Terima Kasih Bumi Mahrusy
Biru langit di atas menjelang siang hari yang hangat, Aku melihatmu berseri laksana matahari
Di siang itu, sinarmu hangat dan cerah menembus sanubari, Paradigma kami tak seperti realita tentangmu
Berkaca di cermin semu tak sama di cermin nyata, Semuanya halu terlihat jelas parasku yang kotor
Kupandang dirimu yang bersih, Lalu hatiku berkata
Apakah engkau Sudi membersihkan ku yang tak sepertimu?
Aku tak kuasa memandangmu terlalu lama, Hatiku bergetar saat ku mendengar namamu
Tapi entah mengapa…. engkau seakan memanggil dan terus memanggilku
Mahrusy, aku tahu betul, aku kotor menjijikan
Aku tahu betul, aku tak pantas bersanding dan bersandar di bawah lindungmu
Aku tahu betul, setiap hari aku tak seperti yang kau inginkan.
Aku tahu betul tentang diriku, semuanya tentang keseharianku
Tapi mengapa seakan engkau lebih tahu diri dariku.
Mengapa seakan engkau tahu segalanya tentang jasad ini
Mengapa engkau terus bersabar seakan kau tahu masa depan titik hidangan segar yang setiap hari kau suguhkan, membuatku sadar
Istighosah yang kau adakan, membuatku tahu bahwa ada hajat yang harus dimintakanl.
Maghriban yang kau agendakan, memberitahuku akan pentingnya wiridan
Terima kasih atas semuanya
Aku tak kuasa menuliskannya secara sempurna tentang berlianmu
Karena aku paham dengan penuh kesadaran, bahwa berlian tetaplah berlian dan mahal, walau tak terucapkan
Sekali lagi terima kasih.
Oleh: Sofyan M.12
Average Rating
- Annas pada “Orang yang Mampu Menandingi Gus Maksum, Hanya Yai Imam!”, -Kisah Keteladanan Yai Imam
- Siti pada Fenomena Ghosob yang Mengakar
- RandaTapak pada Self-Improvement: Meniti Paradigma dengan Lensa Berbeda
- arrofiq pada Pentas Seni Malam Literasi Menuju 1 Dasawarsa Pers Mahrusy
- Elnahrowi pada Tips dan Trik Dibalik Siswi Madin Berprestasi & The Best 1002 Nadzom Alfiyah