KH. Ihsan Masyhudi Kenang Sosok KH. Imam Yahya Mahrus dan Kisah Sahabat Handzalah dalam Haul ke-13: Pelajaran Keberanian dan Keseimbangan Hidup
Menjelang puncak acara Haul ke-13 Almarhum Almaghfurlah KH. Imam Yahya Mahrus, Sambutan penuh kenangan juga disampaikan KH. Ihsan Masyhudi, seorang alumni Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah asal Sukabumi. Beliau mengenang moment-moment indah bersama Mbah Imam saat menghadiri acara pembacaan manaqib di Masjid Ngampel pada malam jum’at kemarin.
Seorang alumni tahun 1997 ini juga menceritakan kisah Sahabat Handzalah yang dijuluki sebagai “Ghasilul Malaikah” atau “Yang Dimandikan Malaikat”. Sahabat Handzalah rela meninggalkan istrinya yang baru dinikahi untuk ikut berjihad dalam Perang Uhud. Dalam pertempuran itu, Handzalah gugur sebagai syahid, dan tubuhnya ditemukan dalam keadaan basah. Ternyata Rasulullah SAW memberi kabar bahwa yang memandikan jenazahnya adalah para Malaikat.
Masya Allah. Dari kisah Sahabat Handzalah yang beliau ceritakan, tergambar betapa seorang Muslim sejati harus siap meninggalkan kenyamanan dunia demi memenuhi panggilan Allah. Handzalah yang rela meninggalkan istri tercintanya untuk berjihad, menunjukkan bahwa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya berada di atas segala cinta duniawi.
Oleh karena itu, Allah juga memberi penghormatan kepada Handzalah dengan mengutus para malaikat untuk memandikan jenazahnya. Kisah ini berkaitan dengan ayat QS. Al-Imran ayat 169 yang menyebutkan bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah tidaklah mati, melainkan hidup di sisi Allah dengan penuh rezeki;
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.” (QS. Al-Imron: 169)
Tak hanya mengajak para santri untuk meneladani keberanian dan keteguhan iman Sahabat Handzalah, dalam rangka menyambut acara Haul Almarhum Almaghfurlah KH. Imam Yahya Mahrus ke-13 ini, KH. Ihsan Masyhudi menyampaikan pesan berupa maqolah:
ثلاث تورث قسوة القلب (Tiga hal yang dapat mengeraskan hati), yaitu:
- كَثْرَةُ الأَكْل (Banyak makan)
- كَثْرَةُ النَّوم (Banyak tidur)
- كَثْرَةُ الضَّحِك (Banyak Tertawa/bersenang-senang)
Maqolah serupa juga terdapat dalam kitab Tanbihul Ghofilin karya Abu Laits As-Samarqandi;
وروى عن رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وعلى آلهِ وسلَّم قال: (أَرْبَعَةٌ تُمِيتُ القَلْبَ: كَثْرَةُ الأَكْل، وَكَثْرَةُ النَّوم، وَكَثْرَةُ الكَلام، وَكَثْرَةُ الضَّحِك)
Hadits Rasulullah SAW diatas mengidentifikasi empat hal yang dapat mematikan hati seseorang, yakni banyak makan, banyak tidur, banyak berbicara dan banyak tertawa. Berikut adalah penjelasannya:
1. Banyak Makan:
Makan berlebihan dapat mempengaruhi kondisi fisik dan mental seseorang. Dalam konteks spiritual, banyak makan dapat menyebabkan kemalasan, kurangnya motivasi untuk beribadah, dan mengabaikan tanggung jawab. Hal ini dapat mengurangi sensitivitas hati terhadap spiritualitas dan pengabdian kepada Allah SWT.
2. Banyak Tidur:
Tidur berlebihan bisa menyebabkan seseorang kehilangan waktu yang berharga untuk beribadah, merenung, atau melakukan aktivitas produktif lainnya. Ini bisa mengakibatkan penurunan kesadaran spiritual dan kelemahan dalam melaksanakan kewajiban agama. Keseimbangan dalam tidur penting agar waktu untuk beribadah dan merenung tidak terabaikan.
3. Banyak Bicara:
Berbicara tanpa tujuan yang jelas atau berlebihan dapat mengalihkan perhatian dari hal-hal yang lebih penting dan merusak fokus spiritual. Banyak bicara bisa menyebabkan penyebaran gosip, kebohongan, atau pembicaraan yang tidak bermanfaat. Ini dapat mengaburkan pikiran dan hati dari tujuan yang lebih tinggi.
4. Banyak Tertawa:
Tertawa berlebihan dapat mengurangi keseriusan dalam hidup dan mengalihkan perhatian dari tanggung jawab spiritual. Meskipun tertawa adalah bagian dari kehidupan yang sehat, terlalu banyak tertawa atau mencari hiburan secara berlebihan bisa menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran akan tujuan hidup yang lebih penting dan mengabaikan ketenangan batin.
Hadits ini mengingatkan kita tentang pentingnya keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Semua hal ini, jika dilakukan secara berlebihan, dapat mengakibatkan melemahnya kondisi hati dan mengurangi sensitivitas terhadap nilai-nilai spiritual. Rasulullah SAW mengajarkan agar kita menjaga keseimbangan dalam makan, tidur, berbicara, dan tertawa untuk menjaga hati tetap bersih, peka terhadap ajaran agama, dan fokus pada tujuan hidup yang lebih tinggi.
Wallahu a’lam.