Malam 30 September 1965 menjadi peristiwa berdarah di Indonesia. Pembantaian enam jenderal dan satu perwira, mati mengenaskan di Lubang Buaya. Gerakan 30 September PKI, salah satu dan upaya terakhir PKI di Indonesia. Berkali-kali mencoba mengubah ideologi Indonesia dari nasionalisme menjadi komunisme, namun apa yang sebenarnya terjadi pada ideologi ini sehingga selalu mengalami kegagalan dalam penerapannya?
Ideologi Komunis sendiri lahir dari pasangan Karl Marx dan Friedrich Engels yang membuahkan masterpiece berjudul Manifesto Komunis. Dengan visi menghilangkan kasta sosial di masyarakat, membuat dunia tanpa kelas, membangun negara bersama, tak ada kaya dan miskin, seolah mendirikan dunia utopia.
Partai Komunis Indonesia (PKI) berdiri pada Mei 1914. Berawal dari Perhimpunan Demokrat Sosial Hindia (ISDV), kemudian berganti menjadi Perserikatan Komunis di Hindia pada tahun 1920, dan berujung pada Partai Komunis Indonesia pada tahun 1924.
Dalam rihlahnya, PKI telah melakukan pemberontakan sebanyak tiga kali yang akhirnya berujung pada kegagalan. Pemberontakan PKI 1926-1928 yang bertujuan menggulingkan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia dan mendirikan negeri komunis dengan menggerakkan kaum tani dan buruh.
Pemberontakan PKI Madiun tahun 1948 yang dilatarbelakangi oleh jatuhnya Kabinet Amir Syarifuddin, Perjanjian Renville yang dianggap sangat merugikan Indonesia, didirikannya Front Demokrasi Rakyat (FDR) oleh Kabinet Amir yang menolak Kabinet Hatta, dan faktor-faktor lain. Pemberontakan dengan tujuan menggulingkan pemerintahan yang sah di bawah Kabinet Hatta dan membentuk negara Republik Indonesia Soviet dengan ideologi komunis ini berhasil ditumpas oleh TNI.
Gerakan 30 September PKI tahun 1965 menjadi peristiwa yang paling berdarah. PKI mengincar para petinggi TNI Angkatan Darat untuk dibunuh di Lubang Buaya. Lagi-lagi dengan tujuan menggulingkan pemerintahan yang sah dan mengganti Pancasila dengan ideologi komunis. Gerakan 30 September PKI ini menjadi usaha terakhir PKI yang memaksa penerapan ideologi komunis di Indonesia.
Ideologi komunis memiliki beberapa faktor yang menyebabkannya selalu gagal dalam praktik serta penerapannya di Indonesia. Faktor sejarah menjadi faktor utama kegagalan penerapan ideologi komunis di Indonesia. Sejarah kelam seperti yang dituturkan di atas membuat ideologi komunis resmi dilarang di Indonesia.
Selain itu, negara Indonesia yang memiliki kultur religius memang tidak cocok apabila menerapkan ideologi komunis. Dari sisi ekonomi pun sistem komunisme tidak cocok dengan bangsa, terbukti pada saat Pemerintahan Demokrasi Terpimpin yang menerapkan kebijakan land reform yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Pada saat itu, PKI melakukan aksi sepihak dengan merebut tanah dan membagikan kepada kelompok mereka.
Pada akhirnya, ideologi ini bahkan sudah tumbang sebelum tumbuh subur, karena faktor sejarah, kultur, dan segi ekonomi yang menolak ideologi ini. Allah berfirman dalam surat Al-Qasas ayat 77,
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
“Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Dalam ayat tersebut, Allah melarang kita untuk berbuat kerusakan di muka bumi. Penerapan komunisme yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) tentu bertabrakan dengan aspek islam yang mengajarkan kedamaian.
Wallahu a’lam.