Kediri, Elmahrusy Media
Kamis malam, di antara bintang-bintang dan langit yang gemerlap terang berkat sinar rembulan, ditanah Ngampel tepatnya di Pondok Pesantren HM Al Mahrusiyah III, manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jilani dibacakan santri Al Mahrusiyah dalam rangka memperingati Haul Simbah Kiai Imam Yahya Mahrus Yang ke 14.
Dalam kesempatan sambutan atas nama keluarga ndalem K.H. Imam Yahya Mahrus, K.H. Melvien Zaenul Asyiqien menyampaikan bahwa ketika seorang santri mondok di pesantren, maka secara otomatis santri tersebut adalah anak dari pengasuh Pondok Pesantren tersebut, ketika seorang santri masuk ke Pondok Pesantren Al Mahrusiyah, maka secara otomatis seorang santri tersebut adalah anak dari Simbah Kiai imam Yahya Mahrus, ketika kita mendoakan kedua orang tua kita yang sudah mendahului kita, semoga menjadikan beliau-beliau, orang tua kita, para guru-guru kita, para sesepuh yang mendahului kita menjadi bangga.
Ini adalah upaya untuk terus Birrul Walidain, dengan cara mendoakan kedua orang tua kita, sebab mendoakan kedua orang tua kita adalah kunci sukses hidup kita didunia dan akhirat,
Beliau juga menyampaikan bahwa ketika seseorang sudah meninggal dan melihat anak-anaknya yang masih di dunia melakukan hal yang tidak baik, maka ia berdoa kepada Allah SWT untuk mengampuni anak-anaknya dan semoga anak-anaknya diberikan hidayah, dan ketika melihat anak-anaknya melakukan hal yang baik, seperti halnya mendoakan orang tuanya, maka ini menjadikan tentram, tenang dan bahagia orang tuanya yang sudah meninggal.
Suatu ketika Rasulullah Saw ditanya oleh salah seorang sahabat, “wahai Rasulullah, orang tua saya ini sudah meninggal, apakah saya masih bisa menjadi anak yang berbakti kepada orang tua saya?” Rasulullah menjawab “Doakan kedua orang tuamu.”
Ini menjadi pertanda bahwasanya bila mana kita ini ingin menjadi seorang anak yang terus berbakti kepada orang tua kita, sekalipun orang tua kita sudah meninggal, maka perintah dari Rasulullah adalah, dengan cara terus mendoakan kedua orang tua kita.
Dengan kita terus mendoakan kedua orang tua kita, Insyaallah segala urusan kita diberi kemudahan oleh Allah SWT. Aamiin aamiin ya robbal alamin.
Beliau kembali menuturkan kisah, suatu ketika sayyidina Ali, pernah didatangi oleh seorang sahabat dan menanyakan kepada sayyidina Ali mengenai permasalahan hidup nya yang susah, padahal sudah bekerja keras, rajin dan tekun setiap harinya, selalu melaksanakan sholat fardhu, dan sholat sunnah duha. Tapi tetap saja merasa hidup nya kurang, lantas Sayidina Ali bertanya, “apakah engkau mendoakan orang tua, apakah ketika engkau berdoa engkau menyebutkan nama orang tua mu?”, dijawab oleh sahabat, “tidak.” Sayidina Ali pun mengatakan, “inilah yang menjadi sebab hidupmu susah di dunia.”
Di akhir sambutanya K.H. Melvien Zainul Asyiqien kembali mengajak para santri untuk terus mendoakan orang tua kita, terlebih doa yang dipanjatkan oleh seorang yang sedang mencari ilmu adalah mustajab.
Wallahualam