Syaikh Jumadil Kubro merupakan ‘punjer walisongo’ yang berasal dari Samarkand, Uzbekistan. Beliau lahir pada tahun 1270 sebagai putra dari seorang bangsawan tanah Nasrabad, India. Dalam perjalanan dakwahnya, beliau mengarungi Samudera Pasai, kemudian berkelana di daerah Semarang, Demak, Bojonegoro, hingga Wajo, Sulawesi Selatan.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Makam Syaikh Jumadil Kubro ada di Trowulan, Mojokerto. Namun, ada juga menyebutkan makam beliau di daerah Semarang. Sumber lain, berpendapat bahwa ‘Bapak Walisongo’ ini disemayamkan di lereng gunung Merapi, Yogyakarta. Bahkan, ada juga yang mengklaim bahwa beliau wafat dan dimakamkan di Sulawesi Selatan, tempat beliau menyebarkan syari’at Islam.
Siang ini, rombongan Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah tiba di Makam Syaikh Jumadil Kubro yang berada di daerah Trowulan, Mojokerto. Untuk mencapai lokasi makam, para peserta khazanah putri diberi keringanan naik ojek, berbeda dengan peserta khazanah putra yang diarahkan untuk jalan kaki.
Pada pukul 14.15 WIB, pembacaan tahlil pun dimulai. Kali ini, tahlil dipimpin oleh KH. Reza Ahmad Zahid dan do’anya dipimpin oleh KH. Melvin Zainul Asyiqien. Tak lama kemudian, Ibu Nyai Hj. Zakiyyah Miskiyyah beserta para Dzurriyah Al-Mahrusiyah memasuki cungkup Syaikh Jumadil Kubro setelah dibukakan oleh Juru Kunci. KH. Reza Ahmad Zahid juga mempersilahkan para peserta untuk mendekat di sekitar cungkup makam. Tanpa menyiakan kesempatan, kami pun melangkah lebih dekat saat KH. Reza Ahmad Zahid memimpin do’a tambahan.
Pada pukul 15.09 WIB, satu persatu bus melaju menuju Makam Syaikhona Kholil di Bangkalan. Perjalanan membelah jembatan suramadu ini ditemani rintik hujan. Meskipun hanya sebentar, hal ini merupakan tanda bahwa perjalanan kami penuh keberkahan.
Wallahu a’lam.
Baca Perjalanan Khazanah 2025 Selanjutnya di https://elmahrusy.id/syaikhona-kholil-bangkalan-guru-para-ulama-dan-pahlawan-nasional/