Dr. H. Zuhri Spill 3 Pilar yang Membentuk Santri Menjadi Pribadi yang Berkualitas dalam Acara Haul ke-13 KH. Imam Yahya
Menutup rangkaian sambutan dalam acara Pembacaan Manaqib yang digelar di PP. HM Al-Mahrusiyah III Ngampel, Dr. H. Zuhri, S.Ag., M.Si., alumni yang kini berkiprah sebagai Dosen di UIN 1 Tulungagung, berbagi kisah inspiratif tentang perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan. Mantan supir dan santri ndalem KH. Imam Yahya ini mengingatkan pentingnya intelektualitas, emosionalitas, dan spiritualitas dalam membentuk generasi penerus yang berkualitas; “Persiapkan diri kalian sebaik mungkin, karena ketika saatnya tiba, kalian akan tampil di masyarakat, menjadi generasi yang menopang masa depan bangsa,” ujar beliau dengan penuh semangat.
Dr. H. Zuhri, S.Ag., M.Si. memberikan perspektif yang sangat relevan bagi para santri masa kini. Beliau menekankan tiga pilar utama yang harus dipegang oleh generasi penerus bangsa, yakni intelektualitas, emosionalitas, dan spiritualitas. Intelektualitas di sini merujuk pada pentingnya menuntut ilmu secara serius dan mendalam. Emosionalitas — yang dapat diartikan sebagai semangat atau kegigihan — merupakan daya dorong yang membuat seseorang terus maju dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan hidup. Sedangkan spiritualitas menekankan bahwa ilmu tanpa iman hanyalah pengetahuan kosong tanpa arah, sehingga perlu dibarengi dengan ketakwaan dan pengabdian kepada Tuhan.
Berikut adalah makna dari 3 pilar yang disampaikan Dr. H. Zuhri, S.Ag., M.Si.:
- Intelektualitas
Pilar pertama ini menekankan pentingnya pengetahuan dan kecerdasan. Intelektualitas mengacu pada kemampuan berpikir kritis, menganalisis, dan memahami ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu umum. Para santri diharapkan tidak hanya fokus pada hafalan atau pengajaran tradisional saja, tetapi juga mampu mengembangkan kemampuan berpikir yang luas, mendalami ilmu dengan kritis, dan terus menambah wawasan. Ini penting agar mereka bisa berperan sebagai cendekiawan yang mampu menyumbangkan pemikiran untuk kemajuan umat dan bangsa.
- Emosionalitas
Pilar kedua, emosionalitas, berkaitan dengan kemampuan mengelola emosi dan hubungan interpersonal. Ini mencakup kecerdasan emosional, seperti empati, ketahanan emosional, dan kemampuan berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Santri yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi sosial, membangun hubungan yang harmonis dengan sesama, dan menjadi pemimpin yang bijaksana. Emosionalitas juga berarti santri tersebut memiliki semangat atau kegigihan yang mendorongmya terus maju dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan hidup. Emosionalitas penting dalam menjaga keseimbangan diri, sehingga santri tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki nilai juang yang tinggi dan mampu menyesuaikan diri.
- Spiritualitas
Pilar terakhir, spiritualitas, adalah fondasi yang menghubungkan santri dengan nilai-nilai agama dan moral. Spiritualitas mengajarkan pentingnya ketakwaan, ibadah yang khusyuk, dan pengabdian yang ikhlas kepada Allah. Dengan spiritualitas yang kuat, santri akan memiliki pondasi moral yang kokoh, yang memandu mereka dalam setiap langkah kehidupan. Ini juga berarti bahwa mereka memahami bahwa ilmu dan emosi harus diarahkan untuk tujuan yang mulia dan bermanfaat bagi umat manusia, sesuai dengan ajaran agama.
Ketiga pilar ini saling melengkapi dan tidak bisa berdiri sendiri. Intelektualitas tanpa spiritualitas bisa membuat seseorang menjadi cerdas tetapi kehilangan arah moral. Spiritualitas tanpa intelektualitas bisa membuat seseorang menjadi taat tetapi kurang mampu menghadapi tantangan dunia modern. Emosionalitas tanpa kedua pilar lainnya bisa membuat seseorang peka tetapi mungkin mudah terpengaruh oleh lingkungan tanpa landasan yang kuat. Oleh karena itu, para santri diajak untuk mengembangkan ketiga aspek ini secara seimbang, sehingga mereka bisa menjadi individu yang tidak hanya berilmu dan beriman, tetapi juga mampu memimpin dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Wallahu a’lam.