Larangan Bukan Berarti Tak Sayang
“Kadang orang tua melarang itu karena ada sesuatu yang tidak sempat terpikirkan oleh kita, karena kita belum merasakan menjadi orang tua.”
Ning Hj Etna Iyyana Miskiyah
Salah satu tugas anak kepada orang tua adalah berbakti atau dalam istilah jawanya adalah manut. Sejatinya tidak ada orang tua yang ingin anaknya celaka, karena orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Dilarang bukan berarti tak sayang. Dalam lingkungan keluarga sudah biasa bukan ketika orang tua melarang anaknya atau ketika kakak melarang adiknya melakukan hal-hal yang berdampak negatif. Karena ketika dilarang berarti disayang.
Larangan itu bukan kekangan, mengapa demikian? Karena larangan akan berujung indah untuk masa depan. Larangan itu pasti mempunyai dasar, misalnya tak mungkin allah melarang meminum minuman keras jika dampak yang diberikan positif, Allah melarang meminum minuman keras karena dampak yang diberikan oleh minuman keras tersebut negatif.
Pasti kalian tidak asing dengan cerita barseso, bukan? Seorang alim yang meninggal suul khotimah. Singkat cerita barseso tergoda oleh setan yang menjelma sebagai seorang yang ahli ibadah, karena merasa iri dengan keimanan setan tersebut barseso akhirnya mengikuti perintah setan untuk meminum minuman keras yang malah berakhir naas. Na’udzubillah.
Jadi jangan pernah berpikir bahwa larangan adalah kekakangan karena larangan adalah bentuk kasih sayang yang diutarakan dengan sebuah ucapan dan diaplikasikan dengan perbuatan. Ada pepatah jawa yang berbunyi sopo manut bakal katut (siapa yang patuh akan ikut), dapat penulis artikan jika kita mematuhi sebuah aturan atau menaati larangan yang diberikan pasti kita akan mendapatkan feedback yang baik. Karena apapun yang dilarang pastinya tidak baik untuk diri sendiri dan masa depan.
Wallahu’alam