Read Time:3 Minute, 52 Second
Cerahnya cuaca pagi diiringi sinar matahari yang menyinari hati. Disebuah pondok pesantren yang terletak di Provinsi Jawa Timur, terdapat beribu-ribu santriwati yang berjuang untuk menuntut ilmu dunia akhirat dan mengalap barokah.
Mita dia merupakan salah satu santriwati yang masuk pondok pesantren tersebut, dikarenakan perintah dari orsng tuanya. Mita adalah santriwati yang mempunyai banyak teman dikarenakan keramahannya kepada kakak kelasnya dan teman-temannya., Namun Mita mempunyai suatu kekurangan yaitu kesulitannya dalam menyarap materi-materi pelajaran Madarasah Diniyah yang dia pelajari.
Suatu hari saat kegiatan belajar mengajar Madarasah Diniyah dilaksanakan, Mita dengan nyenyaknya tidur dibangkunya dengan nyenyak, aman, damai, dan tentram. Saat momen tersebut mustahiq Mita yang sedang menjelaskan materi melihat Mita yang sedang tertidur pulas.
“Mitaaaaaa….” Seru pak Ahmad
Mita pun masih dengan lelapnya di alam mimpi tidak mendengarkan seruan bapak Ahmad tersebut
“Aisyah tolong bangunkan Mita” Perintah pak Ahmad
“Eh Mittt, bangun Mitt…, Buset susah banget ni bocah dibangunin, eh Mitt bangun Mit”
Ucap Aisyah sambil menggoyang-goyangkan bahu Mita, berharap agar Mita bangun. Namun nihil Mita pun masih tertidur dengan lelapnya dibangkunya.
Akhirnya pak Ahmad pun geram dengan kelakuan Mita tersebut dan pak Ahmad oun menghampiri bangku Mita.
“Mita kumm… kum… kum….” Seru pak Ahmad sambil menggetuk kepala mita menggunakan Hi-Tech yang ada ditangannya.
Akhirnya Mita pun bangun dan terkejut dengan penampakan pak Ahmad yang sudah berdiri tegak didepannya dengan wajah badmoodnya.
“’Eh pak Ahmad..” seru Mita dengan wajah tidak berdosanya.
“Mita Kum.. sekarang sampai KBM selesai”
“baik pakk..” seru Mita dengan wajah sedihnya
“Hahahaa.. mampus lu Mit, salah siapa tadi dibangunin kayak kebo” bisik Aisnyah dengan nada meledeknya.
“Oooo awas aja kamu Syah”
Beberapa jam kemudian KBM pun berakhir, akhirnya Mita dan Aisyah pulang kembali ke asrama mereka. Sesampainya di asrama Mita langsung menuju kamarnya dan mengganti pakaiannya. Saat Mita mengganti pakaiannya Mita mendengar anak-anak kamarnya yang sedang membahas pelajaran Madarasah Diniyah dengan serunya, Namun Mita hanya mendengarkan dikarenakan Mita tidak paham denga pembahasan mereka.
“Coba aja aku pintar kayak mereka mesti aku juga bisa gabung bareng mereka, ga cuma lontang-lantung kesana-kesini ngehabisin duit sama ghibah” batin Mita
Setelah selesai mengganti pakaiannya, Mita turun menuju lantai 1 dan pergi menelefon ibunya
Tut.. tut… tut….. cklek
“Hallo?”
“Hallo ibukk, assalamu’alaikum” seru Mita
“Wa’alaikumsalam, pripun ndok?”
“Ibuk pripun kabaripun?”
“Alhamdulillah ibuk sehat, enten nopo too ndok” Tanya ibu Mita dengan ragu
“bukk, Mita teng mriki ngrepotaken ibuk kaleh ayah nggh?, amergi Mita teng mriki mboten saget banggaaken ibuk kaleh ayah” ucap Mita dengan sedih
“Mboten ndok, sampean niku harapan ibuk kaleh ayah, sampean masa depan e ibuk kaleh ayah, mangkane sampean teng mriku belajar seng giat tenanan nggh, bukane sampean mboten saget, namung sampean dereng saget mawon, lek sampean purun berjuang koyok rencang-rencange sampean, sampean tetep bakalan saget kok mbak” tutur ibu Mita dengan penuh kasih sayang
“tapi bukk, Mita teng Mriki mboten sami kaleh rencang-rencang Mita” tutur Mita dengan sesenggukan
“Mboten mbak, sampean niku sami mawon kaleh rencang-rencang sampean, sampean mboten angsal nyerah nggh, mosok harapan e ibuk ayah nyerah” tutur ibu Mita menyemangati
“Huftt… nggh buk Mita badhene berjuang, amergi ben saget banggaaken ibuk kaleh ayah”
“Sipp… semangat anak ibukk”
“Nggh buk, nggh mpun buk matur nuwun, nagpunten nek seumpami Mita ngepotaken ibuk kaleh ayah”
“Nggh mbal mboten nopo-nopo, mpun nggh assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumsallam”
Usai Mita menelepon ibunya, beberapa bulan kemudian Mita sangat giat belajar bersama teman-temannya, dia selalu bertanya kepada teman-temannya tentang materi yang tidak dia ketahui, Mita juga tidak pernah tidur lagi selama KBM berlangsung dan dia pun selalu mendengarkan serta mencatat penjelasan yang diterangkan oleh pak Ahmad mustahiq Mita.
Beberapa minggu setelah itu, pembagian rapor madin pun tiba.
“Assalamu’alaikum” salam pak Ahmad
“Wa’alaikumsallam”
“Baiklah hari ini adalah hari dimana hasil dari perjuangan kalian dalam setahun ini dibagikan, jadi persiapkan diri kalian”
“Ayolah pak cepetan dibagiin pak, kepo nihh” ucap Aisyah
“Yaa yaa man sobaroo, baiklah yang saya panggil maju kedepan ya”
Dan satu persatu nama dipanggil bergiliran oleh pakAhmad untuk mengambil rapor mereka
“Ini saya akan membacakan siswi yang mendapatkan peringkat tiga besar”
“waduhh bahaya nihh, deg degan aku” tutur Aisyah
“Udahlah biasa aja, palingan juga aku ga dapet tiga brsar” ucap Mita dengan pasrah
“Baiklah saya bacakan, peringkat tiga yaitu Aisyah”
“Uhuy peringkat tiga” seru Aisyah senang
“Peringkat dua Naya, dan yang mendapat peringkat pertama adalahh….. Mita”
“Hah…. Aku peringkat pertama Syah” seru Mita kagrt dan senang
‘Selamat ya Mit, itu adalah hasil perjuanganmu selama ini”
Setelah KMB selesai Mita pun pulang ke asrama dengan membawa hasil peruangannya selama beberapa bulan terakhit dengan bangga dan senang.
Akhirnya dia bisa maju selangkah demi selangkah untuk mewujudkan harapan kedua orang tuanya.
Oleh: Vikha Rahma
Happy
0
0 %
Sad
0
0 %
Excited
0
0 %
Sleepy
0
0 %
Angry
0
0 %
Surprise
0
0 %