web analytics
AD PLACEMENT

Sekilas Cerita Imam Bushiri : Pengarang Qoshidah Burdah

Pembacaan Qosidah Burdah
AD PLACEMENT
0 0
Read Time:3 Minute, 32 Second

Muhammad bin Sa’id bin Himad bin Abdullah ash-Shanhaji al-Bushiri al-Mishri atau kerap kita sebut dengan Imam Bushiri terlahir dari keluarga yang sangat cinta dengan Rasululloh, kecintaannya tertuang dalam syair-syair Qasidah Burdah. Di dalamnya tidak hanya menjelaskan bagaimana cara meningkatkan spiritual dan moral, namun juga mengajarkan hakikat cinta yang sebenarnya kepada Rasulullah saw, sekaligus pengakuan bagi umat Nabi Muhammad saw dalam hal tidak punya amalan apapun yang dapat diandalkan tanpa mendapatkan syafaatnya kelak di hari kiamat.

Sejarah Qasidah Burdah Dalam Muqaddimah Syarhul Burdah karya Imam al-Baijuri diceritakan, penulisan Qasidah Burdah bermula ketika Imam al-Bushiri menderita sakit lumpuh. Ia tidak dapat melakukan apa pun, hanya berdiam tanpa dapat melakukan apa-apa. Akhirnya Imam al-Bushiri mengisi kekosongan waktunya dengan menulis pujian-pujian indah tentang Nabi Muhammmad saw dengan harapan agar mendapatkan syafaat darinya, sebagaimana dijelaskan:

رُوِيَ أَنَّهُ أَنْشَأَ هَذِهِ الْقَصِيْدَةَ حِيْنَ أَصَابَهُ فَالِجٌ، فَاسْتَشْفَعَ بِهَا إِلَى اللهِ تَعَالَى. وَلَمَّا نَامَ رَأَى النَّبِي فِي مَنَامِهِ، فَمَسَحَ بِيَدِهِ الْمُبَارَكَةِ بَدَنَهُ فَعُوْفِيَ

Artinya, “Diriwayatkan sesungguhnya Imam al-Bushiri menggubah Qasidah Burdah ini ketika sedang menderita sakit lumpuh, kemudian ia memohon syafaat kepada Allah swt dengannya. Lalu ketika tidur, beliau bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, kemudian Nabi Saw mengusap badan al-Bushiri dengan tangan yang penuh berkah, dan setelah itu al-Bushiri pun sembuh.” (Al-Baijuri, Syarhul Burdah, [Mesir, Maktabah ash-Shafa: 2001], halaman 3).

AD PLACEMENT

Setelah bangun dari tidurnya dalam kondisi sehat, banyak orang mendatangi rumahnya, dan kemudian berkata:

“Wahai Tuanku, saya berharap Engkau bisa memberikan qasidah yang di dalamnya ada pujian kepada Rasulullah.”

“Qasidah mana yang Engkau kehendaki?”, jawab Imam al-Bushiri.

“Qasidah yang diawali dengan syair ‘amin tadzakkuri jirânin, kata mereka.

AD PLACEMENT

Kemudian Imam al-Bushiri memberikannya. Setelah itu, banyak orang mengambil berkah darinya sekaligus menjadikannya sebagai wasilah untuk kesembuhan. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Imam al-Baijuri, bukan berarti memohon keselamatan dan kesehatan dengan lafal-lafal yang ada dalam Qasidah Burdah dan menganggapnya memiliki otoritas untuk menyembuhkan penyakit, namun murni bertawassul kepada Rasulullah saw dengan perantara Qasidah Burdah. Lebih lanjut Imam al-Baijuri menegaskan :

أَصْبَحَ النَّاسُ يَتَبَرَّكُوْنَ بِهَا وَيَسْتَشْفِعُوْنَ بِهَا، عَلَى أَنَّ الْاِسْتِشْفَاءَ بِهَا لَيْسَ اسْتِشْفَاءً بِأَلْفَاظِهَا، وَاِنَّمَا هُوَ اِسْتِشْفَاءً بِرَسُوْلِ اللهِ

Artinya, “Banyak orang mengambil berkah Qasidah Burdah dan memohon syafaat dengannya, berdasarkan prinsip bahwa permohonan syafaat dengannya bukan dengan lafal-lafalnya, akan tetapi pada hakikatnya adalah memohon syafaat dengan Rasulullah saw.” (Al-Baijuri, Syarhul Burdah, halaman 4).

Keutamaan Qasidah Burdah Diceritakan dalam kitab az-Zubdah fî Syarhil Burdah, bahwa suatu saat ada orang sakit mata sangat parah, kemudian ia bermimpi seakan mendengar ucapan:

AD PLACEMENT

خُذْ مِنَ الْبُرْدَةِ وَاجْعَلْهَا عَلَى عَيْنَيْكَ

Artinya, “Ambillah Qasidah Burdah, kemudian letakkan di depan matamu.”

Setelah terbangun, ia mengadukan mimpinya kepada Syekh al-Wazir. Kemudian Syekh al-Wazir berkata kepadanya: “Qasidah Burdah adalah pujian-pujian kepada Rasulullah, ia bisa menjadi media untuk berobat.” Setelah itu Syekh al-Wazir mengambil Qasidah Burdah dan menyuruh orang itu untuk duduk. Kemudian beliau meletakkan Burdah di depan matanya. Atas izin Allah, penyakit orang tersebut sembuh saat itu juga. Tidak hanya itu, Qasidah Burdah juga bisa dijadikan media untuk memohon kepada Allah agar dipenuhi segala kebutuhan, sebagaimana ditegaskan oleh Syekh Ali al-Qari:

وَهِيَ مُجَرَّبَةٌ عِنْدَ طَلَبِ الْحَاجَاتِ وَنُزُوْلِ الْمُهِمَّاتِ

Artinya, “Qasidah Burdah sangat mujarab (dijadikan media) untuk memohon pemenuhan berbagai hajat dan suksesnya berbagai kepentingan.” (‘Ali al-Qari, az-Zubdah, halaman 13).

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

AD PLACEMENT

Santri Asal Kebumen !

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Sholat Tarawih Cepat, Bagaimana Hukumnya

Sholat Tarawih Cepat, Bagaimana Hukumnya

Penjelasan Hakikatnya Ilmu dan keutamaannya, di Awal Pengajian Ramadhan kitab Ta’limul Muta’alim

Penjelasan Hakikatnya Ilmu dan keutamaannya, di Awal Pengajian Ramadhan kitab Ta’limul Muta’alim

Merefleksikan Ungkapan “Urip Mung Mampir Ngombe”

Merefleksikan Ungkapan “Urip Mung Mampir Ngombe”

Memahami Khidmah dan Barokah

Memahami Khidmah dan Barokah

Menjaga Adab Membagun Hubunggan Baik

Menjaga Adab Membagun Hubunggan Baik

Pondok Pesantren Darur Rasyidah Gelar Majlis Dhiyaul Lami’ dalam Peringatan Isro’ Wal Mi’roj

Pondok Pesantren Darur Rasyidah Gelar Majlis Dhiyaul Lami’ dalam Peringatan Isro’ Wal Mi’roj

AD PLACEMENT