Selamat datang di bulan Agustus! Pasti kalian senang, kan? Soalnya bulan ini ada hari spesial untuk negara kita tercinta, Indonesia. Ada yang tahu hari apa? Yup, 100 untuk kalian! Bulan ini kita akan merayakan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Tapi tahu nggak sih, sebelum adanya penanggalan masehi, ternyata ada seorang tokoh hebat yang namanya diabadikan menjadi salah satu nama bulan dalam kalender masehi. Ada yang tahu siapa? (Nggak tahu, Bang, soalnya belum lahir ). Oke, admin kasih tahu deh.
Kenalkan, ini adalah Kaisar Julius Caesar Augustus. Nama lengkapnya adalah Imperator Gaius Julius Caesar Octavianus Divi Filius Augustus, atau bisa dipanggil Kaisar Octavius. Beliau lahir di Roma pada 23 September 63 SM, dari keluarga bangsawan. Di masa depannya, ia akan menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dan terkenal di Kekaisaran Romawi Kuno. Ayahnya adalah seorang kaisar besar, sedangkan ibunya adalah keponakan dari Julius Caesar.
Awalnya, ketika lahir, ia diberi nama Thurinus untuk menghormati ayahnya yang baru saja memenangkan perang melawan pemberontak di Thuri. Namanya berubah ketika ia diadopsi oleh Julius Caesar. Setelah Julius Caesar terbunuh pada tahun 44 SM, ia mengadopsi nama Caesar dan mendapat gelar Augustus.
Pada tahun 59 SM, ketika ia berusia empat tahun, ayahnya meninggal. Ia kemudian tinggal bersama ibunya, Atia, yang menikah lagi dengan mantan gubernur Suriah bernama Lucius Marcius Philippus, yang mengaku sebagai keturunan Alexander Agung. Namun, Philippus tidak tertarik mengurus anak tirinya, sehingga Octavius diasuh oleh neneknya, Julia. Pada tahun 52 atau 51 SM, neneknya meninggal, dan Octavius bahkan memberi pidato di pemakamannya. Setelah beranjak dewasa dan mengenakan toga virilis (tanda kedewasaan di Roma), ia terpilih menjadi anggota College of Pontiffs.
Tahun 46 SM, ia diizinkan mengikuti Julius Caesar dalam perang di Hispania melawan pasukan Pompey, namun jatuh sakit di perjalanan. Tahun 44 SM, Julius Caesar terbunuh, menyebabkan kekosongan kekuasaan di Roma. Banyak bangsawan saling berebut kekuasaan, dan Octavius memanfaatkan kesempatan itu untuk bersekutu dengan Mark Antony, sahabat Julius Caesar yang berpengaruh dalam militer. Berkat kecerdikannya, mereka memenangkan perang saudara dan membagi wilayah kekuasaan menjadi dua.
Namun, hubungan mereka memburuk karena perbedaan pandangan. Mark Antony terlalu sibuk dengan istrinya, Cleopatra, hingga akhirnya terjadi perang antara keduanya. Octavius menang, sedangkan Antony dan Cleopatra melarikan diri lalu bunuh diri. Pada usia 30 tahun, Octavius menjadi kaisar tunggal dengan gelar “Augustus”.
Pada tahun 27 SM, Augustus mengubah sistem pemerintahan dari kerajaan menjadi republik, membuat rakyat mencintainya. Walau sempat ingin pensiun, ia tetap diberi wilayah kekuasaan strategis seperti Spanyol, Suriah, dan Gaul. Ia menekan pemberontakan, memperluas wilayah hingga Swiss, Spanyol, dan Galatia, membenahi sistem keuangan dan pajak, memajukan ilmu pengetahuan serta sastra, dan memperkuat militer.
Setelah memimpin selama 40 tahun, Augustus meninggal pada tahun 14 M. Kekaisaran dilanjutkan oleh anak angkatnya, Tiberius, meski pemerintahannya berbeda. Untungnya, berkat kebijakan Augustus yang melahirkan Pax Romana—masa damai dan stabil selama 200 tahun—Roma tetap berjaya. Namanya pun diabadikan sebagai nama bulan Agustus dalam kalender masehi.