web analytics

Peran Raden Fatah dalam Dakwah Islamiyah

Peran Raden Fatah dalam Dakwah Islamiyah
0 0
Read Time:2 Minute, 33 Second

Raden Fatah adalah putra Prabu Brawijaya, Raja Majapahit terakhir. Raden Fatah dikisahkan berguru kepada Sunan Ampel di Surabaya dan dinikahkan dengan putri sang Guru yang bernama Dewi Murtosimah. Sebagai penguasa, negarawan, seniman, ahli hukum, ahli ilmu kemasyarakatan dan juga ulama, Raden Fatah berperan penting dalam mengembangkan kesenian wayang agar sesuai dengan ajaran Islam.

Kami tiba di Demak sekitar pukul tujuh malam. Untuk menuju makam Raden Fatah, para santri putri harus menggunakan jasa ojek, sedangkan santri putra diarahkan untuk jalan kaki. Disana kami menuju Masjid Agung Demak untuk melaksanakan sholat jamak ta’khir maghrib dan isya’. Pada pukul delapan, kami menuju Makam Raden Fatah dan memulai tahlil yang dipimpin oleh K.H. Reza Ahmad Zahid dilanjut do’a oleh Agus H. Nabil Aly Utsman.

Usai do’a bersama, tiba-tiba Sang Juru Kunci membukakan pintu cungkup maqbaroh dan mempersilahkan para Dzurriyyah untuk masuk kedalamnya. Terjadilah percakapan antara K.H. Reza Ahmad Zahid dengan juru kunci makam terkait makam-makam yang ada dan penggalan ceritanya. Kemudian, K.H. Reza Ahmad Zahid memimpin do’a untuk kedua kalinya, yang tawasulnya ditujukan untuk para pemerintah Kerajaan Demak Bintara, diantaranya adalah Sultan Trenggono (Raja Demak ke-III) dan Sunan Prawoto (Raja Demak ke-IV, Putra dari Sultan Trenggono).

Moment K.H. Reza Ahmad Zahid dan K.H. Izzul Maula Dliyaullah saat di Makam Raden Fatah bersama Sang Juru Kunci
Moment K.H. Reza Ahmad Zahid dan K.H. Izzul Maula Dliyaullah saat di Makam Raden Fatah bersama Sang Juru Kunci

Raden Fatah saat menjadi penguasa di Kesultanan Demak mendapat gelar Senapati Jimbun Ningrat Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Makamnya terletak di belakang Masjid Agung Demak, berbentuk kijing sederhana dari bahan pualam kuning, terletak di bagian luar cungkup makam Sultan Trenggono. Batu pualam kuning yang dijadikan kijing ini digunakan untuk menggantikan batu andesit yang lama, sehingga menimbulkan kesan kekunoan makam Pendiri Kesultanan Demak tersebut. Terdapat tiga Makam Besar yang merupakan makam Raden Fatah, makam istrinya dan makam Raden Patiunus (Sultan Demak ke-II). Disekitarnya terdapat pula makam Pangeran Sekar Seda Lepen, Pangeran Mekah, Pangeran Ketib dan makam Raden Kusen Adipati Terung.

Raden Fatah, pendiri Kerajaan Demak memang tidak dikenal sebagai salah seorang dari anggota Walisongo. Namun, kedudukannya sebagai salah satu dari jamaah wali yang ikut berperan dalam gerakan dakwah Islam, tidak dapat diabaikan. Demak, yang semula sebuah pedukuhan yang digabung dengan kota Bintara, dibawah Raden Fatah berkembang menjadi kota yang memiliki pengaruh di Jawa sampai ke Palembang, Jambi, Bangka Belitung, dan Tanjung Pura.

Peran Raden Fatah selaku pendiri Kerajaan Demak Bintara memiliki peranan yang tidak kecil dalam proses dakwah Islam di Nusantara, khususnya di Jawa. Sebab, dengan kekuasaan politis yang dipegangnya, berbagai aspek dakwah yang berhubungan dengan kehidupan sosial, ekonomi, seni, sastra dan tradisi keagamaan dapat diarahkan dan dikembangkan secara lebih efektif terutama dengan adanya faktor kebijakan pemerintah, dukungan aparatur, peran cendekiawan dan bangsawan, termasuk dukungan finansial. Disamping itu, keraton berperan sebagai pusat pengembangan budaya Islam. Atas jasa-jasanya yang besar dalam dakwah Islam itulah, makam Raden Fatah sampai sekarang ini dimuliakan dan banyak diziarahi oleh umat Islam di Indonesia.

Wallahu a’lam.

Baca perjalanan Khazanah 2024 selanjutnya di https://elmahrusy.id/sunan-gunung-jati-perluas-kekerabatan-dengan-pernikahan/

About Post Author

Anour Ryn

Struggle
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like