0 0

Berbicara tentang Kaum Yahudi, kebanyakan orang akan terlintas dengan masyarakat yang bermukim di Negara Israel dan selalu konflik dengan Warga Palestina, padahal, kalau ditelisik lebih dalam, Kaum Yahudi memiliki sejarah panjang serta memiliki setiap kontroversi di dalam catatan sejarahnya. Kalau begitu, siapa sebenarnya Kaum Yahudi itu?

Kaum ini bermula dari Bani Israel, salah satu golongan keturunan Nabi Ya’qub As, mereka bertempat di sebuah Negara Kuno bernama Kana’an, sekarang meliputi Palestina, Israel, Lebanon serta sebagian Yordania dan Suriah. Dalam lika-liku kehidupan Kaum Yahudi, sesekali mereka menjadi bangsa yang terbimbing dan kadang kala mereka dalam keadaan dzalim dan terdzalimi.

Abad ke 16 Sebelum Masehi Taurat turun pada Nabi Musa As, beliau membawa Bani Israel dari Mesir ke Negeri Gurun Tandus, Jerussalem. Tatkala mukim di daerah ini, Taurat diagungkan dan Asma Allah Swt diesakan, berjalannya waktu, keponakan Nabi Musa, yakni Nabi Yusya’ mendirikan Kerajaan Israel, Bani Israel memiliki Nabi-Nabi yang silih berganti, mereka hidup tenang, dengan arahan dan bimbingan dari beliau-beliau.

Masa keemasan Bani Israel terjadi pada masa pemerintahan Thalut (kurang lebih 1020-1000 sebelum masehi), ditandai dengan kesuksesannya mengalahkan Jalut (Goliat), tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur’an, ia merupakan seorang berperawakan raksasa dari Dinasti Bukhtanashar, serangkaian kisah Jalut tertulis dalam Surat Al-Baqarah ayat 246 sampai 251.

Kepemimpinan Bani Israel kembali dilanjutkan oleh Nabi Dawud (kurang lebih 1000-962 sebelum masehi), kemudian Nabi Sulaiman (kurang lebih 962-932 sebelum masehi). Konflik terjadi setelah Nabi Sulaiman wafat, Bani Israel yang terdiri dari 12 suku terpecah menjadi dua kubu, sepuluh suku bermukim di utara di bawah Kerajaan Israel dengan ibu kota Samaria, dipimpin oleh Yurub’am ibn Banath, salah satu gubernur Sulaiman as yang membangkang. Dua suku lain (Yahudza dan Bunyamin) menetap di selatan, di bawah kerajaan Yehuda/ Yudea, beribukota di Yerussalem.

Dua kerajaan ini, Yahudza dan Israel tak henti-hentinya saling berperang, hingga tak disangka-sangka Kerajaan Israel mendapat serangan dari Kota Asyur (Irak), salah satu golongan dari Dinasti Asyria. Walhasil, Kerajaan Israel mudah untuk ditumbangkan, akhirnya masyarakat Israel dijadikan budak di Asyur, nasib Kota Samira diambil alih.

Kehancuran Kerajaan Israel tak lantas mempengaruhi Kerajaan Yahudza, Yahudza yang diperintah oleh Keturunan Nabi Sulaiman tetap eksis, walaupun terkadang mendapat ancaman dari negara lain, salah satunya serangah hebat dari Salmansher.

Hingga tiba akhirnya, pada tahun 588 sebelum masehi, Yahudza takluk dibawah Babil yang dipimpin oleh Nebukhadnezzar II, nasib mereka dijadikan sebagai tawanan sedangkan yang selamat menyebar ke negeri lain. Kejadian menjadi berbalik, Bani Israel yang dulunya ada di kubu Yahudza bangkit kembali, sebab Cyrus Agung bersama pasukan persia menaklukan Babil kemudian membebaskan tawanan Israel di tahun 590-529 SM, berkat kejadian ini, Uzair seorang yahudi melakukan restorasi Baitul Maqdis sehingga dapat eksis kembali sampai pada tahun 120 SM.

Ketenangan Bani Israel kembali diusik, puncaknya mereka benar-benar tumbang, sebab agresi tak henti dari Kaisar dan opsir-opsir Romawi, seperti Kaisar Tiberius, tahun 19 SM, diluluhlantakan oleh Kaisar Nero, Kaisar Titus (70 M), Trajan dan Andrian. Berawal dari peristiwa menyedihkan ini, Bani Israel berpencar mencari perlindungan ke berbagai tempat. Bani Israel yang berdiaspora ini dikenal Yahudza, nama Yahudi pun lebih familiar menjadi julukan mereka, walaupun sejatinya, identitas mereka adalah masyarakat Israel yang terusir. Kini  Yahudi lebih identik menjadi sebuah Agama dan dianggap sebagai pemeluk Agama Taurat.

About Post Author

Azka Zulfarrohman

azkazulfarrohman20@gmail.com

Happy

0 0 %

Sad

0 0 %

Excited

0 0 %

Sleepy

0 0 %

Angry

0 0 %

Surprise

0 0 %