Kaum Pesantren Dalam Naskah-Naskah yang Berhambur
Tik… Tik… Tik… Suara mesin tik bersahutan detak detik. Di ruang hampa, sekelibat diorama memantulkan bayang-bayang penuh irama dan drama. Satu per satu, huruf-huruf bertinta pucat pasi mulai timbul menegak bagai tonggak. Ia membentuk sebuah kata sederhana: SANTRI, kau menamainya. Lembar-lembar lusuh yang memugar, bertumpuk, berdebu, dan tak ada daya tak ada upaya berkibas ditiup […]