web analytics
AD PLACEMENT

Tanggapan Terhadap Konservatif dan Modernitas Santri Al-Mahrusiyah

AD PLACEMENT
0 0
Read Time:5 Minute, 57 Second

Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah memasuki babak baru, berkembangnya arus globalisasi turut serta dalam membentuk perubahan yang signifikan terhadap pesantren yang telah berdiri sejak tahun 1988 ini.

Perubahan tersebut dapat diketahui dengan perilaku dan budaya santri zaman sekarang yang berbeda dengan santri zaman dahulu, tidak dapat dipungkiri lagi, berubahnya perilaku dan budaya santri, salah satu faktornya adalah globalisasi dan dari pribadi santri itu sendiri.

Santri dahulu mungkin sudah terbiasa dengan kehidupan yang apa adanya, mereka tidak menuntut dipenuhi hajatnya hal itu disebabkan oleh terbatasnya fasilitas sarana dan keadaan yang tidak memadai untuk memenuhi segala hajat hidupnya, konsekuensinya mereka harus menerima kenyataan hidup dan berjuang lebih keras untuk memenuhi kebutuhan perut dan akalnya kehidupan keras telah menimpa mereka segala problem hidup bisa diatasi dengan mandiri dan bijaksana.

Sehingga membuat pribadi yang tangguh cerdas intelektual dan kuat mentalnya pengalaman telah mengajarkan kepada mereka arti kehidupan yang sebenarnya.

AD PLACEMENT

Zaman pun bergilir dan menciptakan polanya tersendiri, begitupun dengan naluri alamiah manusia yang terus berkembang apabila ditempa oleh Pedihnya belajar dan pahitnya pengalaman pengalaman pahit yang dialami santri dahulu segitu banyak mempengaruhi pikiran mereka akan hidup dan ingin membangun konstruksi hidup yang lebih baik bagi mereka bagi keluarganya maupun anak keturunannya.

Berangkat dari pemikiran mindset inilah yang membuat santri dahulu ingin anak keturunannya bisa hidup yang lebih sejahtera dan bahagia dengan tanpa menghilangkan esensi atau nilai positif dari pengalaman hidup keras yang telah mereka rasakan tentunya dengan cara memberikan pendidikan yang baik sehingga menimbulkan pemahaman hidup yang baik.

Pondok pesantren yang dahulu menjadi tempat berlabuh dan menimba ilmu juga menjadi pilihan dan tempat yang dirasa pantas untuk pendidikan dan perkembangan anak-anak mereka. Citra pesantren yang harum dan terbukti mencetak kader intelektual yang bermoral inilah yang menjadi salah satu alasan santri dahulu memondokan anak mereka bahkan tidak hanya dari kalangan santri saja, orang non pesantren yang turut merasakan kebaikan adanya Pesantren ingin anak-anak mereka menjadi bagian dari pesantren.

Mereka yang memondokan anaknya mungkin mempunyai latar belakang yang berbeda-beda Namun yang pasti mereka memondokan anak-anaknya atas dasar cinta kasih sayang dan ingin anaknya menjadi lebih baik daripada mereka, dan itu adalah hal wajar serta merupakan sifat alamiah manusia yang ingin dan butuh dicintai dikasihi dan disayangi selaras dengan itu, psikolog Abraham Maslow sampai Mencetuskan hierarki kebutuhan manusia hierarki kebutuhan Maslow, ia mengklasifikasikan dan mengurutkan cinta kasih dan sayang sebagai kebutuhan alamiah manusia ke dalam kategori social needs seperti keamanan pendidikan kesehatan finansial dan lainnya.

AD PLACEMENT

Pesantren yang merupakan kawah Candra dimuka, tempat kehidupan Ala kadarnya, tempat menggali dan mengkaji wawasan intelektual adalah tempat yang sesuai untuk melatih kemampuan berpikir, menata keuangan membangun kebersamaan dan mengurangi keegoisan. Dengan tempat yang apa adanya, para santri dilatih untuk cakap dalam bertahan hidup, pandai dalam bergaul dan tidak baperan apabila dicoba oleh musibah.

Adanya forum diskusi, musyawarah, sorogan, tak khusus adalah wadah untuk melatih kemampuan intelektual para santri. Selain itu, momen Kemayoran dan masak bersama dijadikan oleh para santri sebagai ajang refleksi diri dan menambah jalinan keakraban antar santri. Intensnya pergaulan para santri, sedikit banyak menumbuhkan rasa persaudaraan dan keakraban diantara mereka.

Saking akrabnya, guyonan dan goclokan alasan Tri adalah hal yang tidak bisa dilepaskan dan menjadi makanan Santri sehari-harinya. Itulah budaya para santri.

Budaya Pesantren adalah budaya dengan akar sejarah yang panjang titik secara tidak langsung, membentuk tradisi dan kebudayaannya sendiri dan sukar untuk dihilangkan titik mau tidak mau, santri yang mendiami Pesantren pun harus mengikuti dengan tradisi pesantren yang telah ada, dan, yang harus digarisbawahi adalah tidak semua tradisi pesantren NU baik dan lurus-lurus saja yang perlu diikuti oleh para santri adalah tradisi yang baik dan tidak melanggar syariat serta hukum yang ada meskipun terkesan konservatif, pendidikan ala Pesantren mampu menumbuhkan mental santri yang kuat, ketangguhan fisik dan kemampuan berpikir intelektual yang ilmiah seiring berkembangnya zaman, budaya dan tradisi santri mengalami sedikit banyak perubahan titik faktornya banyak, salah satunya adalah globalisasi.

AD PLACEMENT

Perkembangan dan kemajuan teknologi juga turut ikut berperan dalam menjembatani proses globalisasi. Masyarakat yang dinilai maju dan peradaban pun diikuti, ditiru budaya dan perilakunya. Terlepas dari budaya tersebut baik atau buruk. Globalisasi yang hampir merata di seluruh penjuru dunia, juga turut menyasar ke pondok pesantren.

Santri yang merupakan pelaku tradisi dan budaya yang hidup di zaman globalisasi pun turut mewarnai dan ikut mencampur tradisi pesantren yang konservatif dengan pengaruh globalisasi yang dinilai lebih maju dan modern. Hal ini terus berlanjut hingga lintas generasi. Hampir semua Pesantren mengalami percampuran tradisi konservatif dengan globalisasi yang modern.

Pondok Pesantren HM-Al Mahrusiyah juga mengalami percampuran itu titik Meskipun banyak yang tidak menyadari percampuran tersebut akan tetapi percampuran itu bisa diamati dan dirasakan.

Bukti konkrit percampuran yang terjadi di pondok pesantren Hm almarusia adalah pendegitalisasi atau salah satu bentuk globalisasi sarana informasi, komunikasi, transfer keuangan pendidikan dan kesehatan yang diintegrasikan dengan basis teknologi.

Kalau dulu santri Al-Mahrusiyah ingin mencari berita dan informasi harus membaca dulu media koran dan buku cetak hari ini, berita dan informasi tersebut bisa diakses melalui warnet yang disediakan oleh pesantren. Apabila kangen rumah pun harus menunggu perpulangan tiba atau menulis surat via Pos.

Hari ini, santri bisa langsung menghubungi orang rumah melalui wartel Pesantren. Trend kiriman uang wesel orang dahulu pun kini tergerus dengan kiriman uang melalui transfer via ATM atau bank. Kemudian hidup dan fasilitas yang ada, juga turut serta dalam membangun jiwa, kepribadian dan karakter para santri titik lingkungan pun besar pengaruhnya terhadap mentalitas dan karakter santri.

Adanya tradisi Pesantren bertujuan untuk membentuk dan membangun karakter santri yang mandiri, disiplin, patuh, kritis, reaktif dan solutif terhadap masalah dan lingkungannya. Seorang ahli psikologi dari Cornell University Amerika Serikat, Uri Brofenbanner bahkan memandang perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungannya.

Ia merumuskan dalam teori ekologi miliknya. Erik erinson juga berpendapat Senada dengan Uri Brofenbanner dengan teori psikososialnya. Perlu diketahui bahwa yang berubah dari tradisi atau budaya Pesantren maupun budaya daerah tertentu itu terletak di esensi, substansi, cara menyikapi, dan pandangan para pelaku tradisi dan budaya titik bukan konteks atau bentuk tradisi atau budaya itu sendiri titik karena pada dasarnya individu tidak bisa merubah tradisi atau budaya yang ada referensi Robert dan kluckhorn dalam supartono 2004 titik itu adalah kearifan lokal yang dikarunia Tuhan titik akan tetapi, para pelaku tradisi dan budaya khususnya santri almarusia selalu bisa menyaring tradisi dan budaya yang masuk ke dalam diri pribadi atau lingkungan kita sendiri titik kita juga selalu bisa mendorong individu yang lain untuk bersinergi menuju perubahan yang lebih baik dengan cara memberikan edukasi dan pemahaman melalui pendekatan yang baik titik tujuan dari edukasi tersebut adalah untuk memajukan tanpa meninggalkan tradisi dan budaya yang ada titik karena Budaya adalah identitas suatu bangsa, maka kita terlebih para santri almarusia harus bersinergi dalam mempertahankannya yang telah diwarnai dengan perubahan yang lebih baik.

Harapannya, di usia yang ke-36 tahun semenjak berdirinya pondok pesantren Hm almarusia. Para santri tetap menjaga dan melestarikan dan budaya yang telah dirintis oleh pendirinya Romo Kyai Haji Mahrus titik semua individu baik perorangan maupun pengurus turut ikut menjaga dan merawat tradisi yang lebih baik.

Adanya program atau kegiatan yang konstruktif serta kreatif dan mengembangkan bakat dan menata rasa santri yang diselenggarakan oleh pengurus pondok atau lembaga Al-Mahrusiyah selalu dinantikan dan Diharapkan kehadirannya oleh para santri Al-Mahrusiyah

Sekian dan terima kasih.

Oleh: Nabhan Muhammad Mazru’i.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

AD PLACEMENT

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Haul Almarhum Almaghfurlah KH. Abdul Karim wa Zaujatihi Wa Dzurriyyatihima

Haul Almarhum Almaghfurlah KH. Abdul Karim wa Zaujatihi Wa Dzurriyyatihima

Pesan-Pesan Gus Reza Dalam Pembekalan Mudik Santri

Pesan-Pesan Gus Reza Dalam Pembekalan Mudik Santri

Muwadda’ah Asrama Al-Misky, Berikut Untaian Kalam Hikmah Murobbi

Muwadda’ah Asrama Al-Misky, Berikut Untaian Kalam Hikmah Murobbi

Gus Reza Mengingatkan Tafaqquh Fi ad-Diin dalam Acara Buka Bersama

Gus Reza Mengingatkan Tafaqquh Fi ad-Diin dalam Acara Buka Bersama

Sholat Tarawih Cepat, Bagaimana Hukumnya

Sholat Tarawih Cepat, Bagaimana Hukumnya

Penjelasan Hakikatnya Ilmu dan keutamaannya, di Awal Pengajian Ramadhan kitab Ta’limul Muta’alim

Penjelasan Hakikatnya Ilmu dan keutamaannya, di Awal Pengajian Ramadhan kitab Ta’limul Muta’alim

AD PLACEMENT