisah yang memberikan mauidzoh serta doa penutup pada sesi akhir acara. Beliau juga mengatakan dengan rasa bangga bahwa muhafadzhoh tahun ini mengalami peningkatan yang baik. Proses kesungguhan dan kesabaran dalam belajar adalah kunci dari sebuah keberhasilan para tholabul ilmi.
Beliau juga mengatakan bahwa tidak semua santri harus menjadi kiai atau bu nyai. Mindset seperti ini tidak seharusnya dijadikan sebuah patokan seorang santri. Ilmu-ilmu yang dipelajari di pondok pesantren tidak hanya berbekal agama saja, namun skill dan basic ilmu umum juga sudah dijadikan sebagai kurikulum pada sekolah formal. Gus Izzul menekankan bahwa seorang santri tidak boleh hanya bercita-cita menjadi seorang ustadz atau kiai. Negara ini banyak sekali membutuhkan pemikiran dan kontribusi santri untuk menduduki kursi pemerintahan.
Para alumni yang sudah menjadi pebisnis, pejabat, dan profesi lainnya ini merupakan gambaran para santri yang menerangi dunia dengan bekal ilmu agamanya. Value manfaat atau tidaknya seorang santri itu bisa terlihat bagaimana ia mampu menyeimbangkan posisi apapun yang dimiliki dengan kewajiban terhadap Tuhannya dan hak sesamanya. Sudah banyak role model figur seorang kiai yang juga sebagai pejabat, para bunyai yang juga merintis sebagai pebisnis. Hal itu karena seorang santri sejatinya sangat multitasking. Tidak hanya bisa berdiri pada satu peran namun juga memberdayakan beberapa peran dan mentransfer ilmu terhadap orang-orang disekitarnya.
Jadi sudah seharusnya kita yang masih bertholabul ilmi di pondok pesantren tidak perlu khawatir besok akan jadi apa. Banyak sekali profesi yang membutuhkan peran santri didalamnya. Teruslah belajar dan asah kemampuan, karena kesuksesan bukan karena gelar atau tempat kita belajar.
Wallahu a’lam.