web analytics
AD PLACEMENT

Kitab Ta’limul Muta’alim, Tuntunan Tepat Dalam Mencari Ilmu

AD PLACEMENT
0 0
Read Time:6 Minute, 21 Second

Sebagai tempat pendidikan paling kompilt, pesantren merupakan tempat pendidikan paling cocok untuk tempat belajar masa sekarang. Apalagi dengan revolusi zaman yang begitu cepat dan signifikan, menjadikan pesantren sebagai tempat paling aman untuk belajar para pemuda.

Dalam pembelajaran pesantren, pengembangan dan pemberdayaan  akal, bukanlah hal yang nomor satu. Seperti system pembelajaran yang diterapkan lembaga non pesantren lainnya. Tetapi pesantren lebih mengedepankan pendidikan dalam hal etika atau adab dalam mencari ilmu. Ya, begitulah realitanya. Bagi santri, akhlah lebih tinggi derajatnya dari pada ilmu. Seseorang yang memiliki akhlak/adab yang baik, lebih mulya di banding orang yang berilmu tinggi tapi rendah tentang adab. Hal ini selaras yang di sampaikan oleh Imam ibnu al-Mubarok:

نَحْـنُ إِلَى قَلِيْــلٍ مِــنَ اْلأَدَبِ أَحْوَجُ مِنَّا إِلَى كَثِيْرٍ مِنَ اْلعِلْمِ
“Kita lebih membutuhkan adab (meskipun) sedikit dibanding ilmu (meskipun) banyak”

Dalam mendidik akhlah/adab, pesantren memberikan pembelajaran tentang akhlak dan tatacara menuntut ilmu kurikulumnya. Hal di lakukan supaya santri memahami pentingnya akhlak yang terpuji dan tata cara baik dalam menuntuk ilmu. Supaya ilmu yang di dapatkan dapat bermanfaat dan barokah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin juga sesuai apa yang di lakukan Baginda nabi Muhammad SAW, dalam dakwah dan penyeberan ilmunya.

AD PLACEMENT

Terdapat beberapa kitab yang menjadi acuan pembelajaran akhlak atau adab dalam pesantren. Yang paling familiar adalah, kitab Ta’limul muta’alim, karangan Syaikh Burhanudin Ibrahim al-Zurnuji al-Hanafi.

Imam al-Zarnuji menjelaskan metode belajar dalam kitabnya. Ada 13 pasal yang disebutkan olehnya dalam Ta’lîm al-Muta’allim, yaitu:

  1. Hakikat ilmu dan keutamaannya  

Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji membicarakan perihal kewajiban menuntut ilmu, dan tidak semua ilmu harus dipelajari. Karena yang wajib bagi mereka adalah Ilmul hâl, seperti ilmu iman, ilmu shalat, zakat, dan semacamnya. Setelah itu beliau menyebutkan keutamaan-keutamaan menuntut ilmu, di antaranya analogi Imam al-Zarnuji akan keutamaan Nabi Adam AS dibanding para malaikat adalah karena ilmu yang dimilikinya.

Imam al-Zarnuji juga menjelaskan bahwa hukum menuntut ilmu ada 4. Pertama, fardlu‘ain, salah satunya adalah ilmu wudhu dan shalat. Kedua, fardlu kifayah, seperti ilmu cara menguburkan jenazah. Ketiga, haram, seperti mempelajari ilmu ramalan berdasarkan perbintangan. Keempat, jawâz (boleh), seperti mempelajari ilmu kedokteran.

AD PLACEMENT
  1. Niat ketika belajar  

Imam Zarnuji menyebutkan, bahwa seorang pelajar harus memiliki niat saat menuntut ilmu. Landasan yang digunakan beliau yaitu sabda Nabi tentang niat, “innamal a’mâlu binniyyât”, “Sesungguhnya amal seseorang tergantung pada niatnya.” Ada beberapa niat yang dianjurkan Imam al-Zarnuji ketika menuntut ilmu. Pertama, mencari ridha Allah SWT. Kedua, menghilangkan kebodohan dirinya dan orang lain. Ketiga, menghidupkan agama dan mendirikan Islam. Keempat, mensyukuri nikmat akal dan kesehatan badan.

Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji juga memberi peringatan supaya seorang pelajar tidak mencari dengan maksud mencari pengaruh supaya orang-orang berpaling kepadanya, begitu juga mencari kedudukan di sisi penguasa, kecuai jika ilmu tersebut digunakan untuk menyeru kebaikan dan mecegah kemungkaran di tengah pemereintah.

  1. Memilih ilmu, guru, dan teman, serta keteguhan dalam menuntut ilmu  

Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji memberi saran bagi para pelajar untuk memilih ilmu, guru, dan teman. Hendaknya bagi seorang pelajar mendahulukan ilmu yang dibutuhkannya sekarang dalam urusan agama (ilmul hal), baru kemudian mempelajari ilmu yang berguna baginya pada masa yang akan datang. Dan Imam Zarnuji menyarankan agar mencari guru yang lebih pandai dan lebih sepuhdari dirinya, dan memilih teman yang tekun, wara’, baik tabiatnya, dan tanggap.

  1. Menghormati ilmu dan ahlinya  

Di sini Imam al-Zarnuji menjelaskan bahwa seorang pelajar tidak akan mendapat ilmu melainkan ia menghormati ilmu dan pemiliknya, yaitu gurunya. Beliau menyebut etika apa saja yang harus dilakukan seorang pelajar, di antaranya adalah tidak duduk di tempat duduk gurunya, tidak memulai percakapan dengan guru kecuali atas izinnya, tidak banyak berbicara di sisi gurunya, dan lain-lain.

AD PLACEMENT
  1. Sungguh-sungguh, tekun, dan semangat  

Imam al-Zarnuji memandang ilmu adalah tujuan yang agung, ia harus dicapai dengan kesungguhan, ketekunan dan semangat yang tinggi. Kesungguhan tidak hanya bergantung pada pelajar saja, namun guru dan orangtua pun harus bersungguh menyiapkan pendidikan anaknya. Beliau banyak memberi saran supaya ilmu itu kuat melekat pada diri seorang pelajar.Di antaranya dengan mengulang pelajaran pada setiap permulaan dan akhir malam.

  1. Tahap awal, ukuran, dan urutannya  

Di sini imam al-Zarnuji banyak menyinggung soal urutan tingkat pelajaran yang mesti diajarkan guru kepada murid, dari dasar baru kemudian kepada tingkat yang lebih tinggiSelain itu, Imam al-Zarnuji juga menyatakan bahwa merupakan suatu keharusan bagi pelajar untuk saling menggelar kegiatan seperti mudzâkarah, munâdharah, dan almuthârahah. Imam al-Zarnuji juga mengingatkan kepada pelajar untuk senantiasa bersyukur atas karunia yang dianugerahkan kepada mereka berupa kemampuan untuk menuntut ilmu.

  1. Tawakal kepada Allah  

Tentunya setelah usaha-usaha diatas, seorag pelajar hars berserah diri kepada Allah SWT. Imam al-Zarnuji menganjurkan para pelajar untuk tidak perlu merasa sulit dan menyibukkan hati dalam masalah rezeki. Hal ini senada dengan hadis Nabi SAW, “Barangsiapa yang mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjamin rezekinya.”

  1. Masa produktif  

Masa mencari ilmu ada seumur hidup, sejak dilahirkan hingga masuk ke liang lahat. Menurut Imam al-Zarnuji, waktu terbaik untuk mencari ilmu adalah saat masih muda. Jika seorang pelajar merasa jenuh terhadap satu disiplin ilmu, ia dapat beralih pada disiplin ilmu yang lain.

  1. Kasih sayang dan nasihat  

Ilmu dan akhlak adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Seorang pelajar hendaknya memiliki rasa kasih sayang, bersedia memberi nasihat dan tidak iri hati. Seorang pelajar juga seharusnya menghindari permusuhan dengan orang lain, karena dapat menyia-nyiakan waktu. Beliau juga menyarankan agar mereka selalu positif thinking, tidak berburu sangka kepada orang lain.

  1. Mengambil faedah pelajaran  

Imam al-Zarnuji meletakan metode praktis untuk menambah pengetahuan, di antaranya ialah dengan mempersiapkan alat tulis setiap saat, tidak menyia-nyiakan waktu, bergaul dengan guru dan tamak kepada ilmu, fokus ketika pelajaran, dan taat kepada seorang guru.

  1. Bersikap wara’ ketika belajar  

Imam al-Zarnuji dalam pasal ini memberi wejangan kepada para pelajar untuk menjauhi rasa kenyang, banyak tidur, banyak membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat, menghindari makanan dari pasar bila memungkinkan, menggunjing, bergaul dengan orang yang rusak akhlaknya. Dan hendaknya mereka bergaul bersama orang-orang sholeh, duduk menghadap kiblat, mengamalkan sunnah -sunnah Rasul, memperbanyak sholawat.

  1. Penyebab hafal dan lupa  

Menghafal termasuk ke dalam metode belajar di berbagai lembaga pendidikan. Imam Zarnuji menyebutkan bahwa hal yang banyak membantu hafalan ialah kesungguhan, tekun, sedikit makan, dan shalat di malam hari, membaca Al-Qur’an.   Seadngkan hal-hal yang dapat menyebabkan lupa di antaranya adalah banyak berbuat maksiat, banyak melakukan dosa, gelisah, khawatir, dan sibuk dengan urusan dunia.

  1. Sesuatu yang mendatangkan dan menjauhkan rezeki, serta menambah dan memperpendek umur.

Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji mengingatkan bahwa seorang pelajar harus mengetahui apa saja yang menambah rezeki dan apa saja yang menambah panjang usia dan kesehatan, supayamasa belajarnya dapat diselesaikan dengan baik.

Imam al-Zarnuji menyebutkan bahwa perbuatan dosa dan dusta dapat menjadi penghalang datangnya rezeki.Selain itu, Beliau juga menyatakan bahwa tidur pada waktu Subuh termasuk penghalang rezeki, banyak tidur menyebabkan fakir, termasuk fakir dalam ilmu. Sedangkan bangun di waktu pagi dapat mendatangkan segala kemudahan dan dapat mendatangkan rezeki.

Dalam memperkuat pendapatnya, Imam al-Zarnuji terkadang menggunakan hadis dan syair-syair. Banyak sekali syair dalam kitab Ta’lîm al-Muta’allim, hingga ada yang menghimpunnya dalam kitab khusus, yaitu syair Alala. Salah satu bait yang terkenal dalam kitab ini adalah Syair Muhammad bin al-Hasan:

تعلم فإن العلم زين لأهله # وفضل وعنوان لكل المحامد وكن مستفيدا كل يوم زيادة # من العلم واسبح في بحور الفوئد

Belajarlah, karena ilmu adalah perhiasan bagi pemiliknya, juga keutamaan dan tanda bagi setiap sesuatu yang terpuji.Jadilah dirimu dapat mengambil faedah dari ilmu setiap harinya, dan berenanglah engkau dalam lautan kemanfatan (Imam al-Zarnuji, Ta’lîm al-Muta’alim).

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Tagged with:
el mahrusi media
AD PLACEMENT

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Tob Tob Tob Tob…

Tob Tob Tob Tob…

Ada Naga di Bulan Ramadhan!

Ada Naga di Bulan Ramadhan!

Perbedaan Lailatul Qodr dan Nuzulul Qur’an

Perbedaan Lailatul Qodr dan Nuzulul Qur’an

Gelap Terang Indonesia

Gelap Terang Indonesia

Ngaji Syamail Part 20: Kezuhudan Dahar Rasulullah SAW

Ngaji Syamail Part 20: Kezuhudan Dahar Rasulullah SAW

Ngaji Syamail Part 19: Keistimewaan Sandal Rasulullah SAW

Ngaji Syamail Part 19: Keistimewaan Sandal Rasulullah SAW

AD PLACEMENT