Dalam rangka memperingati Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW, di malam Jum’at yang insyaallah di hujani rahmat dan berkah Asrama Darsyi menggelar rangkaian acara dhiyaul lami’ dan maulidud diba’iyah.
Di malam dan di Bulan Rojab yang mulia ini Agus Ahmad Nasyirudin Moenir Gus Anas dan Ning Hj Ita Rosyidah Miskiyah Ning Ochi berkesempatan untuk menyampaikan mauidhotul udzma.
Gus Anas ngendikan, “Maulid dhiyaul lami’ karya dari Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, mengarang kitab tersebut termasuk era baru maulid tapi syairnya benar-benar dipilih,” tutur meliau membuka mauidhoh.
Kemudian beliau menjelaskan bahwa dalam pembukaan maulid dhiyaul lami’ terdapat 12 bait syair yang mengandung makna tanggal lahir kanjeng nabi.
Setelah itu, beliau beralih menuju pembahasan isro’ dan mi’roj Nabi Muhammad SAW di Bulan Rojab, beliau ngendikan, “Bulan Rojab dalam Kitab Ianatut Tholibin memiliki makna tarjib yaitu memuliakan atau mengagungkan,” terang beliau.
Mengapa? Karena dalam Bulan Rojab atau dikenal pula dengan bulannya Allah memiliki momentum istimewa yang sangat agung yakni perintah sholat sebanyak lima waktun 17 rokaat. Momentum ini merupakan momentum fundamentalnya umat Islam sebab diturunkannya perintah sholat.
Kala itu, tepat di malam 27 Rojab Rasulullah diperintahkan oleh Allah untuk menunaikan perjalanan ilahiyah yang dimulai dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa, perjalanan ini disebut dengan Isro’ kemudian dilanjutkan perjalanan dari Masjidil Aqsa menuju Sidrotul Muntaha yang disebut dengan perjalanan mi’roj.
Gus anas dawuh, “Sebelum adanya perintah sholat umat Islam sudah dihadiahi hadiah istimewa yakni keimanan dan ketauhidan,” tutur garwo Ning Ochi.
Karena dalam perjalanan Isro Mi’roj yang penuh keajaibaan dan kuasa Allah ta’ala tidak akan sampai oleh logika manusia, maka dari itu umat Islam diuji keimanan dan ketauhidannya. Perjalann kilat nan jauh ini merupakan perjalanan heroic yang menguji keyakinan umat Islam.
Dalam sejarahnya dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW menaiki hewan besar yang disebut dengan buroq. Ketika beliau ingin menaiki buroq diceritakan bahwa Syekh Abdul Qodir Al-Jailani salah satu keturunan beliau hadir untuk membantu kanjeng nabi manaiki buroq dengan cara membopong Nabi Muhammad menaiki pundaknya agar sampai di atas buroq.
Peristiwa ini terbukti ketika Syekh Abdul Qodir Al-Jailani lahir terdapat bekas pijakan pada pundaknya, dan Gus Anas juga dawuh, “Peristiwa isra’ dan mi’rajnya kanjeng nabi ini sampai sekarang masih dijadikan bahtsul masa’il,” kemudian beliau juga menambahkan, “Gunanya kita ngaji itu bukan untuk mengkufuri tapi untuk semakin mengimani,” jelas beliau.
Beliau juga mengajak para santri dan ibu-ibu jamaah untuk mentaukidi lagi tentang sholat, dawuh beliau, “Kajilah dan mengajilah,” karena begitu pentingnya sholat sehingga disebutkan dalam Al-Qur’an melalui dalil:
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“Sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan-perbuatan keji dan munkar”
(Q.S Al-Ankabut:45)
Beliau juga menyampaikan dawunya Habib Shaleh Al-Jufri, “Kalo sholat panjenengan baik brati semuanya baik,” hal ini tak lain dikarenakan sholat merupakan syariat yang kita lakukan dengan keimanan yang paling dalam. Dilakukan dengan seluruh tubuh dari atas sampai bawah untuk persaksian dan penghambaan.
Gus Anas berpesan, “Moment isro’ mi’roj ini jadikanlah moment untuk menjadi lebih baik,” pesan beliau kepada jamaah. Beliau juga menambahkan, “Bulan Rojab adalah bulan pembuka karena terdapat do’a:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami di bulan Ramadhan.”
Dan rentetan 3 bulan agung yakni Bulan Rojab bulannya Allah, Bulan Sya’ban bulannya Nabi Muhammad, dan Bulan Romadhon bulannya umat Nabi Muhammad,” maka dari itu Gus Anas berpesan, “Berpuasa setidaknya minimal satu hari dan kalo jenengan bisa perbanyaklah puasa dan amal baik karena semua yang di Bulan Rojab urusannya Rasul dan Allah,” pesan menantu KH Imam Yahya Mahrus.
Perbedaan amalan di Bulan Rojab dengan Bulan Romadhon yaitu ketika di Bulan Romadhon puasa tidak puasa itu urusan masing-masing umat karena itu merupakan kewajiban masing-masing hamba. Dan amalan yang ada di Bulan Romadhon itu langsung puasa.
Terakhir Gus Anas berpesan, “Dimoment Bulan Rojab ini, dimoment di turunkannya perintah sholat, dimoment ketauhidan dan keimanan kalian dipertaruhkan, jadilah umat Islam yang sudah baik ini menjadi lebih baik biar penjenengan ini benar-benar diakui hamba Allah dan umat kanjeng nabi. Melalui wasilah sholat semoga dapat menjadi syafaat di yaumul hisab karena itu merupakan amal pertama yang akan di hisab,” pesan terakhir beliau sebelum dilanjutkan oleh Ning Ochi.
Tidak jauh berbeda dengan Gus Anas, Ning Ochi juga menyampaikan mauidhoh tentang istimewa dan agungnya Bulan Rojab. Ning Ochi ngendikan, “Bulan Rojab niku selain ada moment yang sakral di dalamnya, dawuhnya Rasulullah Bulan Rojab merupakan bulannya Allah,” tutur Ning Ochi melanjutkan mauidhoh Gus Anas.
Ning Ochi ngendikan, “Bahwasannya kita akan memasuki bulan yang sangat berharga yakni Bulan Romadhon,” lanjut beliau. Jadi, maksud beliau sebelum umat Islam mempersiapkan Bulan Romadhon terlebih dulu dimulai dari Bulan Rojab yakni bulan dengan moment pertama kali umat Islam diwajibkan sholat lima waktu, moment tajdidul iman, moment memperbaharui iman kepada Allah.
Kemudian dilanjutkan dengan Bulan Sya’ban yakni bulannya kanjeng nabi yang disambut dengan cara memperbanyak sholawat. Hingga akhirnya berjumpalah dengan bulan yang sangat istimewa, bulan yang memang ditujukan untuk umat Islam diseluruh penjuru dunia, yang tak lain lagi yakni Bulan Romadhon yang senantiasa dinanti-nanti hadirnya.
Kemudian Ning Ochi dawuh, “Kita semua berkumpul insyaallah untuk memperlihatkan rasa syukur, jadi mengingat moment isro’ mi’roj ini tak lain untuk mengungkap rasa syukur dan terima kasih kita kepada Rasulullah,” tutur Ning Ochi.
Mengapa? Karena melalui moment isro’ mi’roj yang luar biasa ini, ketika Rasulullah mendapat anugrah dari Allah SWT beliau tidak melupakan umatnya dan hal ini telah terbukti melalui bacaan tahiyat yang setiap kali dibaca ketika sholat.
Terakhir harapan dan do’a Ning Ochi, “Kumpulnya kita disini bukan lain menharap rasa syukur dan terima kasih kita menjadi sebab Allah melihat dalam hati kita cinta kepada nabi Muhammad SAW. Semoga kita di Bulan Rojab bisa memantapkan iman kepada Allah, merefresh dan memperbarui iman untuk kenal dan dekat dengan Allah, dan Ridho Allah itu tingkatanya di atas wali,” harapan dan do’a beliau sekaligus sebagai penutup mauidotul udzma spesal memperingati Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW. Waallahu a’lam.