Dialektika ‘Santri Ideal’, Catatan Buku Karangan Santri Al-Mahrusiyah
Gus Reza dan Buku Menjadi Santri Ideal
Read Time:1 Minute, 55 Second
Adalah sudah menjadi salah satu kebiasaan saya untuk memberikan catatan ringkas tentang buku yang baru selesai saya baca. Catatan tersebut bukan dimaksudkan untuk mengkritisi atau menakar subtansi dari buku tersebut, akan tetapi semata-mata merupakan rangkuman kesan saya yang awam ini terhadap sebuah buku atau tulisan.
Buku menjadi Santri Ideal, Kokoh Spiritual dan Cerdas Intelektual yang merupakan kumpulan esai-esai Kang Ahmad Nahrowi adalah salah satu buku yang sarat nasihat tapi tidak terkesan menggurui dan tetap enak serta nyaman dibaca. Setidaknya ada beberapa hal yang menjadikan buku ini menarik untuk dibaca.
Pertama, saya meyakini sebagian besar tulisan dalam buku ini merupakan hasil pengamatan dan juga pengalaman empiris dari penulisnya, maka ketika hal tersebut dinarasikan dalam sebuah tulisan, kita seperti membaca sebuah cerita pendek yang terkadang mampu membuat pembaca hanyut dan luruh pada alur ceritanya.
Kedua, tradisi mengutip dengan menyebutkan sumbernya yang merupakan salah satu ciri khas penulisan akademik tampak sangat kuat dalam tulisan-tulisan Kang Nahrowi, tidak terkecuali dalam buku ini. Penulisan dengan gaya seperti ini lazimnya kita temukan dalam tulisan-tulisan normatif yang membosankan. Tetapi dibuku ini, kutipan tersebut malah dijadikan bumbu pelengkap narasi empiris.
Hal ini yang menjadikan buku ini , yang subtansinya penuh nasihat dan motivasi tapi mampu disajiakan dengan renyah dan mudah dicerna, tidak berlebihan tentunya apabila Gus Reza, Pengasuh Pon Pes Al Mahrusiyah Lirboyo Kediri sampai ngendikan bahwa buku ini berisikan “pesan penuh makna” karena didalamnya dituturkan “kisah-kisah penuh hikmah dan petuah bijak para ulama” namun “diulas secara simple tapi lugas dan santai”
Dari dua hal diatas, nampaklah daya tarik buku ini karena mampu meramu antara dunia empiris yang realistis dan dunia normatif yang idealis dalam satu tarikan nafas.
Dalam diskursus empiris dan normatif, meminjam istilahnya Friedrich Hegel salah seorang filsuf kawakan Jerman, mungkin tulisan ini lebih cocok dikatakan tulisan dialektis, karena tulisan-tulisan dalam buku ini bisa jadi juga merupakan
dialektika pergolakan batin penulis yang menemukan gap atau kesenjangan antara dunia norma yang idealis dengan relaita sosial yang empiris.
Walahu’alam.
di suatu tempat antara pulau Jawa dan Sumatera dalam penerbangan batik air ID 7054.
Dr. Heryono Tardjono S.H M.Kn | Dosen Universitas Al-Azhar Indonesia
Informasi Buku:
Judul: Menjadi Santri Ideal, Kokoh Spiritual Cerdas Intelektual
Kata Pengantar: Dr. KH Reza Ahma Zahid, LC. MA
Penulis: Ahmad Nahrowi
Penerbit: Lirboyo Press
ISBN: 978-602-5743-77-1